Tiga Terduga Teroris Jaringan JAD Ditangkap Terpisah di Kalteng
Dalam semalam, Densus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris di Kalimantan Tengah. Mereka ditangkap di tempat terpisah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharud Daulah di Kalimantan Tengah. Ketiganya ditangkap terpisah. Dua orang ditangkap di Sampit, sedangkan satu orang ditangkap di Kota Palangkaraya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Komisaris Besar Kismanto Eko Saputro menjelaskan, tiga orang itu berinisial MS, ARE, dan RT. Ketiganya merupakan target aparat dan merupakan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
”Mereka ditangkap di hari yang sama, tetapi terpisah. Satu orang ditangkap di Palangkaraya, sedangkan dua orang lainnya ditangkap di kota Sampit,” ungkap Eko, di Palangkaraya, Rabu (22/12/2021).
Eko menjelaskan, peristiwa penangkapan itu terjadi pada Selasa (21/12/2021) malam. Di Kota Palangkaraya, MS ditangkap di Hotel Hawai Kamar 323 di Jalan Bubut. Sedangkan ARE dan RT ditangkap di sebuah losmen di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. ”Ketiganya target jaringan JAD yang berafiliasi ke NIIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) serta berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi ataupun penggantinya,” ungkap Eko.
Ketiga terduga teroris itu, lanjut Eko, bakal terlibat dalam rencana aksi amaliah atau aksi teror pada akhir tahun 2021 di wilayah target di Kalimantan Tengah. ”Dari informasi yang kami himpun, terduga teroris ini sebelumnya melakukan persiapan dan latihan di Kalimantan Selatan,” ungkapnya.
Eko belum bisa menjelaskan secara terperinci terkait rencana ataupun detail proses perjalanan ketiga terduga teroris itu hingga bisa masuk ke Kalimantan Tengah. Namun, dari informasi yang terbatas, menurut Eko, ketiga terduga teroris itu akan mengajak atau bahkan merekrut orang lain di Kalimantan Tengah untuk melakukan aksi teror pada akhir tahun ini.
”Mereka mencari ikhwan yang bersimpati dan siap melakukan aksi amaliahnya di kota Sampit,” kata Eko.
Yosafat (35), warga yang tinggal di sebelah Hotel Hawai, Kota Palangkaraya, mengungkapkan, penangkapan itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Dirinya juga kaget ketika banyak mobil polisi terparkir di hotel tersebut.
”Enggak ada suara tembakan, sih, enggak banyak suara. Saya keluar ingin merokok, lalu melihat banyak mobil polisi sudah terparkir. Katanya, sih, agak lama. Saya enggak tahu kalau itu kasus terorisme, saya pikir nangkap maling,” ungkapnya.
Aparat kepolisian menyita beberapa barang bukti dari ketiga terduga teroris tersebut. Rinciannya, 3 telepon genggam, sebuah laptop, buku Dunia Sophie, buku Senyum Terakhir Sang Mujahid, Ensiklopedia Akhir Jaman, 2 catatan harian, 1 toples peluru gotri, sarung tangan, segel buku seri kafilah syuhada, dan rangkaian baterai.
Ketiganya target jaringan JAD yang berafiliasi ke NIIS dan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi ataupun penggantinya.
Lalu, sebuah MMC merek Sandisk, baju gamis warna hitam, sepasang sepatu taktikal coklat, sebuah tas ransel hitam, sebuah dompet hitam, dua kartu ATM BCA, sebuah kartu ATM BRI, sebuah kartu SIM A, SIM B, SIM C, sebuah KTP, 25 lembar setruk ATM BCA, dan 2 lembar setruk ATM BNI.
Polisi juga menyita sebuah kendaraan roda dua dengan nomor polisi KH 3503 LV, tiga senapan angin beserta amunisinya, senjata tajam, beberapa lembar baju yang digunakan untuk latihan militer untuk persiapan amaliah, dan beberapa buku lainnya.