Banjir Bandang Terjang Dua Kecamatan di Garut, Puluhan Rumah Rusak
Puluhan rumah rusak akibat banjir bandang yang menerjang Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tingginya intensitas hujan menjelang akhir 2021 meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banjir bandang menerjang Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jabar, Sabtu (27/11/2021). Banjir yang dipicu hujan lebat sekitar tiga jam itu merusak puluhan rumah hingga perkebunan warga.
Banjir bandang disebabkan meluapnya Sungai Ciloa yang melintasi Kecamatan Sukawening dan Kecamatan Karangtengah. Kedua kecamatan bertetangga itu berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Garut atau 75 km dari Kota Bandung.
Hingga pukul 20.00, belum ada laporan korban jiwa dalam bencana itu. Banjir telah surut dan menyisakan lumpur. Sejumlah warga yang sempat menyelamatkan diri sudah kembali untuk membersihkan rumah mereka.
”Kejadiannya sekitar pukul 15.00. Untuk dampaknya masih didata,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Hadi Rahmat.
Kantor SAR Bandung mengerahkan satu tim penyelamat (rescue) ke lokasi bencana. Mereka tiba pukul 17.15 untuk membantu evakuasi warga. Komandan tim SAR Bandung di lokasi bencana, Syahrir, melaporkan empat rumah rusak berat di Desa Mekarhurip, Sukawening. Akibatnya, tujuh warga melakukan evakuasi mandiri ke rumah kerabatnya.
Sebanyak 17 rumah rusak di Desa Sukawening. Namun, 63 warga desa tersebut mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa banjir.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, berdasarkan pantauan citra satelit, terpantau sel-sel awan konvektif mulai tumbuh pada pukul 13.20 di Sumedang. Kemudian, awan meluas menutupi wilayah Kabupaten Garut dan Kota Bandung.
Suhu puncak awan berkisar minus 80 derajat celsius hingga minus 100 derajat celcius. Hal itu mengindikasikan potensi terjadinya hujan di kawasan tersebut.
Stasiun cuaca otomatis (AWS) Jatinangor, Sumedang, mencatat intensitas hujan pada pukul 13.50-14.50 mencapai 48 milimeter. Sementara itu, hingga pukul 17.20, stasiun cuaca Cibiuk, Garut, mencatat curah hujan 9,4 mm.
Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari menyebutkan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, perairan sekitar Jabar hangat dengan suhu 28-30 derajat celsius. Kondisi itu mendukung potensi penguapan di kawasan tersebut.
”Terdapat pola konvergensi, belokan, dan perlambatan angin serta pertemuan angin (konfluensi) yang melewati wilayah Jabar. Hal ini menyebabkan suplai massa udara signifikan,” katanya.
Berdasarkan peta prakiraan wilayah potensi gerakan tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi pada November 2021, Kecamatan Sukawening memiliki potensi tinggi gerakan tanah dan dapat memicu banjir bandang.
Sebelumnya, Kepala PVMBG Andiani menyebutkan, tingginya intensitas hujan menjelang akhir 2021 meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti longsor dan banjir bandang. Pihaknya telah membuat peta zona kerentanan yang dapat digunakan pemerintah untuk menyiapkan langkah antisipasi.
”Peta ini sudah disampaikan ke pemerintah daerah. Untuk kawasan bertebing diingatkan tentang ancaman longsor, sementara banjir bandang perlu diwaspadai warga di sekitar aliran sungai,” katanya.