Antisipasi Omicron, Sidoarjo Targetkan 3.000 Vaksinasi Anak Setiap Hari
Sidoarjo targetkan vaksinasi bagi anak-anak sebanyak 3.000 dosis per hari di tengah terus bertambahnya varian Omicron, sementara pembelajaran di sekolah wajib diselenggarakan secara tatap muka terbatas.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Di tengah terus bertambahnya kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron, pembelajaran di sekolah tetap diselenggarakan secara tatap muka terbatas. Untuk melindungi para siswa tertapar virus itu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menggencarkan vaksinasi terhadap anak-anak dengan target 3.000 dosis setiap hari.
”Dinkes Sidoarjo menargetkan vaksinasi Covid-19 sebanyak 3.000 dosis setiap hari pada anak-anak, terutama yang berusia 6-11 tahun. Upaya percepatan terus dilakukan agar target tersebut bisa dipenuhi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Minggu (9/1/2022).
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah yang berada di level 1 dalam kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Oleh karena itu, pembelajaran tatap muka (PTM) di daerah penyangga Surabaya itu digelar secara penuh dengan kapasitas kelas 100 persen dan lama pembelajaran maksimal enam jam pelajaran setiap hari.
Kebijakan itu didasarkan pada Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 dan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristekdikti) Nomor 160/P/2021 tentang Daerah Khusus Berdasarkan Kondisi Geografis.
Dalam peraturan disebutkan, PTM penuh bisa diselenggarakan dengan syarat capaian vaksinasi dosis kedua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen. Selain itu capaian vaksinasi dosis kedua pada masyarakat berusia lanjut di atas 50 persen.
Syaf mengatakan, meski syarat capaian vaksinasi telah terpenuhi, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam upaya mendukung pelaksanaan PTM sekaligus mencegah sebaran Covid-19, terutama varian Omicron yang sangat cepat menular. Hal itu adalah percepatan vaksinasi pada anak-anak, terutama anak usia 6-11 tahun.
Upaya percepatan vaksinasi pada anak-anak itu, antara lain, ditempuh dengan mengoptimalkan peran puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat. Setiap puskesmas harus meningkatkan cakupan vaksinasi di wilayah masing-masing. Caranya, bekerja sama dengan pengelola sekolah.
Strategi lain, menggandeng instansi terkait, seperti kepolisian dan TNI, untuk memperluas cakupan vaksinasi terhadap anak-anak di Sidoarjo. Percepatan vaksinasi ini menjadi penting karena capaiannya masih rendah sehingga anak-anak rentan terhadap penularan Covid-19.
Berdasarkan data Dinkes Sidoarjo, sampai dengan 2 Januari 2022, capaian vaksinasi dosis pertama untuk anak-anak baru 22,21 persen atau 40.590 dosis. Adapun capaian vaksinasi dosis pertama untuk remaja 163.711 dosis atau 83,34 persen. Capaian dosis keduanya 143.657 dosis atau 73,57 persen.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Tirto Adi mengatakan, semua sekolah di wilayahnya memenuhi syarat menyelenggarakan PTM terbatas, baik secara penuh dengan keterisian kelas 100 persen maupun dengan sistem keterisian 50 persen secara bergantian. Mekanisme pelaksanaan diserahkan kepada pengelola karena harus menyesuaikan dengan kondisi sekolah.
”Prinsipnya, seluruh sekolah di Sidoarjo mulai jenjang PAUD (pendidikan anak usia dini), TK (taman kanak-kanak), sekolah dasar, dan menengah pertama telah memenuhi syarat untuk menggelar PTM terbatas,” kata Tirto.
Penyelenggaraan PTM diawasi secara ketat untuk memastikan penerapan protokol kesehatan demi mencegah munculnya kluster baru sebaran Covid-19. (Tirto Adi)
Tirto mengatakan, penyelenggaraan PTM diawasi secara ketat untuk memastikan penerapan protokol kesehatan demi mencegah munculnya kluster baru sebaran Covid-19. Pengawasan itu melibatkan berbagai pihak, mulai dari orangtua siswa, masyarakat sekitar, hingga pengawas sekolah.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, satuan pendidikan menengah atas dan sederajat, termasuk kejuruan serta sekolah luar biasa, di 24 kabupaten dan kota di wilayahnya telah memenuhi persyaratan untuk menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh berdasarkan capaian vaksinasi Covid-19. Sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan bakal disanksi apabila terbukti melanggar.
Kabupaten dan kota di Jatim yang diperbolehkan menggelar PTM penuh tersebut adalah Kota Kediri, Mojokerto, Blitar, Surabaya, Malang, Madiun, Batu, dan Kota Probolinggo. Selain itu, Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Jombang, Malang, Gresik, Magetan, dan Pacitan. Selain itu, Kabupaten Banyuwangi, Trenggalek, Madiun, Bojonegoro, Tulungagung, dan Kediri.
Pada 24 daerah tersebut pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan setiap hari dengan jumlah peserta didik 100 persen dari kapasitas ruang kelas. Proses belajar mengajarnya paling lama 6 jam pelajaran per hari dengan waktu istirahat 15 menit.
Sementara itu, 8 daerah di Jatim menerapkan PTM terbatas dengan kuota 50 persen dari kapasitas ruang kelas dan durasi belajar paling lama 4 jam pelajaran perhari. Daerah itu meliputi Ponorogo, Bondowoso, Situbondo, Jember, Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Pamekasan.
Selain itu, terdapat 6 kabupaten di Jatim yang menerapkan PTM dengan jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas, dan durasi belajar paling lama 6 jam pelajaran perhari dengan waktu istirahat 15 menit. Daerah itu meliputi Tuban, Probolinggo, Ngawi, Pasuruan, Nganjuk dan Lumajang.