Warga Kota Manado, Sulawesi Utara, diminta terus mewaspadai bahaya yang dapat dibawa banjir rob dari Teluk Manado. Hujan deras di sejumlah daerah di Sulut secara berjeda juga menghadirkan risiko banjir dan longsor.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Gelombang tinggi menerjang pesisir Manado, Sulawesi Utara, Rabu (8/12/2021). Manado menghadapi ancaman banjir rob akibat fase bulan baru yang terjadi ketika bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi, serta peningkatan gelombang laut.
MANADO, KOMPAS — Warga Kota Manado, Sulawesi Utara, diminta terus mewaspadai bahaya yang dapat dibawa banjir rob dari Teluk Manado, Rabu hingga Kamis (8-9/12/2021). Pada saat yang sama, hujan deras yang turun di sejumlah daerah di Sulut secara berjeda juga menghadirkan risiko banjir dan longsor.
Imbauan ini disampaikan Andi Cahyadi, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui keterangan tertulis. Banjir rob bahkan diperkirakan dapat menyerang seluruh wilayah pesisir utara Sulut dan Gorontalo sejak Senin (6/12/2021) lalu.
Menurut analisis BMKG, rob dipicu oleh fase bulan baru yang terjadi tepat ketika bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi (Perigee), serta peningkatan gelombang laut. Akibatnya, ketinggian muka air laut saat pasang maksimum meningkat drastis.
BMKG juga menemukan adanya pusat tekanan rendah, sebesar 1.004 hektopaskal (hPa) di sebelah timur Filipina. Karena itu, angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat ke utara dengan kecepatan yang bisa mencapai 25 knot.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Awan mendung dan gelombang tinggi tampak di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (8/12/2021). Manado menghadapi ancaman banjir rob akibat fase bulan baru yang terjadi ketika bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi, serta peningkatan gelombang laut.
Dampak dari fenomena atmosfer ini terasa di Manado. Hingga rabu siang, langit kelabu meliputi seluruh kota, diikuti guyuran hujan deras secara berjeda sejak Senin. Angin juga bertiup kencang seiring dengan pukulan gulungan gelombang yang tingginya diperkirakan mencapai 2,5 meter.
Menurut Andi, banjir rob pun dapat melanda pesisir utara Sulut daratan dan Gorontalo serta wilayah kepulauan Sulut, yaitu Sangihe, Talaud, dan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). ”Potensi rob bisa berlangsung di waktu yang berbeda-beda di setiap wilayah. Secara umum, aktivitas masyarakat di pelabuhan dan permukiman pesisir akan terganggu,” katanya.
Aktivitas masyarakat di pelabuhan dan permukiman pesisir akan terganggu. (Andi Cahyadi)
Pada Selasa (7/12/2021) sore, gelombang tinggi menghantam wilayah pesisir Manado hingga menimbulkan kerusakan di atas lahan reklamasi. Tangga gedung gereja di Taman Berkat atau Godbless Park, Jalan Boulevard Piere Tendean, yang menghadap laut tampak nyaris roboh setelah dihujani air laut yang membawa batuan dari tanggul.
Fenomena ini sudah pernah terjadi pada awal 2021, tepatnya pekan ketiga Januari, termasuk di kawasan bisnis Manado Town Square. Kali ini, video amatir warga yang menyebar di media sosial menunjukkan pukulan ombak menumpahkan air ke area parkir kawasan Manado Town Square hingga masuk ke atrium mal. Namun, tidak ada kerusakan berarti karena tanggul batu sudah dicor.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Petugas pertamanan membersihkan pasir dan bebatuan yang terlempar ke area kawasan bisnis Megamas di Manado, Sulawesi Utara, dari Teluk Manado akibat angin kencang dan sapuan gelombang tinggi dari Teluk Manado, Rabu (8/12/2021).
Pusat niaga Kawasan Megamas yang berdiri di sebelahnya juga dihantam ombak yang disertai angin kencang. Dua pos pintu masuk sepeda motor roboh. Pasir dan bebatuan dari tanggul batu terlempar hingga ke tanah hasil menguruk pesisir itu. Nelayan pun menarik perahu kayu mereka ke daratan.
Salah satu warung, Nasi Babat Pedas, yang berdiri tepat di atas tanggul batu Kawasan Megamas, pun mengalami kerusakan. Lembaran seng penghalau angin yang menghadap laut roboh sebagian. Namun, Handri Thendean (34), pemilik warung itu, mengatakan, kerusakan tergolong tidak parah.
”Syukur tidak rusak parah seperti awal tahun. Tetapi hari ini kami mau tutup dulu untuk mengecek siapa tahu ada kerusakan di bagian lain, seperti instalasi listrik. Supaya aman waktu buka lagi,” kata Handri.
Faizi Puja Sukmana, Manajer Operasional PT Mega Jasa Kelola, pengelola Kawasan Megamas, juga mengatakan kerusakan tergolong ringan. Pos pintu masuk yang roboh pun telah diganti dengan yang baru. ”Beda dengan Januari. Saat itu memang luar biasa. Banyak kafe di tepi laut yang fisiknya hancur,” katanya.
Petugas kawasan bisnis Megamas di Manado, Sulawesi Utara, membetulkan pos parkir yang roboh akibat angin kencang dan sapuan gelombang tinggi dari Teluk Manado, Rabu (8/12/2021).
Faizi mengakui, berbagai kerusakan sejak Januari lalu belum semuanya tuntas diperbaiki. ”Kami masih mencari solusi teknisnya seperti apa untuk mengurangi dampak gelombang tinggi ini. Untuk sementara di sisi utara, tanggul sudah kami cor sehingga kerusakan akibat batu yang terlempar bisa diminimalkan,” katanya.
Gelombang tinggi juga menghentikan pelayaran perahu-perahu yang menghubungkan Manado daratan dengan Kecamatan Bunaken Kepulauan yang mencakup Pulau Bunaken dan Manado Tua. Salah satu pemilik perahu, Andika (30), mengatakan, pelayaran sudah ditutup sejak kemarin.
Longsor
Cuaca buruk akibat hujan deras menyebabkan longsor di wilayah Bolaang Mongondow. Hingga pukul 06.20 Wita, Jalan AKD (Amurang-Kotamobagu-Doloduo) ruas Kaiya-Kotamobagu di Desa Komangaan, yang menghubungkan Bolaang Mongondow dengan Kotamobagu, terputus akibat longsoran dan pohon tumbang di lima lokasi.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Dermaga penyeberangan yang menghubungkan Manado daratan dengan Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado, Sulawesi Utara, tampak sepi Rabu (8/12/2021). Penyeberangan ditiadakan karena cuaca buruk.
Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan, mengatakan, empat titik longsoran itu membentang sepanjang kurang lebih 250 meter. Dua ekskavator miliki BPBD serta Balai Pengelola Jalan Nasional XV Sulut dikerahkan untuk membersihkannya.
Jalan baru bisa dilalui kembali pada 09.10 Wita, tetapi dengan sistem buka tutup. ”Kami juga mengimbau pengendara agar ekstrahati-hati saat melintas karena jalan masih licin oleh lumpur,” kata Abdul.