Petani yang Tertimbun Longsor di Malang Ditemukan Tewas
Seorang petani yang sebelumnya hilang diduga tertimbun tanah longsor akhirnya ditemukan meninggal di Kabupaten Malang setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan dan warga.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Seorang petani yang sebelumnya dilaporkan hilang akhirnya ditemukan meninggal tertimbun tanah longsor di perbatasan Desa Bangelan dan Karangrejo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (29/11/2021).
Korban adalah Cukup (68), warga Desa Karangrejo, RT 012 RW 004. Saat insiden terjadi Minggu (28/11/2021) sore, korban sedang beraktivitas di lahan dan hujan turun dengan intenstitas di lereng selatan Gunung Kawi.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan, saat ditemukan oleh tim SAR gabungan dan warga sekitar, korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Lahan yang longsor mencapai panjang 60 meter (m), tinggi 40 m dengan ketebalan 5 m. ”Tanah yang longsor bukan berada di permukiman tetapi di ladang. Nah, korban saat itu tengah beraktivitas di ladang dan situasinya hujan. Peristiwa ini sendiri baru dilaporkan Minggu malam,” ujarnya.
Menurut Sadono, korban beraktivitas di lahan sejak pagi bersama istri. Kegiatan mereka hari itu adalah membersihkan material longsor kecil-kecil berupa bebatuan cadas dan pepohonan.
Sekitar pukul 13.00 sang istri mengajak pulang. Namun korban enggan dan memilih melanjutkan membersihkan material. Sekitar pukul 15.00, sang istri yang tadinya pulang kembali ke lahan dan mendapati material yang longsor bertambah besar.
”Saat itu, Cukup tidak ditemukan. Mengetahui korban tidak ada, sang istri kemudian melapor kepada warga dan berlanjut ke BPBD. Upaya pencarian oleh tim tidak bisa dilakukan malam itu karena kondisi tidak memungkinkan,” ujarnya.
Memasuki musim hujan tahun ini, kawasan di sekitar Kecamatan Kromengan memang menjadi salah satu perhatian BPBD setempat. Beberapa kali peristiwa tanah longsor skala kecil terjadi di kawasan ini dalam dua pekan terakhir.
Untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Malang, saat ini BPBD membuat empat posko lapangan (poslap). Keempat posko siaga bencana tersebut masing-masing berada di Kecamatan Ngantang, Tumpang, Tirtoyudo, dan Gedangan. Wilayah itu umumnya berupa perbukitan yang rawan longsor saat musim hujan tiba.
”Personel dan sukarelawan kami tempatkan di poslap-poslap itu. Tugas mereka adalah melakukan assessment awal apabila ada laporan bencana dan melakukan tindakan awal penanganan darurat sambil menunggu teman-teman BPBD,” katanya.
Sementara itu, pada waktu yang sama, juga dilaporkan tanah ambles di wilayah Kota Batu. Lokasi tanah yang ambles berada di pekarangan rumah milik Siyoko di Jalan Tenes RT 002 RW 003 Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Tanah yang ambles berukuran 12 meter persegi dengan kedalaman 15 m.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu A Choirur Rochim mengatakan, akibat peristiwa itu, fondasi dan dinding rumah Siyoko retak. ”Untuk penanganan, kami memasang terpal untuk menahan air hujan agar tidak masuk ke lokasi yang ambles selain pengurukan,” ujarnya.
Menurut Rochim, bencana ini disebabkan hujan deras yang turun di Batu dan kurang lancarnya saluran pembuangan limbah rumah tangga di lokasi.