Serangan KKB di Maybrat Hambat Pembangunan Infrastruktur
Penyerangan terhadap anggota Batalyon Zeni Tempur 20/Pawbili Pelle Alang menyebabkan pembangunan jembatan di pedalaman Kabupaten Maybrat terhenti. Padahal, masyarakat setempat sangat membutuhkan infrastruktur itu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata atau KKB menyerang prajurit TNI AD dari Batalyon Zeni Tempur 20/Pawbili Pelle Alang yang sedang membangun jembatan di Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (20/1/2022). Ulah ini menyebabkan pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan warga terhambat.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari Kolonel (Arm) Hendra Pesireron, saat dihubungi dari Jayapura pada Kamis sore, mengatakan, insiden tersebut menyebabkan satu prajurit gugur dan tiga prajurit lainnya dalam kondisi kritis. Semua korban telah dievakuasi ke Kota Sorong sejak pukul 13.30 WIT.
Prajurit yang gugur dalam insiden ini adalah Sersan Dua Miskel Rumbiak (sebelumnya tertulis Maikel-red) karena tertembak di perut. Miskel sempat menjalani perawatan di puskesmas setempat, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Adapun tiga prajurit yang mengalami luka berat yakni Sersan Dua Darusman yang terluka tembak di lengan kiri, Prajurit Dua Azis terluka tembak di tangan kanan, dan Prajurit Dua Abraham terluka tembak di paha, pundak, dan lengan kiri.
Saat ini ketiga korban yang kondisinya kritis sedang menjalani operasi di Kapal Republik Indonesia (KRI) Soeharso 990 di Pelabuhan Umum Sorong. Sebelumnya, mereka dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut dr R Oetojo Sorong.
”Korban Miskel Rumbiak akan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Raja Ampat pada Jumat (21/1/2022). Keluarganya sangat marah dan mengecam aksi ini,” ungkap Hendra.
Kejadian ini berawal ketika anggota Yonzipur 20/PPA hendak melakukan perbaikan jembatan di Distrik Aifat Timur Tengah sekitar pukul 07.00 WIT. Namun, mereka terlibat kontak tembak dengan KKB saat dalam perjalanan dari Kampung Faan Kahrio.
Hendra mengungkapkan, pembangunan jembatan di distrik itu sangat dibutuhkan warga setempat untuk perjalanan antarkampung. Jembatan ini dirusak oleh KKB pada September tahun lalu.
Total sudah terjadi dua kali serangan terhadap anggota TNI AD di Kabupaten Maybrat. Pada 2 September 2021, KKB menyerang Pos Koramil Kisor di Distrik Aifat Selatan, Maybrat. Para pelaku yang berjumlah lebih dari 30 orang menyerang dengan menggunakan parang.
Empat anggota TNI gugur dalam insiden itu, yakni Komandan Pos Koramil Kisor Letnan Satu (Inf) Dirman, Sersan Dua Ambrosius Yudiman, Prajurit Kepala Muhammad Dirhamsyah, dan Prajurit Satu Zul Ansari Anwar. Sementara dua anggota lainnya mengalami luka berat, yakni Sersan Satu Juliano dan Prajurit Satu Ikbal.
Diperlukan upaya penegakan hukum untuk mengatasi aksi kelompok sipil bersenjata di sana.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menyatakan, pihaknya terlihat dalam serangan di Distrik Aifat Timur Tengah itu. ”Aksi ini dipimpin oleh Panglima Deny Mos dan Komandan Operasi Mayor Arnoldus Kocu. Kami menyerang saat mereka sedang memperbaiki jembatan,” ujarnya.
Kepala Komnas HAM Perwakilan Wilayah Papua Frits Ramandey menyesalkan penyerangan terhadap anggota TNI di Kabupaten Maybrat. Ia menilai aksi ini tidak berperikemanusiaan karena menyerang aparat yang sedang membangun fasilitas publik.
Ia menilai aksi kelompok ini juga menghambat upaya pemulangan ribuan pengungsi dari hutan. Mereka melarikan diri setelah insiden penyerangan Pos Koramil Kisor. Diperkirakan, 6.000 warga mengungsi pasca-insiden tahun lalu itu.
”Diperlukan upaya penegakan hukum untuk mengatasi aksi kelompok sipil bersenjata di sana. Akan tetapi, kami berharap upaya penegakan hukum dilakukan secara terukur,” ucap Frits.