Prioritaskan Evakuasi dan Penanganan Warga Terdampak Erupsi Semeru
Hingga kini, sudah terdata 14 warga meninggal di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Adapun ratusan pengungsi kini tersebar di belasan lokasi pengungsian di Pronojiwo dan Candipuro.
Oleh
Nina Susilo/Mawar Kusuma
·5 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta segenap jajaran pemerintah segera melakukan tanggap darurat guna mengatasi dampak erupsi dan guguran awan panas Gunung Semeru. Wakil Presiden Ma’ruf Amin turut memastikan penanganan darurat berjalan baik. Evakuasi dan penanganan warga terdampak harus didahulukan.
Hal ini disampaikan Wapres Amin dalam komunikasi via telepon dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq secara terpisah dari ruang tunggu Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Bali, Minggu (5/12/2021).
Thoriqul menjelaskan, korban akibat guguran awan panas Semeru terus bertambah. Sejauh ini, terdata 14 warga meninggal di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. ”Data terus bergerak, Bapak, karena ada masyarakat yang melaporkan suaminya belum kembali, sementara kondisi awan panasnya itu hari ini medannya agak sulit karena ada jalur yang sebelumnya permukiman, karena sungainya penuh meluber ke permukiman,” tuturnya.
Di Lumajang, Kepala BNPB Suharyanto dan Tri Rismaharini sudah tiba dan bergerak membantu masyarakat bersama Khofifah dan Thoriq. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga tiba di Lumajang sore ini.
Thoriq menyampaikan prioritas saat ini menyelamatkan warga dibantu personel dari TNI/Polri. ”Kami prioritaskan dulu manusia, yang perlu percepatan penanganan,” tambahnya.
Satu rumah sakit dan tiga puskesmas dikerahkan untuk merawat korban luka. Adapun warga lainnya sebagian besar sudah terevakuasi.
”Guguran awan panas itu sudah tersampaikan ke masyarakat, tetapi ada masyarakat yang bekerja di tambang pasir, yang masih di sawah, yang ada di kendaraan mungkin karena keterlambatan informasi atau juga kejadian yang waktu itu sangat cepat jadi enggak bisa menyelamatkan diri,” tutur Bupati.
Kecepatan dan dampak guguran awan panas ini membuat sungai berkedalaman 7-8 meter terisi debu dan pasir.
Khofifah melalui sambungan telepon juga menjelaskan kendati sistem peringatan dini berjalan, proses guguran awan panas berlangsung cepat. Biasanya, saat ada guguran awan panas, warga melihat dan menunggu ke mana arahnya sebab peristiwa vulkanis ini membawa pasir. Namun, berdasarkan keterangan warga, saat sedang evakuasi, dalam satu jam awan sudah menjadi gelap hitam. Warga panik.
Sejauh ini, menurut Khofifah, 3.400 personel sudah bergerak untuk mencari warga yang hilang.
Selain itu, kata Thoriq, penanganan cepat untuk membuka jalur penghubung Malang-Lumajang yang terputus sangat diperlukan. Wapres Amin meminta hal ini dikoordinasikan dengan Panglima TNI dan Korps Zeni TNI AD bisa dikerahkan untuk membantu.
Dalam komunikasi dengan Risma, Wapres juga meminta supaya kebutuhan para pengungsi, baik makanan, akomodasi, maupun kebutuhan di pengungsian, dikoordinasikan dengan Bupati Lumajang dan Gubernur Jatim. Sejauh ini, terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Candipuro dan tujuh titik pengungsian di Pronojiwo. Jumlah pengungsi di setiap pengungsian berkisar 30-50 orang.
Khofifah menyakini kebutuhan dasar terpenuhi karena Pemprov Jatim menyediakan dapur umum baik di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
”Kepada kepala daerah dan pejabat pemerintah untuk selalu waspada dan mengajak masyarakat untuk selalu siaga dan waspada, saling bekerja sama untuk mengantisipasi datangnya bencana semacam ini,” ungkap Wapres Amin.
Atas nama Presiden, Wakil Presiden, pemerintah, dan seluruh rakyat Indonesia, Mensesneg Pratikno menyampaikan duka mendalam atas korban yang meninggal dan korban luka-luka. ”Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, selalu memberikan pertolongan dan perlindungan kepada para korban dan juga kepada kita semuanya, serta memudahkan kita dalam menghadapi setiap tantangan,” ujarnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Minggu, menambahkan, penanganan tanggap darurat bencana erupsi Gunung Semeru difokuskan untuk membantu korban bencana dan mengambil langkah penanganan jangka pendek dan panjang. Upaya tanggap darurat dilakukan dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Jawa Timur.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur Ditjen Cipta Karya telah memobilisasi 10 unit hidran umum (HU) berkapasitas 2.000 liter, 4 mobil tangki air (MTA) berkapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 1 mobil toilet, dan dukungan 10 personel tanggap darurat. Saat ini, dukungan peralatan sudah berada di lokasi dan akan segera diinstal di lokasi-lokasi pengungsian sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Lumajang.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Ditjen Sumber Daya Air juga memberikan dukungan dengan mengerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak seperti 1 unit ekskavator, 1 unit loader, 2 dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa 1 set lighting lamp, 1 unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.
Langkah-langkah tanggap darurat juga dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali dengan melakukan pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten dengan mengerahkan 3 unit loader, 1 unit grader, 4 unit ekskavator, 1 unit dozer, 4 unit dump truck, dan 1 unit water tank kapasitas 5.000 liter.
Informasi sementara terdapat satu jembatan runtuh akibat lahar dingin Gunung Semeru, yakni Jembatan Besuk Koboan di Ruas Jalan Nasional Turen, Lumajang. Jembatan Besuk Kobokan dibangun pada tahun 1997 memiliki panjang bentang 129 meter dan lebar 9,6 meter.
Saat ini Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR baru bisa mendekat ke beberapa lokasi Jembatan Besuk Koboan karena tebalnya lumpur dan masih berada di zona berbahaya. Langkah penanganan dilakukan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang- Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.