Keterbatasan Stok Jadi Kendala Vaksinasi ”Booster” di Surakarta
Pemkot Surakarta sudah memulai vaksinasi penguat atau ”booster”, Jumat (14/1/2022). Stok vaksin yang masih terbatas menjadi persoalan untuk menjangkau sasaran lebih cepat. Padahal, antusiasme warga cukup tinggi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta sudah memulai vaksinasi penguat, atau booster, Jumat (14/1/2022). Stok vaksin yang masih terbatas menjadi persoalan untuk menjangkau sasaran lebih cepat. Padahal, antusiasme warga lanjut usia yang diprioritaskan menerima vaksin lebih dahulu cukup tinggi.
Secara perdana, vaksinasi booster di kota tersebut diadakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibu Fatmawati Soekarno Kota Surakarta. Sasarannya merupakan warga lanjut usia (lansia). Jumlah total sasaran yang memenuhi syarat vaksinasi penguat sekitar 55.000 orang.
Namun, saat ini, vaksinasi baru bisa menyasar sekitar 400 orang. Penyebabnya stok vaksin berjenis AstraZeneca, yang digunakan untuk vaksin penguat, tinggal tersisa 200 dosis. Dalam vaksinasi penguat, seorang cukup menerima setengah dosis dari yang seharusnya.
”Stok vaksinnya terbatas. Bagaimana lagi, stoknya masih sedikit. Minggu depan akan kami minta tambahannya,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, seusai meninjau pelaksanaan vaksin penguat.
Gibran juga mengupayakan penambahan stok vaksin dengan meminta dari daerah-daerah lain yang stoknya berlebih. Khususnya apabila yang stok vaksinnya menumpuk dan hampir kedaluwarsa. Pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah daerah di Jawa Tengah terkait persoalan itu.
Selain itu, Gibran merasa bersyukur dengan dimulainya vaksinasi penguat kepada warga lansia. Diharapkan, mereka bisa semakin terlindungi dari penularan Covid-19 dalam beraktivitas sehari-hari. Antusiasme warga dinilainya juga cukup tinggi untuk menerima vaksin penguat itu.
”Warga lansia ini antusias sekali. Lancar-lancar semuanya. Semuanya semoga bisa bertambah sehat setelah mendapat booster itu,” kata Gibran.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengharapkan pihaknya bisa segera mendapat pasokan vaksin tambahan dari pemerintah guna mempercepat jangkauan vaksinasi penguat. Keterbatasan stok vaksin membuat capaian vaksinasi penguat berjalan lambat.
Warga lansia ini antusias sekali. Lancar-lancar semuanya.
Lebih lanjut, Wahyuningsih menyatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan penambahan stok vaksin kepada pemerintah. Rinciannya, ia meminta 30.000 dosis Sinovac, 20.000 dosis Moderna, dan 20.000 dosis AstraZeneca.
”Stok yang ada untuk vaksinasi booster kemungkinan habis Sabtu. Mudah-mudahan ini segera dapat dari pemerintah sehingga saya bisa jalan vaksinasi lagi. Kalau lancar pasokannya, vaksinasi penguat untuk lansia ini bisa selesai di Februari,” kata Wahyuningsih.
Keterbatasan stok vaksin, kata Wahyuningsih, mengakibatkan penyelenggaraan vaksinasi penguat baru bisa di satu faskes. Nantinya, jika stok vaksin sudah memadai, vaksinasi penguat akan diperluas ke fasilitas kesehatan lainnya.
Sedikitnya terdapat 19 unit faskes, yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas, akan dikerahkan. Faskes dipertimbangkan menjadi lokasi vaksinasi mengingat sasaran awalnya merupakan kelompok lansia. Maka, jika terjadi kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI), bisa langsung ditangani secepatnya.
Suradi (69) menjadi salah seorang warga lansia yang paling awal menerima vaksin penguat di Kota Surakarta. Ia antusias atas kesempatan tersebut. Ia juga berharap agar bisa semakin terlindungi dari penularan Covid-19. Tak dimungkirinya kemunculan varian baru bernama Omicron membuatnya khawatir saat beraktivitas di luar.
”Ini semua untuk kesehatan. Jadi, saya sangat senang bisa dapat vaksin booster. Apalagi, ada varian baru Covid-19. Semoga bisa semakin sehat,” kata Suradi.