Diduga Terjangkit Omicron, Tiga Tenaga Kerja Asal China Diisolasi di Manado
Tiga tenaga kerja asing asal China diduga terinfeksi Covid-19 varian Omicron setibanya di Manado, Sulawesi Utara. Mereka diisolasi di rumah sakit lapangan darurat, sementara 126 orang lainnya dikarantina.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Tiga tenaga kerja asing asal China diduga terinfeksi Covid-19 varian Omicron setibanya di Manado, Sulawesi Utara, sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Mereka diisolasi di rumah sakit lapangan darurat khusus Covid-19, sementara 126 tenaga kerja asing lainnya dikarantina di dua hotel.
Ditemui di kantornya, Kamis (16/12/2021), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, tiga orang itu tiba di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Selasa (7/12/2021), dengan pesawat carter langsung dari China. ”Sekarang kami isolasi di RS Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya,” katanya.
Mulanya, mereka terdeteksi positif Covid-19 dari tes antigen di bandara, lalu dikonfirmasi dengan tes PCR (reaksi berantai polimerase). Sampel ketiga orang itu kemudian diperiksa lebih lanjut di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado. Pemeriksaan dilakukan dengan reagen khusus untuk mendeteksi gen S pada virus SARS-CoV-2, penanda varian Omicron (B.1.1.529).
Baru pada Rabu (15/12/2021), BTKLPP Manado menyimpulkan adanya probabilitas infeksi varian Omicron pada ketiga tenaga kerja China. Namun, untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan whole genomic sequencing (WGS) untuk mengurai komponen virus.
”Sampel sudah dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk penelitian lebih lanjut terhadap variannya,” kata Pelaksana Tugas Kepala BTKLPP Manado dr Pingkan Pijoh melalui pesan teks. Butuh waktu tiga sampai empat hari untuk mengonfirmasi probabilitas infeksi Omicron.
Ketiga warga negara China itu tiba bersama 126 sejawatnya yang kini ditetapkan sebagai kontak erat risiko tinggi. Dinas Kesehatan Sulut telah memerintahkan mereka untuk karantina di Lion Hotel dan Ibis Hotel Manado hingga 10 hari ke depan. Mereka dilarang melanjutkan penerbangan menuju lokasi-lokasi proyek strategis nasional di Sulawesi.
Steaven menegaskan, Gugus Tugas Covid-19 Sulut telah mengambil sampel dari 126 orang tersebut. Mereka dilarang keluar kamar selama karantina. Pelanggaran akan diganjar denda. Pada hari kesembilan, mereka diwajibkan mengikuti tes antigen dan PCR lagi.
Di samping itu, petugas akan mencari warga Manado yang sudah sempat berkontak dengan para penumpang dari China tersebut. ”Tetapi, kami yakin tidak banyak (kontak) karena protokol karantina terhadap pelaku perjalanan internasional sangat ketat,” ujar Steaven.
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan akan varian Omicron, 22 November lalu, Dinas Kesehatan Sulut telah memperketat penapisan dan karantina terhadap penumpang yang tiba dari luar negeri. Steaven menegaskan, tidak akan ada dispensasi dari karantina selama 10 hari.
Tiga tenaga kerja China yang diduga terinfeksi varian Omicron itu kini dalam keadaan stabil, tanpa gejala berat. Steaven mengatakan, varian ini, meski belum terkonfirmasi, tidak akan menimbulkan gejala berat pada orang yang sudah divaksin hingga tuntas.
Kebijakan membuka dan menutup rute penerbangan menjadi kebijakan pemerintah pusat.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat Sulut agar segera mendapatkan vaksin di berbagai pos vaksinasi ataupun fasilitas kesehatan pemerintah. Vaksinasi dosis pertama di Sulut kini telah mencapai 67,72 persen dari 2,21 juta orang yang ditarget, sedangkan dosis kedua baru 41,26 persen.
”Segera manfaatkan kesempatan yang ada di pos-pos vaksinasi seluruh Sulut untuk mendapatkan dosis pertama dan kedua,” ujarnya.
Risiko masuknya varian yang diwaspadai (variant of concern) di Sulut cukup besar, mengingat daerah ini ditetapkan sebagai pintu masuk dan keluar penerbangan internasional. Selain penerbangan carter, terutama dari China, ada pula penerbangan komersial langsung antara Sulut dan Singapura.
Pada Oktober 2021, sebanyak 1.952 warga negara asing datang ke Sulut. Warga negara China mendominasi, yaitu 1.915 orang. Jumlah ini meningkat drastis dari September 2021, yaitu 593 warga negara asing, termasuk 585 warga China.
Steaven mengatakan, kebijakan membuka dan menutup rute penerbangan menjadi kebijakan pemerintah pusat. Hingga berita ini diturunkan, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dan Kepala Dinas Perhubungan Sulut Lynda Watania tidak menjawab permintaan wawancara dari Kompas.