Pariwisata di Batam menjelang akhir tahun mulai bergeliat meski belum pulih utuh. Kondisi pandemi yang mulai melandai harus dijaga. Kalau daerah tidak bisa mengendalikan Covid-19, pariwisata akan terus memburuk.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
Matahari sudah tegak lurus di langit ketika Sobirin (52) berteduh di bawah pohon di halaman Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/12/2021). Sampai siang itu belum ada satu penumpang pun yang masuk ke dalam taksi Sobirin.
”Ini masih antre dengan taksi lain, tapi saya enggak khawatir. Sebentar lagi pasti dapat penumpang,” kata Sobirin optimistis.
Menurut dia, sejak Oktober 2021, arus penumpang di Bandara Hang Nadim memang sudah mulai naik lagi. Data Bandara Hang Nadim menunjukkan, beberapa bulan terakhir ini arus penumpang telah meningkat menjadi lebih kurang 6.000-9.000 orang per hari dari sebelumnya hanya di bawah 5.000 orang per hari.
”Sejak awal pandemi hingga September 2021, biasanya saya hanya dapat satu penumpang dalam tiga hari. Sekarang sudah lumayan, saya bisa dapat dua penumpang dalam satu hari,” kata perantau asal Kendal, Jawa Tengah, itu.
Lalu lintas orang di Bandara Hang Nadim menjadi indikator paling jelas dari mulai bangkitnya geliat kunjungan wisatawan domestik di Batam. Meskipun belum seutuhnya pulih, itu menjadi pemantik asa bagi para pekerja yang berkaitan erat dengan sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Batam Ardiwinata mengatakan, kemajuan paling besar yang dicapai Batam tahun ini adalah mengendalikan penularan Covid-19. ”Apa pun ceritanya, kalau daerah tidak bisa mengendalikan Covid-19, pariwisata akan memburuk,” katanya.
Apa pun ceritanya, kalau daerah tidak bisa mengendalikan Covid-19, pariwisata akan memburuk.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Batam menunjukkan, sepanjang Desember 2021, kasus Covid-19 di Batam hanya bertambah 6 orang. Sebelumnya, kasus Covid-19 tertinggi terjadi pada Juli 2021 dengan 9.651 kasus. Namun, jumlah penularan itu dapat ditekan secara bertahap pada bulan berikutnya.
Menurut Ardi, keberhasilan Batam mengendalikan penularan Covid-19 itu dicapai berkat kolaborasi erat antara pemerintah dan pihak swasta. Ia mencontohkan, pelaku pariwisata patuh menjalankan protokol kesehatan dan membantu penanganan wabah. Padahal, pada saat yang sama, mereka juga tengah mengalami kesulitan besar dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan secara tajam.
Kolaborasi swasta itu paling terlihat dalam proses vaksinasi di Batam yang banyak melibatkan pihak swasta. Kini, vaksinasi untuk masyarakat kelompok usia 18 tahun ke atas di Batam itu sudah menjangkau 790.379 jiwa atau 100,12 persen dari target awal 789.451 jiwa.
”Berkat pandemi Covid-19 yang mulai terkendali, kini hampir semua destinasi wisata di Batam mulai kembali bergairah meskipun yang datang harus diakui memang masih lebih banyak wisawatan domestik,” ujar Ardi.
Ia menambahkan, mulai bangkitnya geliat pariwisata di Batam itu mayoritas didukung oleh mulai bergairahnya aktivitas MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition). Pada akhir 2021, kembali banyak instansi pemerintah dan swasta yang mengadakan rapat atau pertemuan di hotel berbintang di Batam.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam Muhammad Mansyur mengatakan, okupansi hotel di Batam sepanjang Desember 2021 memang membaik dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kini, okupansi hotel berkisar 50-60 persen. Angka itu termasuk tinggi jika dibandingkan dengan okupansi hotel pada Januari-November 2021 yang hanya sekitar 30 persen.
”Khusus pada libur Natal dan Tahun Baru, okupansi beberapa resor di Batam bahkan mencapai 80 persen atau lebih. Meski demikian, pengelola resor tetap tidak menyelenggarakan perayaan Tahun Baru secara meriah untuk menghindari penularan Covid-19,” kata Mansyur.
Khusus pada libur Natal dan Tahun Baru, okupansi beberapa resor di Batam bahkan mencapai 80 persen atau lebih.
Meski demikian, menurut Mansyur, gairah wisata Batam masih sangat jauh dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19 karena pasar utama pariwisata daerah itu sebenarnya adalah wisatawan mancanegara, terutama wisatawan asal Singapura.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, jumlah kunjungan wisman di Batam pada Januari-Oktober 2021 hanya 2.104 kunjungan atau turun 99,29 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama waktu pandemi Covid-19 belum melanda. Adapun tingkat okupansi hotel berbintang di Batam pada Januari-Oktober 2021 hanya berkisar 20-30 persen.
Setelah dua tahun lebih harus menginjak rem, situasi pandemi yang mulai melandai sejak menjelang akhir tahun ini membawa angin segar bagi kondisi pariwisata di Batam. Namun, ketidakpastian pandemi perlu diantisipasi. Kalau daerah tidak bisa mengendalikan Covid-19, pariwisata akan terus memburuk.