Perahu yang Diduga Angkut PMI Tenggelam di Selat Malaka, 10 Orang Tewas
Perahu yang diduga mengangkut pekerja migran asal Indonesia tenggelam di perairan Johor, Malaysia. Diketahui 21 orang selamat, 10 orang meninggal, sedangkan korban hilang belum diketahui jumlahnya.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Satu perahu yang diduga mengangkut pekerja migran Indonesia atau PMI tenggelam di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia, Rabu (15/12/2021) dini hari. Diketahui ada 21 orang selamat, 10 orang meninggal, sementara korban hilang belum diketahui jumlahnya.
Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru Andita Putri Purnama mengatakan, informasi mengenai kapal tenggelam itu diterima pukul 04.00 dini hari tadi. Hingga kini, tim SAR dan instansi terkait di Malaysia masih melakukan pencarian korban.
”Belum diketahui secara pasti jumlah penumpang WNI di perahu itu. Satuan Tugas KJRI Johor Bahru tengah berada di lokasi kejadian untuk koordinasi dengan pihak terkait,” kata Andita melalui pesan tertulis saat dikonfirmasi dari Batam.
Menurut Andita, untuk sementara, aparat Malaysia telah menemukan 21 korban selamat dan 10 korban meninggal. Saat ini, para korban selamat tengah dirawat dan menjalani tes deteksi Covid-19 di markas tentara Malaysia sebelum diserahkan ke Imigrasi Malaysia.
Belum diketahui secara pasti jumlah penumpang WNI di perahu itu. (Andita Putri Purnama)
Dikutip dari media The Star, Pengarah Maritim Negeri Johor, Malaysia, Laksamana Pertama Nurul Hizam mengatakan, perahu yang tenggelam di perairan Tanjung Balau itu diduga mengangkut tenaga kerja migran ilegal dari Indonesia. Penyebab perahu itu tenggelam diperkirakan karena cuaca buruk dan ombak tinggi.
Dalam catatan Kompas, Batam dan Bintan di Kepulauan Riau memang sering digunakan pekerja migran Indonesia ilegal untuk menyeberang ke Malaysia. Pada 20 September 2020, enam orang yang menyeberang dari Bintan tewas setelah perahu yang ditumpangi 15 orang itu karam di perairan Bandar Penawar, Malaysia.
Kecelakaan paling parah terjadi pada 2 November 2016. Ketika itu, kapal pengangkut 93 pekerja migran Indonesia ilegal dan lima anak balita dari Johor Bahru tenggelam di perairan Batam. Sebanyak 54 orang meninggal dan enam orang hilang.