Antisipasi Potensi Masuknya Omicron dari Perbatasan Terus Dilakukan
Antisipasi terhadap Covid-19 varian Omicron terus dilakukan di perbatasan Indonesia-Malaysia mulai dari wajib karantina hingga pengiriman sampel ke Jakarta. Sejauh ini belum ada ditemukan varian Omicron di perbatasan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Barat terus mengantisipasi potensi masuknya Covid-19 varian Omicron dari perbatasan Indonesia-Malaysia. Pekerja migran Indonesia wajib menjalani karantina dan tes usap. Hingga kini, sampel-sampel yang diperiksa negatif Omicron.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Senin (10/1/2022), menuturkan, kewaspadaan terhadap pekerja migran Indonesia baik yang masuk melalui pos lintas batas negara (PLBN) dan ”jalur tikus” (tidak resmi) terus dilakukan. Pekerja migran yang masuk melalui PLBN tetap dilakukan tes usap PCR.
”Walaupun hasilnya negatif, mereka tetap dikarantina sepuluh hari karena dikhawatirkan pekerja migran bersangkutan masih dalam masa inkubasi,” ujar Harisson.
Setelah sembilan hari masa karantina, pekerja migran akan kembali menjalani tes usap PCR. Jika hasilnya negatif, mereka boleh melanjutkan perjalanan. Namun, apabila hasilnya positif, mereka diisolasi lagi 14 hari.
Pekerja migran yang positif, sampel tes usapnya diperiksa dengan SGTF (sgene target failure) oleh laboratorium Universitas Tanjungpura, Pontianak. Apabila hasilnya probable (kemungkinan) Covid-19 varian Omicron, selanjutnya sampel tersebut dikirim ke Jakarta untuk diperiksa secara WGS (whole genom sequencing) untuk memastikannya.
Hingga kini, sudah 18 sampel probable Omicron yang berasal dari pekerja migran Indonesia yang masuk melalui PLBN. Namun, sampel tersebut setelah dikirim ke Jakarta hasilnya negatif Omicron, tetapi varian Delta.
Catatan Kompas, terdapat lima kabupaten di Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia, yaitu Kabupaten Sambas (batas laut dan darat), Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, serta Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Selain itu, ada sekitar 50 jalan setapak yang menghubungkan desa-desa di Sarawak dengan desa-desa di Kalbar.
Walaupun hasilnya negatif, mereka tetap dikarantina sepuluh hari karena dikhawatirkan pekerja migran bersangkutan masih dalam masa inkubasi.
Selain pencegahan di perbatasan, pencegahan hendaknya juga dilakukan di tingkat lingkungan RT/RW. Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Agus Fitriangga, menuturkan, peran puskesmas sebagai fasilitas kesehatan di tingkat pertama sangat besar.
Puskesmas hendaknya selalu berkoordinasi dengan tokoh masyarakat untuk melapor jika ada warga di lingkungan yang baru tiba dari luar negeri.
Hal itu diperlukan karena tidak semua masyarakat memiliki kesadaran sendiri untuk melapor apabila pulang dari luar negeri. Agus menekankan, pemantauan dari tingkat desa dan kecamatan penting untuk dilakukan sebagai pencegahan masuknya varian baru.
Senada dengan itu, Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, untuk mencegah penularan Covid-19 varian Omicron, RT diminta melapor jika ada warga yang baru tiba dari luar negeri. Dengan demikian, perkembangan warga yang bersangkutan bisa terpantau.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, konsolidasi pengendalian Covid-19 terus dilakukan Satgas Covid-19 termasuk dengan puskesmas. Satgas Covid-19 Kota Pontianak terus bersiaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Fasilitas kesehatan telah disiapkan untuk mengantisipasi.