Pemeriksaan MRI RSUP Kariadi Kembali Dibuka Pascakebakaran
Kebakaran yang terjadi di RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/12/2021), membuat satu alat MRI di rumah sakit itu rusak. Pelayanan MRI yang tadinya terganggu mulai normal, Senin (3/1/2022).
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Layanan pemeriksaan magnetic resonance imaging atau MRI di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai kembali dibuka, Senin (3/1/2022). Sementara itu, polisi menduga kuat hubungan pendek arus listrik salah satu stop kontak di ruangan MRI menjadi penyebab kebakaran.
Setelah sempat terganggu beberapa hari karena kebakaran, Kamis (30/12/2021), layanan pemeriksaan MRI kembali dibuka, Senin pagi. Kendati demikian, pemeriksaan MRI yang dulunya dilakukan di ruang MRI dialihkan ke instalasi radiologi.
”Kami punya dua alat MRI. Satu alat ada di ruangan MRI di dekat Gedung Kasuari dan yang satunya berada di instalasi radiologi. Satu alat MRI yang di instalasi radiologi akan kami maksimalkan agar pemeriksaan MRI bisa berjalan seperti biasa,” ucap Parna dari bagian Hubungan Masyarakat RSUP dr Kariadi, Minggu (2/1/2022) malam.
Selain MRI, sejumlah layanan, seperti kemoterapi rawat jalan, kemoterapi rawat inap, dan radiologi, bisa kembali dilayani di Gedung Kasuari. Sebelumnya, layanan itu dilakukan di gedung lain, salah satunya di Gedung Garuda.
Pihak RSUP dr Kariadi sempat mengungkapkan rencana pengalihan layanan MRI ke rumah sakit lain yang terdekat. Rencana itu, menurut Parna, tidak jadi diterapkan lantaran satu alat MRI yang berada di instalasi radiologi bisa dimanfaatkan untuk melayani masyarakat.
Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Besar Semarang menduga kuat kebakaran terjadi lantaran hubungan pendek arus listrik di ruang MRI. Hal itu diketahui dari penuturan para saksi, hasil olah tempat terjadinya perkara, dan keterangan saksi ahli yang ditunjuk polisi. Saksi yang diperiksa sebanyak tujuh orang, terdiri dari dokter, petugas administrasi, radiografer, petugas keamanan, dan petugas kebersihan.
”Para saksi menyatakan bahwa mereka mendengar bunyi kretek-kretek saat sedang mengobservasi seorang pasien pada pukul 18.20 di ruang MRI. Karena panik, petugas langsung mengevakuasi pasien ke luar ruangan. Saat salah satu petugas kembali ke ruangan untuk memutus aliran listrik ke alat MRI, api sudah membesar,” tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Donny Sardo Lumbatoruan.
Menurut keterangan para saksi, bunyi kretek-kretek itu berasal dari sebuah stop kontak yang sudah lama tak digunakan. Stop kontak itu berada persis di bawah alat MRI. Saat peristiwa terjadi, sejumlah orang mendengar suara ledakan dari ruang MRI. Donny menyebut, hal itu terjadi saat alat MRI yang terbakar meledak karena terpapar panas dari api.
Beruntung, ruangan MRI berada terpisah dari Gedung Kasuari yang saat kejadian digunakan untuk merawat lebih kurang 50 pasien. Pasien-pasien itu kemudian dipindah ke Gedung Garuda karena pengelola takut api merambat.
Selain mengevakuasi pasien, petugas dan karyawan RSUP dr Kariadi juga mengamankan dokumen dan sejumlah peralatan kesehatan di Gedung Kasuari. Evakuasi dilakukan dengan cepat, sesuai dengan standar operasional prosedur kebakaran di rumah sakit etrsebut.
”Saat kejadian, semuanya bergerak. Siapa melakukan apa, semua sudah tahu tugasnya masing-masing. Dengan demikian, proses evakuasi bisa dilakukan dengan cepat dan aman,” ucap Direktur Utama RSUP dr Kariadi Farichah Hanum.
Hingga Minggu malam, total kerugian yang ditanggung RSUP dr Kariadi akibat kebakaran itu belum dipastikan. Namun, kerugian tersebut ditaksir mencapai miliaran rupiah.