Dapur Umum bagi Anak dan Balita Penyintas Erupsi Semeru Ditambah
Setelah kebutuhan dasar penyintas erupsi Semeru terpenuhi, pemerintah daerah mulai memberikan layanan yang lebih spesifik agar masyarakat nyaman tinggal di pengungsian selama menunggu proses pembangunan hunian sementara.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Keberadaan dapur umum bagi anak dan anak balita di lokasi pengungsian penyintas erupsi Semeru, Lumajang, Jawa Timur, ditambah. Fasilitas ini ideal mendukung kesehatan fisik sekaligus batin penyintas dalam menghadapi dampak bencana.
Saat ini, dapur umum untuk anak dan anak balita ada di pos pengungsian SMPN I Candipuro untuk 64 orang, pos pengungsian SMPN 2 Pasirian (84), dan pos pengungsian SMPN 2 Pronojiwo (33). Dapur tidak hanya melayani kebutuhan makanan anak-anak dan anak balita, tapi juga melayani permintaan khusus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penyintas.
”Menurut rencana, dapur umum untuk anak dan anak balita akan didirikan satu lagi di pos SMAN 1 Candipuro. Selain itu, bakal ada ruang ramah anak yang memberikan layanan trauma healing,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim Budi Santoso, Selasa (14/12/2021).
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Jatim Heru Tjahjono mengatakan, pihaknya masih berupaya memastikan kebutuhan dasar penyintas. Sejauh ini, lokasi pengungsian terbilang memadai, dapur lapangan beroperasi, dan posko kesehatan juga berjalan optimal.
”Kebutuhan para pengungsi kami pastikan terpenuhi secara sandang, pangan, dan papan. Batin mereka harus senantiasa tenang dan terhibur,” kata Heru. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga 12 Desember 2021, jumlah pengungsi tercatat 9.118 orang di 115 titik.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, kondisi logistik penyintas di Pendopo Kabupaten Lumajang dilaporkan aman. Kesiapan posko di semua lokasi sudah lengkap dan didukung TNI serta polisi.
Mengenai tim pencari dan penyelamat, kondisinya telah siap secara materiil dan personel. Namun, upayanya kerap terkendala hujan deras. ”Kami akan sebaik mungkin mengupayakan proses searchand rescue (pencarian dan evakuasi),” ucapnya.
Bantuan
Sementara itu, bantuan untuk para penyintas terus berdatangan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, misalnya, menyerahkan uang Rp 575 juta kepada Pemkab Lumajang.
”Ini adalah misi sosial dan kemanusiaan. Semoga bisa digunakan untuk membantu proses pemulihan pascabencana,” ujar Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.
Bantuan itu dihimpun dari aparatur sipil negara di Pemkab Sidoarjo dalam rentang waktu tiga hari. Bantuan tidak berupa barang agar lebih mudah digunakan. Berdasarkan hasil komunikasi dengan Pemkab Lumajang, bantuan bahan kebutuhan pokok sejauh ini sudah mencukupi.