Libur Imlek, Pelaku Wisata di Kota Batu Optimalkan Wahana
Tahun Baru Imlek kali ini dinilai lebih longgar dari tahun 2021. Meski begitu, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pelaku wisata di Batu menyambut libur Imlek. Obyek wisata mengoptimalkan wahana bernuansa Tionghoa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Meski situasi pandemi dirasakan lebih longgar, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pengelola wisata di Kota Batu, Jawa Timur, dalam menyambut libur tahun baru Imlek 2573. Kalaupun ada, mereka mengoptimalkan wahana yang sudah ada.
Jatim Park Grup, misalnya, berencana mengoptimalkan wahana bernuansa Tionghoa yang dimiliki. Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto, Minggu (30/1/2022), mengatakan, tahun ini pihaknya menghadirkan atraksi barongsai di Jatim Park 1 dan 2.
”Kami lebih ekspos area ’park’ yang punya nuansa China, seperti Legend Star. Di Museum Angkut juga ada area pecinan. Jatim Park 1 ada barongsai dan pohon angpau. Wahana permainan lainnya, seperti Naga, juga punya nuansa Imlek kental. Ini semua akan dioptimalkan,” ujarnya.
Menurut Titik, Imlek kali ini sedikit berbeda dengan tahun lalu. Pada Imlek 2021, hampir tidak ada kegiatan ataupun atraksi dengan alasan situasinya masih pandemi dan cakupan vaksinasi masih kecil. Adapun Imlek kali ini dirasa lebih longgar, banyak masyarakat telah divaksin serta perangkat di lokasi wisata lebih siap. ”Meski kali ini agak longgar, persyaratan tetap, protokol kesehatan tidak diabaikan. Pengunjung harus sudah vaksin pertama dan kedua. Selain itu juga tetap menggunakan aplikasi Peduli Lindungi,” tuturnya.
Jatim Park Grup mempredikasi ada peningkatan jumlah pengunjung meski Imlek berlangsung bukan di akhir pekan. Titik memperkirakan banyak masyarakat menjadikan Senin (31/1) sebagai hari ”terjepit” sehingga seolah mereka memiliki libur panjang akhir pekan, sejak Minggu-Selasa.
”Tanggal 31 Januari kami wacanakan sebagai long weeked juga. Harga tiketnya kami buat seperti weekend. Siapa tahu kemungkinan ada warga yang tidak sempat libur akhir tahun karena aturan pemerintah; kini mereka bisa menggantinya di saat Imlek,” ujarnya.
Dari pantauan Kompas, Minggu pagi, wisatawan yang menuju Batu cukup ramai. Hal ini terpantau pada akses menuju Batu dari arah Surabaya, selepas pintu Tol Singosari. Bahkan, arus kendaraan luar daerah sempat macet sejak dari simpang empat Kepuharjo (Karangploso) sampai depan kampus Institut Teknologi Nasional.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi saat dihubungi memperkirakan ada peningkatan jumlah wisatawan saat Imlek. Namun, jumlahnya tidak bisa menyamai libur Tahun Baru ataupun Lebaran.
Menurut Sujud, peningkatan jumlah wisatawan tidak signifikan. Pengelola wisata menyadari setiap Januari-Februari kunjungan wisatawan sepi lantaran anak sekolah sudah masuk kembali. Wisatawan akan kembali naik Maret-April. Namun, karena April bertepatan dengan puasa Ramadhan, kemungkinan jumlah wisatawan turun lagi dan baru meningkat pada Mei.
”Kunjungan naik tinggi hanya di pekan pertama Januari, setelah itu turun. Di Selecta, yang awal Januari lalu bisa tembus 7.000 orang per hari (kapasitas 10.000), lalu turun menjadi 5.000 orang pada akhir pekan berikutnya dan berangsur turun lagi,” ujarnya.
Kondisi obyek wisata, lanjut Sujud, tidak berbeda jauh dengan tingkat hunian hotel. Berbeda dengan libur Tahun Baru yang biasanya melonjak, tamu yang menginap di hotel saat Imlek juga relatif sedikit lantaran banyak warga merayakan Imlek bersama keluarga.
”Kalau soal persiapan khusus, tidak ada. Mungkin hanya memasang banner ucapan selamat Imlek. Memasang pernak-pernik berbau Imlek,” ujar Sujud yang juga menjabat sebagai Direktur Taman Rekreasi Selecta.