Dunia usaha Kalimantan Barat lebih optimistis menatap tahun 2022. Hal itu karena pengendalian Covid-19 yang semakin baik dan dunia usaha setelah melakukan penyesuaian perlahan menemukan titik keseimbangan baru.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Dunia usaha Kalimantan Barat cenderung lebih optimistis menapaki tahun 2022. Meskipun sempat terseok-seok karena pendemi, perlahan penyesuaian dilakukan dunia usaha. Di sisi lain, kepercayaan dunia usaha terhadap pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 hendaknya tetap dijaga.
Awal pandemi Covid-19 perekonomian Kalimantan Barat sempat terkontraksi. Berdasarkan data Badan Pusat Statitsik (BPD) Kalbar, pertumbuhan ekonomi Kalbar triwulan II-2020 tumbuh minus 3,4 persen. Kontraksi terdalam menurut lapangan usaha triwulan II-2020 pada sektor penyedia akomodasi dan makan minum yang minus 40,51 persen.
Di awal pandemi, banyak usaha tutup. Bahkan, berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar periode 1 Maret-1 Oktober tahun 2020, 752 pekerja di Kalbar terkena pemutusan hubungan kerja. Selain itu, sebanyak 3.978 orang dirumahkan pada periode tersebut.
Namun, perlahan di 2021 perekonomian Kalbar berangsur membaik. Dunia usaha melakukan penyesuaian. Bahkan, ada yang beralih dari satu usaha ke usaha lainnya. Kini, pada tahun 2022 dunia usaha lebih optimistis.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak sekaligus Ketua 3 Apindo Kalbar Andreas Acui Simanjaya, Kamis (6/1/2022), menuturkan, tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kalbar cenderung baik. Hal itu, misalnya, ditopang membaiknya harga komoditas sawit dan bahan tambang.
”Bidang pariwisata dan transportasi masih terbilang lesu. Sektor ini tergantung dari kebijakan protokol kesehatan,” ujar Andreas.
Tahun 2022 ini, pihaknya cenderung optimistis. Selain harga komoditas seperti sawit dan tambang serta karet yang diprediksi masih menjanjikan, dunia usaha selama dua tahun belakangan juga banyak melakukan penyesuaian.
”Sektor yang diprediksi bergairah, antara lain, industri pengolahan, pangan, konstruksi, dan jasa. Pariwisata dan transportasi diprediksi mulai bergairah. Optimisme dunia usaha tumbuh seiring kepercayaan terhadap penanganan pandemi, selain konsumsi meningkat,” ujarnya.
Terkait varian Omicron, menurut Andreas, dunia usaha tidak khawatir berlebihan. Sebab, pengendalian Covid-19 dua tahun terakhir dinilai cukup efektif. Pengendalian itu, misalnya vaksinasi dan persyaratan perjalanan, baik antardaerah maupun ke luar daerah.
Pantauan Kompas, di sejumlah kabupaten gairah perekonomian tampak dari sektor perkebunan sawit. Harga sawit di tingkat pabrik berkisar Rp 2.000-Rp 3.000 per kg. Banyak warga yang menyiapkan lahan untuk membuka perkebunan pribadi.
Bidang pariwisata dan transportasi masih terbilang lesu. Sektor ini bergantung pada kebijakan protokol kesehatan. (Andreas Simanjaya)
Sektor usaha kecil dan menengah juga perlahan pulih. Sejak 2019, kedai-kedai kopi di Pontianak erlahan mulai menggeliat. Usaha tenun kreasi cukup mendapatkan respons pasar yang baik.
Pengendalian Covid-19
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak Eddy Suratman juga optimistis jika varian Omicron terkendali, pada ahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kalbar bisa normal pada angka 5 persen. Bahkan, ia menduga pada kisaran 5,2-5,3 persen. Sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kalbar sekitar 5 persen.
Eddy menuturkan lebih lanjut, gejala pemulihan ekonomi Kalbar sudah terlihat di tahun 2021. Meskipun belum dipublikasi Badan Pusat Statistik, Eddy menghitung pertumbuhan ekonomi Kalbar di tahun 2021 bisa di atas 4 persen.
”Pertumbuhan ekonomi Kalbar triwulan I-2021 masih minus 0,1 persen. Kemudian pada triwulan II-2021 tumbuh positif, yaitu 10,81 persen dan di triwulan III-2021 sebesar 4,6 persen. Pada triwulan IV-2021 belum dihitung, tetapi saya menduga sekitar 5 persen sehingga total keseluruhan pertumbuhan di tahun 2021 bisa 4,2-4,3 persen,” ujar Eddy.
Dengan angka tersebut, artinya mendekati normal. Jika Covid-19 varian Omicron bisa terkendali, maka pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kalbar bisa normal kembali. Pengendalian Covid-19 memegang peranan penting. Konsistensi penanganan Covid-19, seperti vaksin dan protokol kesehatan, penting.
”Jika Covid-19 tidak terkendali, maka pembatasan akan kembali diperketat sehingga memengaruhi permintaan, suplai, dan sebagainya,” ungkap Eddy.
Sementara itu, pemerintah terus berupaya mengendalikan Covid-19, misalnya di Kota Pontianak, ibu kota Kalbar. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, konsolidasi di jajaran Pemerintah Kota Pontianak terus dilakukan. Dua tahun menangani pandemi Covid-19 menjadi pengalaman berharga jika terjadi gelombang baru.
Dari pengalaman selama dua tahun terakhir itu pula, pihaknya lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan. Kesiapan seperti ruangan isolasi, unit gawat darurat, dan oksigen telah disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Demikian juga di tingkat provinsi. Pemerintah Provinsi Kalbar terus mengawasi keluar-masuk warga dari Malaysia di perbatasan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, warga negara Indonesia atau pekerja migran Indonesia yang masuk melalui jalur darat di perbatasan tetap harus dikarantina 7-10 hari.
Pada hari keenam, mereka menjalani tes usap (PCR). Jika hasil tes negatif, mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Namun, jika hasilnya positif akan diisolasi selama 10 hari lagi.
Sampel para pekerja migran Indonesia atau pelintas yang positif dan probable varian Omicron juga dikirim ke Jakarta untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian Omicron. Sampel akan diperiksa lebih lanjut di Jakarta.