Tiga Minggu Banjir, Warga Serdang Bedagai Frustrasi Ekonomi Terpuruk
Sudah tiga pekan banjir tak kunjung surut dan berdampak pada lebih dari 25.000 warga Kabupaten Serdang Bedagai. Warga frustrasi karena belum bisa menempati rumah dan perekonomian mereka terpuruk.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SEI RAMPAH, KOMPAS — Sudah tiga pekan banjir tak kunjung surut dan berdampak pada lebih dari 25.000 warga Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Warga frustrasi karena belum bisa menempati rumah dan perekonomian mereka terpuruk. Sebagian warga mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum secara mandiri karena terbatasnya bantuan.
Pantauan Kompas, Senin (22/11/2021), tenda-tenda pengungsian masyarakat tampak berpencar di sejumlah tempat di tanggul Sungai Rampah, di sekitar Jalan Lintas Sumatera, dan di permukiman yang tidak terendam banjir di Kecamatan Sei Rampah, Tebingtinggi, dan Tanjung Beringin.
Perekonomian warga pun terpuruk karena sebagian besar bekerja sebagai pedagang, buruh tani, petani, dan pekerja rumah tangga. ”Saya dan keluarga sudah tiga pekan tinggal di tenda pengungsian karena rumah masih terendam banjir hingga setengah meter. Jualan saya pun tidak laku karena banjir,” kata Melani (40), warga Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah.
Melani dan beberapa keluarga lainnya pun mendirikan tenda pengungsian sendiri di tanggul Sungai Rampah. Para pengungsi mengumpulkan beras bantuan dari pemerintah dan sejumlah komunitas lalu memasaknya bersama. Mereka mengumpulkan uang untuk membeli lauk-pauk atau membeli beras jika beras bantuan habis.
Para pengungsi membawa karpet karet, selimut, dan bantal untuk tidur. Kalau turun hujan disertai angin kencang, air kerap masuk ke dalam tenda. ”Kami sangat frustrasi di tenda pengungsian. Kami berharap pemerintah segera mengatasi banjir agar kami bisa pulang ke rumah,” kata Melani yang mengungsi bersama suami dan lima anaknya.
Hal serupa dialami pengungsi lainnya, Sri Darwati (50). Sudah sebulan ia tidak mendapat pekerjaan harian sebagai pencuci pakaian. Ia pun kini hanya berharap pada bantuan.
Sejak banjir terjadi Senin (1/11/2021), mereka mendapat bantuan beras 5 kilogram dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Warga terdampak juga mendapat beras 10 kilogram, minyak goreng, gula pasir, dan mi instan dari Pemerintah Provinsi Sumut. ”Beberapa organisasi juga memberi bantuan beras kepada kami. Namun, yang paling kami butuhkan adalah banjir surut dan kami bisa pulang ke rumah dan bekerja,” kata Sri.
Sejumlah masyarakat pun tampak tetap beraktivitas di tengah banjir. Mereka memanen sawit dengan rakit batang pisang. Beberapa warga memanen daun pisang untuk dijual. Warga menembus genangan air dengan berjalan kali atau dengan rakit.
Kami sangat frustrasi di tenda pengungsian. Kami berharap pemerintah segera mengatasi banjir agar kami bisa pulang ke rumah.
Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya mengatakan, banjir tahun ini merupakan banjir terparah dalam 20 tahun terakhir. ”Banjir parah terjadi karena pendangkalan sungai akibat sedimen. Sungai akhirnya tidak bisa menampung debit air yang naik karena hujan deras,” kata Darma.
Darma menjelaskan, pendangkalan terjadi di Sungai Belutu dan Sungai Rampah. Ada sepanjang 33 kilometer sedimen yang harus diangkat dari badan sungai. Namun, hingga kini baru sekitar 1,5 kilometer yang sudah dikeruk. Ia pun berharap, Balai Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera mengeruk sungai.
Banjir juga diperparah karena ada banjir rob di Kecamatan Tanjung Beringin. Aliran di kedua sungai itu pun tertahan karena rob.
Banjir Tebing Tinggi
Di Kota Tebing Tinggi, banjir sudah mulai surut pada Senin sore setelah menggenangi 3.686 rumah warga di lima kecamatan. Banjir terjadi sejak Minggu dengan ketinggian 50-80 sentimeter.
Warga mulai membersihkan rumah dari tumpukan lumpur. Barang-barang mereka, seperti kasur, kursi, televisi, dan kipas angin, tampak rusak karena terendam banjir. ”Kami tidak sempat menyelamatkan semua barang karena luapan air dari sungai cepat sekali naik,” kata Dadang (45), warga Kelurahan Mandailing.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tebing Tinggi Wahid Sitorus mengatakan, pihaknya saat ini berfokus membantu warga membersihkan rumah. Ia juga meminta agar warga tetap waspada karena banjir masih bisa terjadi jika hujan deras turun lagi.