Wilayah Utara dan Pegunungan Papua Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Warga yang bermukim di wilayah utara dan pegunungan Papua diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir dan longsor. Curah hujan dengan intensitas tinggi mulai melanda kedua kawasan ini seminggu terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Hujan terus melanda wilayah utara dan pegunungan Papua dalam sepekan terakhir. Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan akan ancaman bencana hidrometeorologi yang sering melanda kedua kawasan tersebut.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi, di Jayapura, Senin (22/11/2021), mengatakan, semua kabupaten di wilayah pegunungan Papua sangat rawan banjir dan longsor saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama berhari-hari. Kondisi itu, di antaranya, terjadi di Kabupaten Tolikara, Jayawijaya, Yalimo, Pegunungan Bintang, dan Lanny Jaya.
Adapun daerah di wilayah utara Papua yang sering terjadi banjir dan longsor ketika musim hujan adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Keerom. ”Berdasarkan data BMKG, Papua termasuk daerah yang terdampak cuaca ekstrem pada akhir tahun ini. Kondisi ini dipengaruhi fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan tinggi,” kata Welliam.
Ia menuturkan, Pemprov Papua telah mengingatkan pemerintah daerah di wilayah utara dan pegunungan Papua untuk meningkatkan kewaspadaan akan dampak dari La Nina. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di dua kawasan tersebut diharapkan aktif menyosialisasikan ancaman bencana hidrometeorologi kepada masyarakat setempat.
”Pemda diharapkan segera memberikan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat yang bermukim di dua kawasan tersebut. Misalnya, masyarakat yang tinggal di bawah daerah perbukitan dan dekat pinggiran sungai agar waspada saat terjadi hujan deras selama berjam-jam,” ujar Welliam.
Ia menambahkan, para nelayan tradisional di wilayah pesisir Papua agar terus memantau kondisi cuaca, baik dari BMKG maupun pihak terkait lainnya, sebelum melaut. Hal ini untuk mengantisipasi risiko dilanda gelombang tinggi saat melaut.
Secara terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jayapura Doni Christianto mengatakan, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa hari terakhir melanda wilayah utara dan pegunungan Papua. Akumulasi intensitas hujan mencapai 150-250 milimeter.
Ia pun menyatakan Papua akan memasuki musim hujan secara merata pada akhir November hingga Februari 2022. BPBD bersama instansi terkait diharapkan telah menyiapkan upaya mitigasi dalam menghadapi cuaca ekstrem tersebut.
”Fenomena La Nina menjadi faktor utama penyebab tingginya curah hujan. Sementara itu, tinggi gelombang laut kini maksimal mencapai 1,2 meter. Tinggi gelombang diperkirakan meningkat pada pertengahan Desember,” ujar Doni.
Subkoordinator Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati karena mulai terjadi peningkatan frekuensi curah hujan. Hujan biasanya terjadi pada malam dan dini hari.
”Warga yang bermukim dekat daerah perbukitan dan sungai harus waspada apabila terjadi hujan deras lebih dari dua jam. Hal ini untuk menghindari bencana longsor dan banjir bandang,” ucap Ezri.