Presiden: Bandara Tebelian Berperan Penting di Era Kompetisi Antarnegara
Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Tebelian di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (8/12/2021). Bandara tersebut penting apalagi di era persaingan antarnegara saat ini yang kian sengit.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN/EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
SINTANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Tebelian di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu, (8/12/2021). Presiden menekankan pentingnya peran bandara untuk melayani peningkatan kebutuhan transportasi udara bagi masyarakat dan melayani arus pergerakan orang yang semakin ramai. Peran bandara ini semakin penting terutama di era kompetisi antarnegara yang kian sengit.
”Kita memang harus bergerak dengan lebih cepat. Oleh sebab itu, kelancaran konektivitas adalah kunci dan kita harus mampu membuat konektivitas antarprovinsi, antardaerah, antarkabupaten semakin mudah dan lancar, terjangkau oleh masyarakat sehingga sentra-sentra ekonomi yang baru akan tumbuh semakin banyak di berbagai daerah,” ujar Presiden.
Presiden menyebut bahwa Bandara Tebelian bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Bandara tersebut mampu melayani 75.000 penumpang per tahun. Pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 518 miliar. ”Dan kita patut bersyukur angka investasi tahun ini di luar Jawa semakin meningkat dan lebih tinggi dibandingkan di Jawa,” tambah Presiden.
Peningkatan investasi di luar Jawa ini, lanjut Presiden, tidak lepas dari upaya pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur secara merata di seluruh penjuru Tanah Air. ”Kita membangun infrastruktur tidak hanya berpusat di Jawa, tetapi juga Indonesia-sentris karena kita percaya bahwa daerah-daerah di luar Jawa bisa tumbuh dengan cepat jika didukung oleh infrastruktur, konektivitas dan transportasi yang memadai,” ujarnya.
Dengan dukungan infrastruktur, konektivitas dan transportasi yang memadai, Presiden menegaskan bahwa produksi akan meningkat, distribusi akan lancar, serta menjangkau pasar yang semakin besar dan semakin luas. Waktu dan biaya dapat ditekan sehingga biaya logistik menjadi semakin efisien dan semakin kompetitif.
Dalam sambutannya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut bahwa nama Bandara Tebelian bermakna kayu besi yang sekaligus menjadi simbol dari bandara yang berbatasan dengan Malaysia ini. ”(Ini) merupakan daerah terluar,” kata Budi.
Budi lantas melaporkan perkembangan pembangunan. Budi menyebut bahwa Bandara Tebelian merupakan bandara kedua di Kabupaten Sintang. Sebelumnya terdapat Bandara Susilo yang kini tidak dapat digunakan lagi karena tidak bisa dikembangkan. ”Kita melakukan pemindahan,” kata Budi. Pembangunan sudah dilakukan sejak tahun 2011, tetapi intensif dilakukan tahun lalu.
Bandara Tebelian memiliki peran sangat penting untuk mendukung industri perkebunan, pertambangan, dan pariwisata di Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, dan Kabupaten Melawi. Pengembangan Bandara Tebelian dilakukan di atas lahan sekitar 153,6 hektar yang telah dihibahkan Pemerintah Kabupaten Sintang kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Jika melalui darat dari Pontianak ke Sintang memakan waktu tujuh jam. Dengan adanya bandara, hanya 30 menit dengan pesawat terbang. (Budi Karya Sumadi)
Perbatasan Malaysia
Bandara Tebelian saat ini memiliki terminal penumpang seluas 2.000 meter persegi yang mampu melayani 75.000 penumpang per tahun. Panjang landas pacu (runway) 1.820 meter x 30 meter yang mampu didarati pesawat sejenis ATR-72/600, landas hubung (taxiway) 160 meter x 18 meter, dan apron 220 meter x 60 meter yang mampu menampung 4 pesawat ATR-72.
Budi mengatakan, Sintang memiliki sejarah panjang, sejarah perbatasan, sejarah tenun-tenun kearifan lokal yang luar biasa, dan musik tradisional yang bagus. Sintang juga penghasil minyak sawit mentah (CPO), kopi, ikan dan sebagainya. ”Kearifan lokalnya banyak yang bisa ditampilkan,” kata Budi.
Kehadiran bandara mempersingkat waktu perjalanan. ”Jika melalui darat, dari Pontianak ke Sintang memakan waktu tujuh jam. Dengan adanya bandara, hanya 30 menit dengan pesawat terbang,” tambah Budi.
Sehari sebelum peresmian, Budi Karya Sumadi juga meninjau bandara lainnya yang berada di Provinsi Kalbar, yaitu Bandara Pangsuma, yang terletak di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, sekitar 300 km dari Sintang. ”Saya senang sekali karena ini pertama kalinya saya hadir di sini untuk meninjau bandara yang berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia,” tutur Menhub.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara berencana melakukan pengembangan Bandara Pangsuma. Hal ini dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanan penerbangan, serta untuk mendongkrak perekonomian di wilayah Putussibau dan sekitarnya.
Bandara Pangsuma saat ini memiliki landasan pacu sepanjang 1.800 meter x 30 meter yang dapat didarati pesawat sejenis ATR-72 dan terminal penumpang seluas 1.020 meter persegi. Pembangunan dilakukan sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 dengan total biaya sekitar Rp 48 miliar. Pada tahun 2021, pemerintah kembali dilakukan sejumlah pengembangan, seperti pelapisan landas pacu (runway), landas hubung (taxiway), apron, dan standardisasi runway strip.
Bandara Tebelian dan Bandara Pangsuma merupakan dua dari empat bandara di Provinsi Kalbar yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Pengembangan Bandara Tebelian dan Bandara Putussibau diharapkan semakin meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di Provinsi Kalbar dan sekitarnya.
Dua bandara lainnya adalah Bandara Rahadi Oesman di Kota Ketapang, ibu kota Kabupaten Ketapang, dan Bandara Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi. Adapun satu bandara lainnya di Provinsi Kalbar adalah Bandara Supadio di Pontianak (dikelola PT Angkasa Pura II).