Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Monumen Perjuangan Covid-19 Bandung
Monumen berupa menara kembar ini melambangkan masyarakat telah melewati titik haru menuju semangat masa depan dalam menghadapi Covid-19. Masyarakat tetap diminta waspada dan adaptif karena pandemi masih belum berakhir
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin meresmikan Monumen Perjuangan Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/12/2021). Monumen ini menjadi pengingat ratusan petugas penanganan Covid-19 di Jabar yang gugur dalam menghadapi pandemi.
”Monumen ini jadi pengingat bahwa bangsa kita telah melewati peristiwa besar. Selama hampir dua tahun, kita berjuang bersama-sama, menghadapi pandemi Covid-19. Kita telah kehilangan banyak saudara yang gugur dalam perjuangan dan pengorbanan,” ujar Ma’ruf dalam pembukaan monumen tersebut.
Monumen ini berupa tugu kembar setinggi 17 meter. Di bagian badan tugu dituliskan nama-nama petugas kesehatan dan lainnya yang meninggal saat menangani pandemi Covid-19 dengan tinta emas. Posisi tugu berada di sisi Jalan Surapati dan berjarak sekitar 200 meter dari Gedung Sate.
Ma’ruf mengapresiasi pengorbanan setinggi-tingginya para petugas kesehatan dan pendukung lainnya dalam menghadapi Covid-19. Namun, pandemi belum berakhir sehingga dia tetap meminta warga untuk adaptif.
”Pemerintah menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya, penghargaan setinggi-tingginya, atas pengorbanan, kerja keras, dan kolaborasi seluruh pihak dalam menghadapi Covid-19. Pandemi belum berakhir, teruslah kreatif dan adaptif dalam mencari solusi di tengah tantangan dan keterbatasan,” lanjutnya.
Monumen ini jadi pengingat bahwa bangsa kita telah melewati peristiwa besar. Selama hampir dua tahun kita berjuang bersama-sama, menghadapi pandemi Covid-19. (Mar'uf Amin)
Dalam menghadapi pandemi ini, Indonesia kehilangan ribuan jiwa. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, hingga Jumat (3/12), tercatat 143.858 jiwa meninggal akibat Covid-19. Adapun total kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 4,25 juta jiwa.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memaparkan, warga Jabar yang meninggal akibat Covid-19 lebih dari 14.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, lebih dari 200 jiwa berasal dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung dalam menangani pandemi.
Pengorbanan manusia
”Pandemi mengingatkan kita tentang pengorbanan kemanusiaan dari para petugas garda terdepan. Siang malam bekerja dengan mengorbankan kepentingan pribadi. Setiap jam memberikan semangat dan pengharapan bagi sesama,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Emil, monumen ini dirancang berupa gerbang. Hal ini melambangkan masyarakat telah melewati titik haru dari kehilangan orang-orang yang dikasihi menuju semangat Indonesia yang bisa menata masa depan dalam melewati pandemi.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jabar Wawan Hernawan menyatakan, Jabar kehilangan 86 perawat dalam menghadapi pandemi dalam kurun Mei 2020 sampai Oktober 2021. Sebagian besar korban meninggal saat menghadapi gelombang pertama Covid-19 yang terjadi akhir tahun 2020 hingga awal 2021.
”Dalam menghadapi gelombang pertama, kami kehilangan lima perawat dalam sehari. Semua terjadi karena APD (alat pelindung diri) yang belum memadai. Tetapi, kami harus tetap melayani pasien yang datang karena itu sudah tanggung jawab dalam sumpah perawat,” ujarnya.
Sementara itu, dalam menghadapi gelombang kedua, kata Wawan, perawat yang ada sudah dilengkapi fasilitas yang memadai sehingga potensi jatuhnya korban lebih kecil dibanding gelombang sebelumnya. Apalagi, tren kenaikan kasus Covid-19 saat ini sudah mulai melandai.
Namun, lanjut Wawan, semua harus tetap bersiaga karena pandemi belum berakhir. Dia berharap, koordinasi antarpihak bisa dimaksimalkan, mulai dari pencegahan hingga penanganan medis, untuk mengurangi potensi korban yang jatuh dalam menghadapi Covid-19.