KKB Diduga Kembali Hendak Membakar Dua Sekolah di Pegunungan Bintang
KKB pimpinan Lamek Taplo diduga kembali mengincar dua sekolah di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, untuk dibakar.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo diduga kembali mengincar dua sekolah di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, untuk dibakar. Hal ini menyusul ditemukan lima liter bensin jenis pertalite di bangunan sekolah pada Senin (6/12/2021).
Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Cahyo Sukarnito, saat dihubungi dari Jayapura pada Senin sore, membenarkan informasi tersebut. Dua sekolah yang diduga akan dibakar itu adalah milik Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) di Pegunungan Bintang.
Cahyo mengungkapkan, pada mulanya pihaknya mendapatkan informasi temuan satu jeriken berisi lima liter bensin jenis pertalite di bagian belakang ruang guru SMP YPPK Bintang pada pukul 08.00 WIT. Sekolah ini berada dalam satu kawasan dengan bangunan SMA YPPK Bintang Timur Mabilabol Oksibil.
Seorang siswa menemukan jeriken ini dan melaporkan kepada para guru. Pihak sekolah pun melaporkan temuan ini ke Polres Pegunungan Bintang. ”Anggota kami langsung ke sekolah untuk mengamankan barang bukti. Anggota kami juga telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara,” kata Cahyo.
Ia menuturkan, kelompok Lamek Taplo sengaja membakar fasilitas sekolah dengan tujuan memprovokasi aparat keamanan. Mereka akan menyerang aparat keamanan saat tiba di lokasi sekolah yang dibakar.
Sebelumnya, kelompok Lamek Taplo membakar sejumlah ruangan di SMAN 1 Oksibil di Distrik Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (5/12/2021). Mereka juga berencana membakar bangunan SMKN 1 Oksibil. Rencana itu dapat digagalkan.
”Kami terus meningkatkan upaya pengamanan di Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang. Jumlah personel TNI dan Polri di Oksibil sudah mencukupi untuk menghadapi kelompok Lamek Taplo,” ujar Cahyo.
Ia pun menyatakan seluruh aparat keamanan di Oksibil dalam posisi siaga untuk mengantisipasi serangan kelompok Lamek. Ia mengimbau warga tidak bepergian di atas pukul 21.00 WIT.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin menyatakan, aksi para pelaku bukanlah tindakan politik, tetapi aksi kriminalitas. Perbuatan mereka telah merugikan anak-anak yang menjadi masa depan Pegunungan Bintang.
Ia meminta aparat keamanan segera mengambil upaya penegakan hukum yang tegas dan terukur. Sebab, kelompok ini sudah berulang kali membakar fasilitas publik, seperti puskesmas di Distrik Kiwirok.
Perbuatan kelompok ini telah menyebabkan pelayanan publik bagi masyarakat Pegunungan Bintang terganggu.
Pegunungan Bintang termasuk 17 kabupaten di Papua dengan status Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) pada tahun 2020 rendah karena angkanya di bawah 60. Angka IPM Pegunungan Bintang hanya 45,44.
”Perbuatan kelompok ini telah menyebabkan pelayanan publik bagi masyarakat Pegunungan Bintang terganggu. Seharusnya aparat keamanan segera menghentikan aksi para pelaku,” tutur Sabar.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Papua Protasius Lobya mengecam aksi pembakaran sejumlah ruangan di SMAN 1 Oksibil. Kondisi ini menyebabkan para guru dan siswa ketakutan.
Ia menyatakan aksi para pelaku telah menghambat upaya pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Pegunungan Bintang. Masa depan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik pun terancam.
Kelompok Lamek Taplo membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok pada 13 September 2021. Seorang anggota TNI AD, yakni Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
Anggota KKB Lamek Taplo juga menyerang tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat bernama Gabriella Meilani (22) tewas dan empat rekannya mengalami luka berat dalam peristiwa tersebut.