Warga Meninggal, Hilang, dan Terisolasi akibat Erupsi Semeru
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar menyatakan 1 warga meninggal, 2 orang hilang, 8 warga terjebak, dan 41 lainnya terluka akibat erupsi Semeru.
Oleh
DEFRI WERDIONO, DAHLIA IRAWATI, AGNES PANDIA
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Sejumlah warga dilaporkan terjebak di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Mereka butuh dievakuasi karena menderita sesak napas dan lemas akibat terkena debu vulkanik Gunung Semeru. Satu warga meninggal dan dua lainnya juga dilaporkan hilang.
Berdasarkan informasi dari BPBD Malang, warga terjebak karena akses di desa mereka terputus lahar hujan dari Semeru. Hingga Sabtu (4/12/2021) pukul 20.30, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar menyatakan, 1 warga meninggal, 2 orang hilang, 8 warga terjebak, dan 41 lainnya terluka akibat erupsi Semeru.
Gunung Semeru pada Sabtu pukul 15.20 meletus. Gunung ini mengeluarkan guguran awan panas ke arah Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Lontaran abu vulkanik mengarah ke barat daya (Kabupaten Malang) di ketinggian 24.000 kaki dengan kecepatan 40-50 kilometer per jam.
Dalam rilisnya, BPBD Kabupaten Malang meminta warga agar tidak panik dan tetap mengikuti perkembangan situasi melalui radio dan alat komunikasi lainnya.
Selain informasi terisolasinya Desa Curah Kobokan, Sutrisno, salah satu warga Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro, Lumajang, membenarkan bahwa Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Malang-Lumajang putus. Akibatnya, kendaraan dari arah Lumajang Kota yang hendak menuju ke Malang diminta putar balik.
Sementara itu, sejumlah tempat pengungsian sudah didirikan. Rudi, anggota Tagana dari Lumajang, mengatakan, saat ini sudah ada posko pengungsian yang dibuka. Titik pengungsian itu yakni Pertigaan jalan Pronojiwo di Desa Supiturang, Balai Desa Sumberwuluh, dan Balaidesa Kamarkajang.
”Warga saat ini membutuhkan masker, makanan dan minuman siap saji, jas hujan, terpal, serta selimut,” katanya.
Jaringan telekomunikasi pun sempat terputus. Namun, kini jaringan sudah diperbaiki. Manager Corporate Communications Telkomsel Jawa Bali Erwien Kusumawan mengatakan, ada 10 site yang mengalami gangguan akibat erupsi Semeru.
”Terkait erupsi Gunung Semeru yang melanda Desa Pronojiwo dan Desa Supiturang, jaringan yang sempat terganggu di wilayah itu langsung diatasi sehingga komunikasi telepon beserta layanan data tetap berjalan lancar karena di-cover site tambahan di sekitar Gunung Semeru,” katanya.
Telkomsel juga langsung menurunkan tim untuk memantau sekaligus ikut membantu masyarakat dengan memasok berbagi kebutuhan pokok. Jadi, menurut Erwien, saat ini jaringan di sekitar wilayah terdampak semburan awan panas Semeru sudah teratasi. ”Pasca-erupsi jaringan sempat terganggu, tetapi tidak berlangsung lama,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari BPBD Malang, guguran awan panas Sabtu sore
terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Lumajang, pukul pukul 15.10. Arah luncuran mengarah ke Besuk Kobokan dan visual Gunung tertutup kabut dan debu vulkanik dengan aroma belerang.
Warga saat ini membutuhkan masker, makanan dan minuman siap saji, jas hujan, terpal, serta selimut.
Dampak abu vulkanik bercampur dengan air hujan juga terjadi di wilayah Kabupaten Malang. Pukul 17.20, Pusdalops mendapatkan informasi arah pergerakan abu vulkanik ke arah barat (Kabupaten Malang) di ketinggian 10.000-18.000 kaki dengan kecepatan 00-30 kilometer per jam serta ke arah barat daya pada di ketinggian 24.000-48.000 kaki kecepatan 20-60 kilometer per jam.
Hujan deras disertai abu vulkanik terjadi di wilayah timur-selatan Kabupaten Malang, khususnya di wilayah kaki Gunung Semeru. Kawasan yang terdampak abu vulkanik yakni Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Wajak, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Dampit, dan Kecamatan Turen.