Duplikasi Jembatan Kapuas 1 Penting untuk Mengurai Kemacetan di Kota Pontianak
Rencana pembangunan duplikasi jembatan Kapuas 1 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, memasuki proses lelang fisik. Dengan adanya jembatan itu nanti dinilai bisa mulai mengurai masalah kemacetan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kemacetan saat jam berangkat dan pulang kerja adalah salah satu masalah yang dihadapi Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pembangunan duplikasi jembatan Kapuas 1 menjadi salah satu upaya mengurai kemacetan yang kini memasuki proses lelang fisik.
Lokasi kemacetan saat jam pulang dan berangkat bekerja di perempatan lampu merah Jalan Tanjungpura dan Imam Bonjol serta ke arah Kecamatan Pontianak Timur dan Utara tepatnya jalur jembatan Kapuas 1. Jika jam berangkat bekerja (pagi) kemacetan terjadi dari arah Pontianak Timur menuju kota. Sebaliknya saat jam pulang bekerja (sore) kemacetan terjadi dari arah kota ke Pontianak Timur dan Utara.
Memasuki pukul 07.00 dan pukul 16.00 biasanya deretan kendaraan mulai terlihat antre di jalur tersebut, terutama jika ingin menyeberangi jembatan Kapuas 1 yang membelah Sungai Kapuas di Pontianak. Pada jam-jam tersebut polisi membantu mengurai arus lalu lintas.
Saat pengendara hendak memasuki jalur ke arah jembatan Kapuas 1 kerap berdesak-desakan. Setiap 60 detik kendaraan hanya bergerak beberapa meter. Jalur melalui jembatan Kapuas 1 salah satu jalur yang kerap dilintasi pengendara.
Jika ingin melintasi jalur alternatif melalui jembatan Landak, juga terjadi kemacetan sehingga tidak ada pilihan. Kemacetan pagi dan sore hari berkisar 2-3 jam. Bahkan, terkadang lebih.
Jalur padat
Jalur tersebut, selain menghubungkan wilayah kota dengan Pontianak Timur dan Utara, juga jalur menuju luar kota menuju Kabupaten Mempawah dan Kota Singkawang. Bahkan, jalur itu juga kerap dilintasi warga dari daerah lainnya.
”Pembangunan duplikasi jambatan Kapuas 1 bisa mengurai kemacetan, tetapi hanya untuk melintasi Sungai Kapuas. Jika tidak dibarengi pembangunan ruas jalan baru di sekitar duplikasi jembatan Kapuas 1, maka tidak bisa sepenuhnya mengurai kemacetan,” ujar Loren (48), warga Pontianak Utara, Jumat (7/1/2022).
Hendaknya ada ruas jalan baru juga yang menghubungkan dengan duplikasi jembatan Kapuas 1 sehingga kemacetan di jalan juga terurai, tidak hanya di jembatan. ”Minimal jalan diperlebar,” kata Loren.
Selain penambahan ruas jalan dan duplikasi jembatan Kapuas 1, kedisiplinan masyarakat juga penting menjadi perhatian dalam mengurai kemacetan. Lampu merah kerap dilanggar pengguna jalan.
Kemacetan pernah membuat Loren terlambat saat bepergian misalnya saat menuju ke bandara. Bahkan, tiket pesawat sudah tidak bisa dipergunakan karena terlambat. Belum lagi saat ambulans melintas dalam keadaan darurat sulit sekali ambulans melintas.
”Kemacetan di Pontianak sudah sangat mendesak diselesaikan,” ujarnya.
Kemacetan dulu terjadi pukul 07.00. Namun, kini memasuki siang terkadang masih macet. Penambahan kendaraan tidak sebanding dengan penambahan ruas jalan. Pontianak tidak ada jalan lingkar luar, arus terkonsentrasi ke dalam kota.
Pembebasan lahan lokasi pembangunan jembatan tidak ada masalah. (Edi Rusdi Kamtono)
Dicky (30), warga lainnya, menuturkan, kemacetan di jambatan Kapuas 1 sulit ditembus apalagi saat ingin berjumpa dengan rekan kerja di kota pertepatan dengan jam macet di jalur tersebut. Banyak aktivitas yang terhambat saat macet.
”Saya rasa penting upaya mengurai macet dengan adanya duplikasi jembatan Kapuas 1. Setidaknya dengan adanya duplikasi jembatan Kapuas 1, kemacetan bisa lebih terurai saat jam pulang dan berangkat kerja,” ujar Dicky.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berupaya mengatasi kemacetan tersebut salah satunya dengan rencana pembangunan duplikasi jembatan Kapuas 1. Duplikasi jembatan Kapuas 1 nantinya akan tepat berada di sebelah jambatan Kapuas 1.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, rencana pembangunan duplikasi jembatan Kapuas 1 kini dalam proses lelang fisik. Pemkot terus berupaya agar pembangunan duplikasi jembatan Kapuas 1 segera memasuki pembangunan fisik.
”Pembebasan lahan lokasi pembangunan jembatan tidak ada masalah. Biaya pembangunan jembatan saja diperkirakan sekitar Rp 200 miliar. Kalau termasuk pembangunan jalan yang menghubungkan dengan jembatan bisa mencapai Rp 600 miliar,” kata Edi.
Dengan adanya duplikasi jembatan Kapuas 1, Edi meyakini bisa mengatasi masalah kemacetan di Pontianak hingga 80 persen. Kemacetan terjadi karena aktivitas dan mobilitas masyarakat yang tinggi serta volume kendaraan yang besar di jalur tersebut.
Sementara kapasitas jalan dan jembatan kecil. Kemacetan di Pontianak mulai terlihat sejak tahun 2010. Tren jumlah kendaraan baru yang masuk di Pontianak dari pelabuhan, seperti sepeda motor per bulan sekitar 900 sepeda motor baru. Belum lagi sepeda motor bekas 1.000-2.000 unit per bulan. Mobil baru berkisar 400-600 unit per bulan.
Walaupun ada yang didistribusikan ke kabupaten/kota lainnya, jika 50 persen dari jumlah tersebut di Pontianak, sangat signifikan dampaknya terhadap kemacetan. Sementara jumlah pertambahan jalan lamban.
Pemkot Pontianak, lanjut Edi, sejauh ini hanya bisa sedikit melebarkan jalan yang sudah ada. Jika pelebaran terlalu luas, lahan terbatas. Untuk membangun jalan baru, dana terbatas. Idealnya Pontianak memerlukan jalan auto ring road.