2022, Ekonomi Jabar Berpotensi Tumbuh hingga Lebih dari 5 Persen
Dengan menggeliatnya dunia usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun ini diproyeksikan mencapai 3,2-4 persen. Bahkan, berpotensi tumbuh di atas 5 persen pada 2022. Syaratnya, dibarengi pengendalian pandemi Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tren pemulihan ekonomi global menjadi momentum Jawa Barat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang sempat terkontraksi minus 3,1 persen pada 2020 (year on year). Dengan mulai menggeliatnya dunia usaha, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan mencapai 3,2-4 persen atau bahkan berpotensi tumbuh di atas 5 persen tahun depan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan, pemulihan ekonomi Jabar akan berlanjut pada 2022. Syaratnya, kolaborasi dan inovasi dalam memacu sektor ekonomi harus dibarengi dengan pengendalian pandemi.
”Dengan mempertimbangkan berbagai leading indikator terkini serta dukungan kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia, pemerintah pusat dan daerah, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan lainnya, perekonomian Jabar pada 2022 berpotensi tumbuh 5-5,8 persen,” ujarnya dalam West Java Annual Meeting 2021 di Kota Bandung, Rabu (24/11/2021).
Herawanto menyebutkan, perbaikan ekonomi Jabar turut ditopang kinerja sistem pembayaran digital. Transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mencapai 2,56 juta merchant yang menyumbang 21,45 persen dari target nasional sebanyak 12 juta merchant.
”Ini menjadi modal penting bagi Jabar untuk semakin menunjukkan posisinya dalam geliat ekosistem digital ekonomi nasional,” ucapnya.
Menurut Herawanto, pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan percepatan vaksinasi memberikan optimisme akselerasi pemulihan ekonomi. Namun, peningkatan mobilitas tetap perlu diikuti disiplin menerapkan protokol kesehatan.
”Pemulihan ekonomi juga didorong perbaikan investasi. Pada triwulan III-2021, investasi Jabar mencapai Rp 107,23 triliun atau tertinggi secara nasional,” katanya.
Salah satu peluang ekonomi di tengah pandemi adalah menerapkan ekonomi berkelanjutan atau green economy. (Ridwan Kamil)
Herawanto menjelaskan, pihaknya mengeluarkan sembilan rekomendasi kebijakan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi pada 2022. Rekomendasi itu meliputi mempertahankan strategi dynamic balancing dengan terus mendorong aktivitas ekonomi disertai pengendalian risiko kesehatan. Selain itu, dilakukan juga dengan menjaga stimulus pendorong konsumsi dan melancarkan transmisi konsumsi masyarakat menengah atas melalui berbagai insentif dan kegiatan.
”Selanjutnya, digitalisasi end toend proses bisnis seluruh sektor ekonomi dan meningkatkan ekspor dengan kebijakan pelonggaran bagi industri esensial,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Herawanto, adalah memperkuat industri dengan pendidikan vokasi sesuai kebutuhan penggunaan teknologi dan pengendalian inflasi melalui digitalisasi ekonomi. Selain itu, dengan menurunnya penerimaan daerah dibutuhkan kreativitas untuk menggali sumber-sumber pembiayaan.
Rekomendasi terakhir adalah mengevaluasi dan memonitor realisasi investasi. Capaian target investasi perlu dikaitan dengan sejauh mana dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, dibutuhkan kolaborasi inovasi antardaerah, institusi ekonomi, dan masyarakat untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Tren positif di tingkat global dan nasional mesti dimaksimalkan pelaku ekonomi Jabar, khususnya yang berorientasi ekspor.
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, selain digitalisasi, salah satu peluang ekonomi di tengah pandemi adalah menerapkan ekonomi berkelanjutan atau green economy. ”Ini akan menciptakan ekonomi yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan sehingga mengurangi kerusakan lingkungan jangka panjang,” ucapnya.