Ridwan Kamil Imbau Bupati dan Wali Kota Siaga Tertinggi Hadapi Bencana
Gubernur Jabar mengimbau bupati dan wali kota di provinsi itu meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana. Potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, meningkat seiring curah hujan tinggi akibat La Nina.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau bupati dan wali kota di provinsi itu untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana. Potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, meningkat seiring curah hujan tinggi akibat La Nina yang diprediksi terjadi pada November 2021 hingga Februari 2022.
Sejumlah daerah di Jabar, di antaranya Kabupaten Bandung, Garut, Ciamis, serta Kota Bandung, Cimahi, dan Sukabumi dilanda banjir pada awal November. Sementara longsor menerjang Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, dan Sukabumi.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengatakan, musim hujan diprediksi berlangsung hingga awal tahun depan. ”Saya sudah mengimbau kepala daerah, bupati/wali kota, dan kepala BPBD siaga satu (kesiagaan tertinggi) di musim hujan ini,” ujarnya, di Kota Bandung, Rabu (10/11/2021).
Sejumlah infrastruktur pengendali banjir telah dan sedang dibangun. Salah satu yang sedang dibangun adalah kolam retensi di Andir, Baleendah, Kabupaten Bandung. Pembangunannya diperkirakan rampung dua bulan lagi.
Sebelumnya, pemerintah telah membangun kolam retensi Cieunteung, terowongan air Nanjung, dan sodetan Cisangkuy. Ketiga infrastruktur tersebut berfungsi mengurangi dampak banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Akan tetapi, banjir masih melanda kawasan Bandung selatan setiap musim hujan. Pada Selasa (2/11/2021), banjir hingga setinggi 1,5 meter menggenangi ratusan rumah di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.
”Jadi, masih ada (banjir), tetapi boleh dibandingkan volumenya sudah berkurang, tidak berlama-lama seperti dulu. Namun, kita tidak boleh takabur. Bagaimanapun itu fenomena alam. Ikhtiar kami adalah melakukan pengurangan dengan apa pun program dan metode untuk mengatasi kebencanaan,” ucap Emil.
Mantan Wali Kota Bandung itu juga mengimbau masyarakat menjaga kebersihan saluran air, termasuk selokan di lingkungan masing-masing. Sebab, saluran air yang pampat karena dipenuhi sampah kerap membuat saluran air meluap.
Selain banjir, sejumlah daerah di Jabar, terutama di kawasan selatan, juga rawan dilanda longsor saat musim hujan. Pada Selasa (9/11/2021), hujan lebat menyebabkan longsor di Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mengenali potensi bencana yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan peta prakiraan potensi gerakan tanah atau longsor yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Jampang Tengah merupakan satu dari 46 kecamatan di Sukabumi dengan potensi menengah hingga tinggi. Pada potensi kerentanan ini, longsor dapat terjadi saat curah hujan di atas normal dan lokasi bekas longsor bisa aktif kembali.
Kepala PVMBG Andiani berharap peta yang dikirimkan kepada pemerintah daerah setiap bulan itu dapat digunakan untuk menyiapkan langkah mengantisipasi bencana. ”Untuk kawasan bertebing, diingatkan tentang ancaman longsor, sementara banjir bandang perlu diwaspadai warga di sekitar aliran sungai,” ucapnya.
Menurut Andiani, pemerintah daerah perlu secara konsisten mengedukasi masyarakat di kawasan rawan bencana untuk mengenali potensi longsor di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memantau tanda-tanda longsor, seperti munculnya retakan tanah dan keluarnya air dari rekahan tebing.
”Pemda tidak mungkin memantau 24 jam. Jadi, partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mengenali potensi bencana yang ada di sekitarnya,” ujarnya.