Deteksi Dini Omicron, Pemudik dan Pasien RS di Pantura Jateng Dites
Ditemukannya kasus transmisi lokal varian Omicron membuat pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan. Pemudik dan pasien RS di pantura barat Jateng, misalnya, dites antigen dan PCR untuk deteksi dini penularan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus pertama transmisi lokal Covid-19 varian Omicron pada Selasa (28/12/2021). Pemerintah daerah di pantura barat Jawa Tengah mengantisipasi perluasan penularan Omicron dengan mengetes usap pemudik serta pasien-pasien di rumah sakit.
Pengumuman terkait ditemukannya transmisi lokal Omicron dilakukan Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, dalam keterangan pers daring, Selasa.
Pasien yang diketahui positif Covid-19 varian Omicron tersebut adalah laki-laki berusia 37 tahun yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. Pasien tersebut tanpa riwayat dari luar negeri ataupun menjalin kontak dengan pelaku perjalanan internasional dalam beberapa bulan terakhir (Kompas.id, 28/12/2021).
Nadia menyebut, pasien tersebut melakukan tes antigen sebagai syarat perjalanan kembali ke Medan dengan hasil positif pada 19 Desember. Hasil positif juga didapatkan dari tes polymerase chain reaction dengan metode S-gene target failure atau PCR-SGTF pada 20 Desember 2021 sehingga pemeriksaan menggunakan whole genome sequencing (WGS) dilakukan.
”Konfirmasi Omicron didapatkan dari Laboratorium GSI (Genomik Solidaritas Indonesia) pada 26 Desember,” kata Nadia.
Setelah mendapati kasus itu, pelacakan kontak dilakukan di sejumlah tempat yang sebelumnya dikunjungi pasien, yakni salah satu restoran di Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta, salah satu apartemen di Jakarta Utara yang menjadi tempat tinggal pasien, dan tempat-tempat lain yang dikunjungi pasien.
Kendati tidak mengeluhkan gejala berat, pasien itu dirawat di RS Sulianti Saroso. Hal itu untuk meminimalkan transmisi dan mempelajari gejala klinis lebih lanjut dari varian tersebut.
Adanya temuan kasus transmisi lokal Omicron membuat pemerintah daerah pantura barat waspada. Di Kota Pekalongan, misalnya, para pemudik yang tiba di Kota Pekalongan akan langsung didata dan dites usap.
”Pendatang akan langsung kami tes dan kami wajibkan karantina mandiri. Pengetatan protokol kesehatan di tempat-tempat umum kami lakukan dengan cara razia masker dan pembubaran kerumunan. Tempat publik, pusat perbelanjaan, dan pertokoan tutup maksimal pukul 21.00,” ujar Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid.
Menurut Afzan, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi juga akan diketatkan. Setiap akan masuk atau keluar di tempat-tempat publik, masyarakat diwajibkan memindai kode khusus yang terhubung ke aplikasi Peduli Lindungi. Hanya pengguna dengan status hijau yang boleh masuk ke tempat-tempat tersebut.
Deteksi dini
Sementara itu, di Kabupaten Tegal, antisipasi penyebaran varian Omicron akan dideteksi dini melalui pengetesan usap. Tes usap antigen dilakukan kepada para pemudik dan orang-orang yang memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan.
Pendatang akan langsung kami tes dan kami wajibkan karantina mandiri. (Achmad Afzan)
Adapun tes usap PCR akan dilakukan kepada pasien-pasien yang dirawat di seluruh rumah sakit di Kabupaten Tegal. Jika hasilnya positif, sampel usap pasien itu akan diperiksa lebih lanjut menggunakan WGS di Laboratorium kesehatan Kementerian Kesehatan di Semarang.
”Meski sudah dua pekan terakhir kami nol pasien Covid-19 baru, kewaspadaan tinggi tetap kami terapkan. Apalagi, varian baru Omicron sudah ada transmisi lokalnya,” tutur Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji.
Hendadi menyebut, setiap harinya ada 30-40 sampel PCR pasien RS yang diuji di RS dr Soeselo Kabupaten Tegal. Adapun jumlah tes antigen harian di wilayah itu fluktuatif. Sedikitnya 4.362 orang di Kabupaten Tegal dites antigen sepanjang Desember 2021.