Kebakaran di RSUP Dr Kariadi Semarang Dipadamkan, 50 Pasien Dievakuasi
Salah satu bangunan di RSUP Dr Kariadi di Kota Semarang, Jawa Tengah, terbakar. Kebakaran bermula dari ruang rekam medik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Api kini sudah berhasil dipadamkan.
Oleh
KRISTI UTAMI/ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS M FINESSO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Salah satu bangunan di RSUP Dr Kariadi Kota Semarang, Jawa Tengah, terbakar, Kamis (30/12/2021), sekitar pukul 19.00 WIB. Sekitar pukul 21.00, kebakaran berhasil dipadamkan. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, tetapi sekitar 50 pasien dipindahkan dari Gedung Kasuari ke Gedung Garuda yang lebih aman.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy membenarkan kebakaran tersebut. “Masih dalam pemadaman,” jawabnya singkat saat dikonfirmasi.
Edi Mubarok, pengemudi ojek daring yang berada di sekitar lokasi kejadian, saat dihubungi menuturkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 19.00 saat hujan deras. “Saya lagi berteduh di warung sebelah timur rumah sakit. Awalnya hanya bau seperti benda terbakar, lama-lama makin menyengat. Setelah hujan mereda, baru terlihat ada nyala warna merah,” tuturnya.
Saat itu, dia mengaku melihat kepulan asap hitam membubung diikuti kobaran api. “Saya lihat dari luar pagar, beberapa pasien dievakuasidari gedung yang terbakar,” ujar dia.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi di Gedung Kasuari ruang Rekam Medik. Upaya pemadaman melibatkan sedikitnya delapan mobil pemadam kebakaran. Diduga, titik api dipicu dari korsleting listrik. Adapun puluhan pasien dari gedung Kasuari telah dievakuasi ke Gedung Garuda dibantu personel Polrestabes Semarang.
Direktur Utama RSUP Dr Kariadi Farichah Hanum mengatakan, setelah kebakaran, langkah pertama yang dilakukan pihaknya yakni mengevakuasi pasien, evakuasi dokumen, serta pralatan yang dibutuhkan. Langkah penanganan berhasil dilakukan dengan cepat atas bantuan dari personel polisi dan pemadam kebakaran.
"Jadi titik api tidak meluas, bisa dilokalisasi. Sejauh ini 50 pasien di (gedung) Kasuari bisa dievakuasi ke Ruang Garuda. Kejadian malam ini bisa diatasi, pelayanan diharapkan bisa segera normal," kata dia.
Hanum menambahkan, pasien dievakuasi ke instalasi eksekutif yang belum dioperasikan. Semua pasien bisa masuk dan tertangani dengan baik.
Adapun titik kebakaran berasal dari satu ruang MRI di samping instalasi gedung Kasuari, tepatnya di tempat pelayanan onkologi. "Tadi evakuasi cepat, jalur evakuasi bisa dimaksimalkan. Obat-obatan milik pasien kami pindahkan," jelasnya.
Sementara itu Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, langkah awal dari polisi yakni membantu pemadaman oleh personel damkar. "Ada 16 unit damkar dan 4 unit water canon. Yang terbakar ruang MRI, terpisah dari ruang perawatan. Tidak ada korban. Untuk penyelidikan, kami mohon waktu. Labfor mau menyelidiki lebih lanjut penyebabnya," ungkap dia.
Trijoto Poejo Sakti, kepala Bidang Operasional Dinas Damkar Kota Semarang menjelaskan, penanganan kebakaran RSUP Dr Kariadi diakui relatif lama, yakni membutuhkan waktu satu jam. Sebab, petugas tak mengetahui medan untuk mencari titik api dan awalnya tak ada yang mengarahkan. "Api kini sudah padam dan sedang proses pendinginan. Tidak ada korban," jelasnya.
"Kenapa agak lama? Karena saat kami datang tidak ada yang menuntun. Kalau dari depan, itu hanya menghantam genteng, jadi kami harus mencari titik apinya di mana, sedangkan kami tak menguasai denah. Baru kemudian diarahkan, karena harus melewati lorong-lorong," ungkap Trijoto.
Kenapa agak lama? Karena saat kami datang tidak ada yang menuntun. Kalau dari depan, itu hanya menghantam genteng, jadi kami harus mencari titik apinya di mana, sedangkan kami tak menguasai denah. (Trijoto Poejo Sakti)
Menurut dia, sekitar pukul 21.00, api sudah padam dan tinggal pendinginan. Menurut dia, sebenarnya hanya satu ruangan yang terbakar, yakni ruang MRI. Adapun orang yang dievakuasi karena asap membubung.
"Dugaannya karena korsleting. Dari laporan yang kami terima, katanya (terbakar) dari genset, tetapi gensetnya tidak ditemukan. Gedung itu semacam rumah biasa, ada bagian yang dari kayu. Namun, ada juga tabung-tabung helium, oksigen dan lainnya. Jadi sepertinya meledak," ujarnya.
Trijoto mengimbau, untuk mitigasi di RS-RS atau tempat industri lain, yang ada potensi bisa meledak (karena terdapat gas-gas), agar melapor ke Dinas Damkar. Dengan demikian, petugas bisa hati-hati sebelum masuk. "Untungnya tadi sepertinya sudah meledak dulu, sebelum kami masuk. Selain itu, penting untuk menguasai denah bagi petugas di tempat itu, sehingga bisa menuntun," katanya.