Pengungsi Afghanistan di Batam Minta Segera Ditempatkan ke Negara Tujuan
Puluhan pencari suaka asal Afghanistan melakukan demonstrasi di Batam, Kepulauan Riau. Unjuk rasa ini merupakan yang ketiga dalam empat bulan terakhir.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Puluhan pencari suaka asal Afghanistan melakukan demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (1/12/2021). Unjuk rasa tersebut adalah yang ketiga dalam empat bulan terakhir. Mereka mendesak Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mempercepat proses pemukiman kembali ke negara tujuan.
Di Batam terdapat sekitar 600 pencari suaka dari sejumlah negara. Mereka ditampung di dua tempat berbeda. Pencari suaka yang sudah berkeluarga ditempatkan di Hotel Kolekta, Kecamatan Lubuk Baja. Adapun pencari suaka yang belum berkeluarga ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), Kecamatan Sekupang.
Salah satu pencari suaka asal Afghanistan, Ali Rafli (27), mengatakan, sebagian besar dari mereka telah menunggu penempatan ke negara tujuan (resettlement) selama lebih dari sembilan tahun. ”Menjadi pencari suaka bukan keinginan saya, tetapi ini sudah lama sekali dan tidak ada kepastian,” katanya
Selama berada di Indonesia, para pencari suaka itu hidup dalam naungan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). IOM memberi tempat tinggal dan membiayai hidup para pencari suaka. Meski demikian, mereka tak diizinkan meninggalkan kota dan tak boleh bekerja.
Menjadi pencari suaka bukan keinginan saya, tetapi ini sudah lama sekali dan tidak ada kepastian. (Ali Rafli)
Ketidakpastian hidup dalam pengungsian membuat banyak pencari suaka mengalami depresi. Depresi berat bahkan mengakibatkan seorang pencari suaka asal Afghanistan bernama Abbas Mohammady bunuh diri di Rudenim Sekupang pada Oktober 2018.
Menurut Rafli, dalam 3 tahun terakhir, ada 14 pencari suaka asal Afghanistan yang bunuh diri di Indonesia. Selain itu, dalam 9 tahun terakhir, lebih dari 100 pencari suaka meninggal akibat penyakit yang timbul setelah mereka mengalami depresi selama bertahun-tahun.
Peristiwa terakhir, pencari suaka asal Afghanistan di Sumatera Utara, Ahmad Shah (21), melakukan bakar diri di depan kantor UNHCR di Medan, Selasa (30/11/2021). Ia mengalami luka bakar, tetapi berhasil diselamatkan setelah dibawa ke Rumah Dakit Siloam Dirga.
Demonstrasi di Batam itu berlangsung sekitar dua jam. Setelah itu para peserta membubarkan diri dengan tertib.
Laporan terbaru UNHCR pada Maret 2021 mencatat, sedikitnya ada 13.497 orang di Indonesia yang berstatus pengungsi dan pencari suaka. Mereka terdiri dari 73 persen orang dewasa dan 27 persen anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Para pengungsi ini setidaknya tersebar di sepuluh daerah, di antaranya Jakarta, Medan, Makassar, Tanjung Pinang, Batam, dan Pekanbaru. Sebanyak 56,18 persen pengungsi berasal dari Afghanistan dengan jumlah 7.583 orang.
Pada 22 September lalu, Ketua Komisi I DPRD Kota Batam Budi Mardianto mengatakan, atas dasar kemanusiaan, pemerintah tidak boleh tinggal diam melihat nasib pengungsi yang terkatung-katung. Menurut dia, DPRD Kota Batam akan melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Kota Batam dan perwakilan IOM untuk mencari solusi terkait kondisi pengungsi.