Harapan Kalimantan dari Cinta Jokowi untuk Jaket Bomber Tenun Ikat Dayak Sintang
Presiden Joko Widodo membeli jaket bomber motif Dayak Sintang di Bandara Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (8/12/2021). Harapan untuk alam dan manusia di Kalimantan hidup lebih baik kelak.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN/EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
Jaket bomber bermotif kain tenun ikat Dayak Sintang berhasil memikat Presiden Joko Widodo saat baru tiba di Sintang, Kalbar, Rabu (8/12/2021). Dari sana tersirat harapan rakyat untuk tetap sejahtera di tengah tantangan zaman dan lingkungan di Kalimantan yang bisa jadi ke depan tidak ringan.
Tiba Rabu pagi di Bandara Tebelian, Presiden Jokowi tidak buru-buru menuju pintu keluar untuk meresmikan infrastruktur transportasi udara anyar itu. Dia justru melangkah kakinya ke stan usaha mikro, kecil, dan menengah di sudut ruang bandara.
Di sana banyak beragam produk khas Sintang dipamerkan menunggu pembeli. Gubernur Kalbar Sutarmidji lantas ikut mempromosikannya kepada Presiden. ”Ayo Pak, beli Pak untuk promosi kain tenun ikat Sintang,” ujar Sutarmidji.
Setelah melihat beberapa item, pandangan Presiden tertuju pada jaket bomber. Kainnya menggunakan tenun ikat Sintang dengan dominasi warna merah. Seperti jatuh cinta pandangan pertama, jaket itu langsung dibeli. Dia bahkan segera memakainya untuk menggantikan jaket coklatnya. Dengan jaket itu, ia meresmikan Bandara Tebelian.
Pilihan Presiden Jokowi itu ibarat cinta berbalas manis untuk Ernawati, desainer jaket. Sejak jauh hari sebelumnya, dia memang hendak mempersembahkan jaket itu kepada Presiden. Kebetulan, dia sedang menggalakkan produk lokal, termasuk tenun ikat Sintang dan produk turunannya, seperti dompet, tas, sampul buku, dan baju.
Ernawati yang juga Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sintang, kemudian rajin melihat penampilan Presiden di televisi. Dari sana, ia memperkirakan ukuran jaket yang tepat. Pemilihan motifnya pun disesuaikan dengan tokoh pemimpin negara.
Menurut Ernawati, motif jaket tersebut kombinasi tammat manok dan tiang bekurung. Motif tammat manok, berbentuk tali mengikat kaki ayam jantan. Ayam jantan diibaratkan ayam yang kuat siap bertarung.
Sementara tiang bekurung berbentuk pondasi rumah. Filosofinya, ada harapan dan doa bahwa orang yang memakainya selalu berdiri kokoh seperti pondasi rumah.
”Semoga beliau sebagai tokoh nasional dan negarawan tetap berdiri kokoh menaungi seluruh masyarakat,” ujar Ernawati.
Komunikasi dengan perajin tenun ikat pun semakin intensif. Dia bekerja sama dengan perajin asal Desa Umin Jaya. Bahkan, tidak hanya membuat kain untuk Presiden, dia meminta perajin menenun motif yang sama. Tujuannya, bila nanti dilirik Presiden, produksinya sudah siap jual.
Prediksinya sekali lagi tepat. Kini sudah masuk beberapa pesanan, antara lain dari ketua Dekranas. Selain itu, ada juga konsumen Pontianak dan Jakarta. ”Jika ada yang ingin memesan, silakan menghubungi Dekranasda Kabupaten Sintang. Ini kebanggaan bagi kami,” ujar Ernawati.
Pesan kehidupan
Bagi masyarakat Sintang, tenun ikat lebih dari sekadar produk buatan manusia. Dalam setiap karya ada kisah kehidupan, sikap menghormati alam, dan spiritualitas warisan nenak moyang suku Dayak.
Oleh karena itu, seperti karya istimewa lainnya, proses pembuatannya membutuhkan waktu tidak sebentar. Diajarkan turun-temurun, perajin biasanya belajar sejak berusia 12 tahun.
Tidak cukup itu, hanya penenun tertentu yang bisa membuat beberapa motif. Untuk motif binatang, seperti buaya, hanya perajin senior yang sudah berumur dan tidak menikah bisa membuatnya. Motif itu dipercaya memiliki kekuatan magis tertentu.
Tenun motif binatang juga hanya dibuat berdasarkan petunjuk mimpi dan tolak bala. Untuk membuatnya, perajin harus menjadikan kain untuk bantal tidur selama tiga malam.
Jika petunjuk mimpinya bagus, proses menenun bisa dilanjutkan. Jika mimpinya buruk, pembuatannya harus dihentikan karena perajinnya diyakini bakal menemukan kesulitan hidup di kemudian hari.
Dibuat di rumah panjang dan tunggal, kesetiaan itu terus dijaga hingga kini. Tidak heran bila kain dan motif yang tercipta terus menjadi pegangan hidup yang lebih baik.
Ragam motif
Di rumah panjang Ensaid Panjang, misalnya, terdapat jenis kain pua atau kumbu. Disebut kumbu karena seukuran selimut. Kumbu artinya selimut dalam bahasa lokal. Kain kumbu termasuk jenis yang terbilang tua.
Motif kumbu juga tidak hanya satu. Banyak motif dibuat dengan kisah bervariasi. Perahu, misalnya, menggambarkan alat transportasi penting bagi masyarakat Dayak. Warga menggunakannya untuk berkebun, berladang, dan mencari sayur-mayur.
Lain lagi dengan motif tiang kebuk atau tiang penyangga rumah betang yang didiami masyarakat Dayak Desa. Biasa dibuat bersama-sama, motif ini melambangkan kebahagiaan atau kesuksesan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu, motif ini juga memberi pesan kepada pemuda jika ingin menikah. Mereka harus sudah mandiri, disimbolkan dengan membangun rumah untuk mengayomi istri dan anak-anaknya kelak.
Pesan moral motif dalam kain adalah menghargai lingkungan yang banyak memberi manfaat untuk hidup manusia.
Jenis tenun tua lainnya adalah kebat. Biasanya kebat dijadikan sarung dan kain dalam berbagai ritual. Seperti kumbu, kebat juga ada beberapa motif.
Salah satu motifnya adalah encerebung. Motif itu terletak di ujung kain, berbentuk guratan runcing menyerupai ujung rebung (pucuk bambu). Motif itu mengawali dan mengakhiri motif induk tenun. Setelah ada motif encerebung di tepi kain, biasanya ada motif induk di tengah kain.
Di sisi kiri dan kanan kain ada pula motif langgai uwi. Langgai uwi merupakan tumbuhan yang dipakai nenek moyang untuk mengikat tiang rumah betang supaya kuat dan tahan lama. Pesan moral motif dalam kain adalah menghargai lingkungan yang banyak memberi manfaat untuk hidup manusia.
Kini, di tengah perkembangan zaman yang kian pesat hingga rentannya Pulau Kalimantan menghadapi beragam bencana sebagai dampak perubahan iklim, tenun ikan Sintang kembali mengambil peran. Harapan bagi pemimpin dan rakyatnya untuk kehidupan lebih baik tergurat di antara jejak motifnya.