Jalan Tol Manado-Bitung Dioperasionalkan sampai Ujung Selama Libur Natal-Tahun Baru
Jalan Tol Manado-Bitung dioperasionalkan penuh selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2022. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga menggratiskan akses di ruas Danowudu-Bitung sepanjang 13,4 kilometer.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Jalan Tol Manado-Bitung dioperasionalkan penuh selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2022. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga menggratiskan akses di ruas Danowudu-Bitung yang baru selesai dibangun. Pemanfaatan jalan tol diharapkan dapat mengurai kemacetan.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Kamis (23/12/2021), mengatakan, jalan tol secara keseluruhan sepanjang 39,8 kilometer sudah dapat dimanfaatkan publik setidaknya selama 23 Desember 2021 hingga 4 Januari 2022. Sebab, ruas 2B sepanjang 13,4 km antara Danowudu, Bitung, hingga Terminal Peti Kemas Bitung sudah dapat digunakan.
Karena itu, Olly mengimbau masyarakat umum yang bepergian dengan kendaraan pribadi untuk memanfaatkan jalan tol. Menurut dia, jalan tol dapat menjaga kelancaran mobilitas masyarakat Sulut yang diperkirakan meningkat seiring kelonggaran perayaan Natal tahun ini.
Imbauan ini dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Sulut tentang Fungsional Jalan Tol dalam Rangka Angkutan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Sebagai insentif untuk masyarakat, Pemprov Sulut menggratiskan akses di ruas 2B yang dibuka selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru. Ruas itu hanya bisa dilewati antara pukul 06.00 dan pukul 18.00 Wita setiap hari.
Pembebasan biaya tol ini juga berlaku untuk angkutan barang dan logistik yang melintas dari Bitung ke Manado atau sebaliknya. ”Agar tidak ada kemacetan di Bitung hingga Airmadidi (Minahasa Utara), semua kendaraan kontainer (peti kemas) yang akan keluar dari Bitung menuju Manado dan daerah lainnya wajib melewati jalan tol ini,” ujar Olly.
Menurut Olly, kemacetan dapat dihindari jika kendaraan besar golongan II sampai V, yaitu truk dengan dua sampai lima gandar, memilih untuk masuk ke jalan tol. Sejak 2020 setelah jalan tol dioperasionalkan, Jalan Raya Manado-Bitung yang menjadi akses langsung ke permukiman warga tetap menjadi pilihan utama para sopir truk.
Jalan Tol Manado-Bitung dibagi menjadi tiga bagian. Seksi 1, dari Kilometer 0 sampai 14+200, menghubungkan Manado hingga Airmadidi. Seksi 2 dibagi menjadi dua segmen, yaitu Segmen 2A Airmadidi-Danowudu (Km 14+200 hingga 26+350) dan 2B Danowudu-Terminal Peti Kemas Bitung (KM 26+350 hingga 39+823). Jalan tol ini dikelola oleh PT Jasamarga Manado Bitung (JMB)
Sebelumnya, ruas yang sudah dibuka secara komersial hanya dari Seksi 1 hingga Segmen 2A sepanjang 26,35 km karena konstruksi Segmen 2B belum selesai sejak jalan tol ini mulai dibangun pada 2016. Peresmian jalan tol itu bahkan dilaksanakan ketika jalan tol itu belum dioperasionalkan penuh pada 2020.
Namun, Direktur Utama PT JMB Charles Lendra mengatakan, konstruksi di Segmen 2B kini sudah mencapai 99,9 persen sehingga jalan dapat digunakan sekalipun belum tuntas. Menurut dia, ruas tersebut hanya bisa digunakan selama pukul 06.00 hingga 18.00 Wita demi ”kenyamanan pengguna jalan.”
Charles menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kontraktor untuk memastikan kebersihan dan kesiapan jalur di Segmen 2B Danowudu-Bitung. PT JMB juga akan bekerja sama dengan kepolisian dan dinas perhubungan di tiap daerah yang dilalui Jalan Tol Manado-Bitung untuk memastikan keamanan pengguna.
Charles juga mengimbau para pengguna jalan tol untuk tetap memperhatikan kesiapan diri dan kendaraan sebelum memulai perjalanan. ”Kendaraan harus dalam kondisi prima. Tubuh pengendara juga harus fit. Jangan lupa membawa kartu tol elektronik dengan saldo yang cukup,” katanya.
Tetapi, kalau biayanya tidak diturunkan, kami akan tetap pakai jalan biasa (Jalan Raya Manado-Bitung).
Di lain pihak, jalan tol belum dapat menarik perhatian para pengusaha yang rutin mengirim barang dari dan menuju Bitung. Abrizal Ang, pemilik PT Samudera Mandiri Sentosa (SMS), pabrik pengalengan ikan di Bitung, mengatakan, biaya jalan tol masih terlalu mahal. Biaya rute sepanjang 26,35 km dari Danowudu ke Manado saja berkisar Rp 44.000 sampai Rp 58.000 untuk kendaraan Golongan II hingga V.
”Biaya bahan bakar truk pergi-pulang ke Bitung bahkan lebih murah. Ke depan kami pasti juga berusaha menghindari macet di Jalan Raya Manado-Bitung, bisa hemat waktu setengah jam. Tetapi, kalau biayanya tidak diturunkan, kami akan tetap pakai jalan biasa (Jalan Raya Manado-Bitung),” katanya.
Adapun pakar logistik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Magdalena Wullur, menyatakan akan sulit menekan harga barang di Sulut jika biaya logistik tetap tinggi. Tarif tol yang tidak menarik untuk pengusaha pun akan menghambat tujuan awal pendiriannya, yaitu memangkas waktu pengiriman barang.