1.838 PKL Malioboro Direlokasi Awal Februari, Pengundian Lapak Dimulai
Relokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, akan dimulai pada awal Februari. Berdasar hasil pendataan sementara, ada 1.838 PKL yang akan direlokasi ke dua tempat.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Proses relokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, bakal segera dilaksanakan. Menurut rencana Pemerintah Daerah DI Yogyakarta, para PKL di Malioboro akan direlokasi secara bertahap mulai awal Februari 2022. Berdasar hasil pendataan sementara, ada 1.838 PKL yang akan direlokasi ke dua tempat. Pedagang kecewa karena sebelumnya selalu minta penundaan.
”Kami sudah pernah menunda-nunda. Jadi, kami mulai saja. Hitungannya awal Februari sudah mulai geser,” kata Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji seusai menghadiri rapat di DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Rabu (26/1/2022).
Seperti diberitakan, Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta berencana merelokasi para PKL yang selama ini berjualan di trotoar kawasan Malioboro. Relokasi itu dilakukan sebagai bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Sumbu Filosofi merupakan garis lurus yang membentang di antara tiga bangunan penting di Yogyakarta, yakni Tugu Golong Gilig atau Tugu Yogyakarta, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Sumbu Filosofi itu melambangkan perjalanan manusia sejak lahir hingga meninggal atau kembali kepada Tuhan. Sejak beberapa tahun lalu, Pemda DIY berencana mengajukan kawasan Sumbu Filosofi agar ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Usulan disampaikan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Menurut rencana, para PKL itu akan dipindahkan ke dua tempat berbeda yang masih berada di kawasan Malioboro. Tempat pertama adalah bangunan di lahan bekas Bioskop Indra yang berada di seberang Pasar Beringharjo. Adapun tempat kedua adalah los atau lapak yang telah dibangun di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata DIY.
Kadarmanta memaparkan, berdasarkan hasil pendataan hingga Selasa (25/1/2022) malam, jumlah PKL Malioboro yang akan direlokasi sebanyak 1.838 orang. Dia menyebutkan, semua PKL yang menjadi sasaran relokasi itu telah mendaftar untuk mengikuti relokasi. ”Hari ini, semua target sudah mendaftar untuk ikut relokasi, 100 persen sudah,” katanya.
Akan dilakukan pengundian tempat untuk menentukan lokasi lapak setiap PKL. Proses pengundian yang dilakukan oleh setiap paguyuban PKL Malioboro itu diharapkan selesai pada akhir Januari 2022.
Kadarmanta menambahkan, selama beberapa hari ke depan akan dilakukan pengundian tempat untuk menentukan lokasi lapak setiap PKL. Proses pengundian yang dilakukan oleh setiap paguyuban PKL Malioboro itu diharapkan selesai pada akhir Januari 2022. Setelah pengundian selesai, proses relokasi akan dimulai pada awal Februari dan ditargetkan selesai pada pertengahan Februari.
Kadarmanta juga menyebutkan, pada Rabu sore ini akan digelar acara wilujengan atau selamatan di dua tempat relokasi PKL Malioboro. Acara wilujengan yang, menurut rencana, dihadiri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X itu menandakan bahwa dua tempat relokasi tersebut telah siap digunakan.
Menurut Kadarmanta, proses relokasi PKL Malioboro itu sebenarnya telah direncanakan sejak lama. Namun, proses relokasi baru bisa dilakukan tahun ini karena Pemda DIY harus menyiapkan tempat relokasi terlebih dulu. ”Sebenarnya rencana ini sudah cukup lama. Kebetulan sekarang ada momentum kami sudah mendapatkan tempat. Kami tidak ingin memindahkan PKL tanpa solusi,” ujarnya.
Pengelolaan
Kadarmanta menuturkan, dua tempat relokasi PKL Malioboro itu akan dikelola oleh institusi berbeda. Tempat relokasi di lahan eks Bioskop Indra akan dikelola oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY. Sementara itu, tempat relokasi di lahan bekas Dinas Pariwisata DIY akan dikelola oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Kadarmanta juga mengakui, tempat relokasi PKL di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata DIY bersifat sementara. Menurut rencana, tempat relokasi itu hanya akan digunakan selama dua tahun. Dalam waktu dua tahun itu, Pemda DIY akan mencari tempat di kawasan Malioboro untuk menampung para PKL secara permanen.
”Seandainya dalam waktu dua tahun kami belum bisa mendapatkan tempat, kami akan perpanjang (pemakaian tempat relokasi di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata DIY). Tetap akan kami pertahankan di situ sampai kami bisa menyiapkan tempat,” ujar Kadarmanta.
Kadarmanta menambahkan, Pemda DIY tidak akan memberikan bantuan jatah hidup untuk para PKL yang telah direlokasi. Namun, Pemda DIY akan memfasilitasi promosi dan pemasaran agar para wisatawan dan pembeli datang ke tempat relokasi PKL Malioboro. ”Kami akan tetap memfasilitasi pemasarannya agar orang bisa datang dengan mudah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro Yati Dimanto mengaku kecewa dengan keputusan Pemda DIY yang tidak mau menunda proses relokasi. Padahal, sejumlah PKL telah berkali-kali meminta agar proses relokasi ditunda. ”Teman-teman PKL sangat-sangat kecewa,” katanya.
Sejumlah PKL meminta agar proses relokasi ditunda setelah Lebaran. Sebab, pada masa libur Lebaran, para PKL biasanya mendapat pemasukan yang besar. (Yati Dimanto-pedagang)
Yati menyatakan, para PKL Malioboro sebenarnya siap untuk direlokasi. Namun, sejumlah PKL meminta agar proses relokasi ditunda setelah Lebaran. Sebab, pada masa libur Lebaran, para PKL biasanya mendapat pemasukan yang besar.
”Kami siap kok direlokasi, cuma mohon ditunda habis Lebaran. Hitung-hitung kami cari sangu (uang saku) untuk masuk di tempat yang baru. Karena, di tempat yang baru tidak menjamin kami begitu masuk langsung laku,” ucap Yati.