Jatim Targetkan Persekolahan Terbatas Serentak pada 2022
Jawa Timur menginginkan percepatan perluasan vaksinasi anak usia 6-11 tahun agar dapat mengadakan persekolahan terbatas serentak untuk jenjang SD, SMP, dan SLTA pada 2022.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong percepatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun untuk penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. Vaksinasi anak usia itu dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran tatap muka terbatas di seluruh wilayah Jatim pada 2022.
”Dengan vaksinasi ini diharapkan pembelajaran tatap muka terbatas dapat diadakan dengan efektif di masa pandemi yang melandai,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di SD Negeri Kaliasin 1, Surabaya, Rabu (15/12/2021).
Vaksinasi memang tidak membuat seseorang kebal dari Covid-19. Namun, vaksinasi meningkatkan peluang keselamatan hidup ketika seseorang terjangkit Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 itu. Dalam pengendalian pandemi, penerapan protokol kesehatan untuk menekan risiko penularan tetap diperlukan.
Kabupaten/kota yang boleh mengadakan vaksinasi adalah daerah yang cakupan vaksinasi dosis pertama secara umum minimal mencapai 70 persen dan cakupan vaksinasi dosis pertama kelompok lanjut usia minimal 60 persen.
Dengan syarat itu, vaksinasi anak di Jatim diadakan di 21 kabupaten/kota dari 38 daerah di provinsi tersebut. Sasarannya, 2.048.628 anak usia 6-11 tahun di tujuh kota dan 14 kabupaten.
Ketujuh kota yang melaksanakan vaksinasi itu adalah Surabaya, Malang, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Kediri, dan Blitar. Adapun untuk kabupaten adalah Tuban, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Magetan, Pacitan, Kediri, Malang, dan Banyuwangi.
Sasarannya, 2.048.628 anak usia 6-11 tahun di tujuh kota dan 14 kabupaten.
”Untuk daerah dengan cakupan vaksinasi di bawah 70 persen agar menempuh percepatan sehingga tidak tertinggal untuk (melaksanakan) pembelajaran tatap muka terbatas bagi SD dan SMP serentak,” kata Khofifah.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Ashta Triyono menambahkan, percepatan perluasan vaksinasi mendorong kekebalan kelompok (herd immunity). Vaksinasi bagi anak-anak diharapkan juga semakin meyakinkan orangtua atau masyarakat melepas anak-anaknya menjalani persekolahan.
Ashta mengatakan, target vaksinasi di 21 kabupaten/kota pada Rabu ini sebanyak 25.741 anak. Di Surabaya, vaksinasi diadakan di 116 SD dan SMP. Adapun di SD Negeri Kaliasin 1, tempat pencanangan vaksinasi, target vaksinasinya sebanyak 247 murid dari 311 murid usia 6-11 tahun.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya menargetkan vaksinasi bagi 227.224 anak usia 6-11 tahun itu selesai dalam 10 hari. Percepatan bisa dilakukan bergantung pada pengiriman stok vaksin dari pemerintah pusat. Jika stok yang datang adalah vaksin jenis Sinovac, vaksin dapat segera digunakan untuk menyelesaikan vaksinasi anak.
Di Surabaya, dosis pertama vaksinasi telah diberikan kepada 2,627 juta jiwa atau 118,4 persen sasaran vaksinasi. Adapun pemberian komplet, yakni dosis pertama dan dosis kedua serta penguat bagi tenaga kesehatan telah diberikan kepada 2.214 juta jiwa atau 100 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo mengatakan, dengan adanya vaksinasi bagi anak-anak, persekolahan di SD dan SMP dapat diadakan secara lebih luas. Sejauh ini, hanya anak usia minimal 12 tahun yang sudah mengikuti vaksinasi yang diperbolehkan mengikuti persekolahan tatap muka terbatas (PTMT) atas izin dari keluarga.
”PTMT nantinya tetap mengikuti koridor protokol kesehatan,” kata Supomo. Maksudnya, persekolahan akan berjalan dalam konsep campuran, yakni tatap muka dan dalam jaringan sampai ada peraturan yang tegas menyatakan belajar mengajar di sekolah boleh kembali normal.