Kalsel Kekurangan Tenaga Penyuluh Pertanian, Digitalisasi Dioptimalkan
Provinsi Kalimantan Selatan masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Untuk itu, penyuluh pertanian didorong memanfaatkan teknologi digital agar kegiatan penyuluhan bisa lebih optimal.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Jumlah penyuluh pertanian di Kalsel masih jauh dari ideal. Dari kebutuhan lebih kurang 1.700 penyuluh, saat ini baru ada sedikitnya 1.100 orang. Penyuluh pertanian didorong memanfaatkan teknologi digital untuk menyiasati kekurangan tenaga sekaligus meningkatkan pelayanannya.
Dorongan untuk digitalisasi kegiatan penyuluhan pertanian mengemuka dalam Rapat Koordinasi Wilayah Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kalsel. Acara itu digelar di Banjarmasin, 9-10 Desember 2021.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel Syamsir Rahman mengatakan, penyuluh pertanian adalah motor penggerak petani meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan. Para penyuluh adalah garda terdepan memajukan sektor pertanian.
”Jumlah penyuluh masih kurang, apalagi sudah banyak yang pensiun. Satu penyuluh bisa membawahi tiga sampai empat wilayah binaan. Karena itu, mereka perlu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan digitalisasi,” katanya di Banjarmasin, Kamis (9/12/2021).
Dengan menggunakan teknologi digital, ujar Syamsir, semua urusan pertanian bisa lebih cepat dan mudah. Terlebih, saat memasuki musim tanam, para petani perlu secepatnya mendapatkan benih dan pupuk berkualitas. ”Di zaman sekarang, untuk semua urusan itu cukup lewat gawai (gadget) saja,” ujarnya.
Menurut Syamsir, digitalisasi akan menunjang kegiatan penyuluhan meningkatkan produksi pertanian di Kalsel. Produksi padi, jagung, dan tanaman hortikultura lainnya perlu terus ditingkatkan. Kalsel diproyeksikan menjadi daerah pemasok kebutuhan pokok untuk ibu kota negara baru di Kaltim.
”Untuk digitalisasi, kami akan ajarkan programnya. Kami juga akan siapkan perangkat (gawai) yang mendukung untuk para penyuluh. Usulan program ini sudah kami sampaikan ke Kementerian Pertanian. Kami berharap Kalsel bisa memulainya,” tuturnya.
Syamsir menyatakan, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga sangat mendukung keberadaan organisasi Perhiptani. Para penyuluh pertanian yang tergabung dalam Perhiptani Kalsel diharapkan tetap semangat dalam bekerja demi kemajuan sektor pertanian.
”Dalam postur ekonomi Kalsel, sektor pertanian saat ini berada di urutan kedua setelah sektor pertambangan. Ke depan, sektor pertanian dipastikan akan menjadi yang utama,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Perhiptani Kalsel H Sumedi mengatakan, penyuluh pertanian adalah garda terdepan dan ujung tombak sektor pertanian. Untuk itu, mereka harus memahami teknologi informasi dan ilmu-ilmu pertanian terkini.
”Kami sudah mulai mengadakan pelatihan-pelatihan tentang teknologi digital atau teknologi informasi. Para penyuluh sekarang ini juga diwajibkan memiliki ponsel pintar. Mereka pun harus mengusahakan sendiri karena belum ada bantuan dari pemerintah,” katanya.
Sumedi membenarkan, jumlah penyuluh pertanian di Kalsel masih kurang. Karena itu, organisasi Perhiptani mencoba berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan karena anggotanya terdiri atas pensiunan penyuluh, penyuluh aktif pegawai negeri sipil, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta.
”Saat ini, kita memang harus mengejar target-target produksi pertanian (tanaman pangan maupun hortikultura), perkebunan, serta peternakan. Untuk itu, penyuluh harus selalu update dengan ilmu-ilmu pertanian terkini,” tuturnya.
Menurut Sumedi, peningkatan produksi pertanian menjadi tujuan antara dalam sektor pertanian. Adapun tujuan akhirnya adalah bagaimana petani itu hidup sejahtera. ”Tujuan antara harus dicapai dulu, baru kemudian mencapai tujuan akhir,” ujarnya.