Jalur Distribusi Barang di Kalbar Hanya Bisa Dilintasi Kendaraan Tertentu
Meskipun jalur utama distribusi logistik di Kalbar ada yang digenangi banjir, tetapi masih bisa dilintasi kendaraan tertentu. Pasokan kebutuhan pokok untuk sementara masih berjalan. Belum terjadi kelangkaan barang.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah daerah di Kalimantan Barat masih dilanda banjir. Meskipun jalur utama distribusi logistik ada yang digenangi banjir, tetapi masih bisa dilintasi kendaraan tertentu. Pasokan kebutuhan pokok sementara masih berjalan sehingga belum terjadi kelangkaan barang.
Hingga Selasa (16/11/2021), banjir masih menggenangi sejumlah daerah khususnya di timur Kalbar, yaitu Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau. Ratusan ribu warga terdampak dan puluhan ribu di antaranya mengungsi. Daerah-daerah itu dilintasi Sungai Kapuas.
Di Kabupaten Sintang, kawasan terparah dilanda banjir, salah satu jalur yang digenangi banjir adalah jalan lintas Melawi di Kota Sintang. Jalan tersebut strategis karena menghubungkan Sintang dengan Kabupaten Kapuas Hulu.
Bruri (24), warga setempat, menuturkan, jalan tersebut masih digenangi banjir setinggi sekitar setengah meter. Meski demikian, jalur tersebut masih bisa dilintasi kendaraan dengan ketinggian tertentu. Pengendara truk yang hendak melintas biasanya menutup bagian depan mobil untuk mengarungi banjir.
Kapala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu Gunawan, Selasa (16/11/2021), menuturkan, meskipun jalan di Sintang digenangi banjir, sejauh ini pasokan barang ke Kabupaten Kapuas Hulu masih aman. Sejauh ini secara umum tidak terjadi kelangkaan barang.
”Saat ini masih aman. Mudah-mudahan air segera surut,” kata Gunawan.
Demikian juga dengan daerah di selatan Kalbar, yaitu jalur menuju Kabupaten Ketapang. Jalur Trans-Kalimantan di Kalbar yang menghubungkan Kota Pontianak, ibu kota Kalbar menuju Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, sejauh 300 km belum terhambat oleh banjir. Jalur tersebut terhubung dengan perbatasan Kalimantan Tengah.
Mudah-mudahan air segera surut. (Gunawan)
Morkes (24), salah satu sopir kendaraan umum Nanga Tayap-Pontianak, menuturkan, jalur Trans-Kalimantan tersebut masih bisa dilintasi. Kendaraan masih bisa melintas di jalur Trans-Kalimantan di wilayah Kalbar. ”Hanya ada satu lokasi yang ada genangan, itu pun masih bisa dilintasi,” kata Morkes.
Mengungsi
Berdasarkan data Komando Satgas Tanggap Darurat Kabupaten Sintang per tanggal 15 November, banjir masih melanda 12 kecamatan. Sebanyak 124.497 jiwa terdampak dan 25.884 jiwa mengungsi. Pemerintah Kabupaten Sintang juga telah mendirikan lima posko, 36 dapur umum, dan 32 posko pengungsian.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dirilis Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, banjir mengakibatkan 77 gardu PLN terganggu. Dari total gardu terdampak, sebanyak 16 gardu sudah berfungsi normal, sementara 16 gardu lainnya masih padam. Pihak PLN terus memperbaikinya.
BPBD Kabupaten Sintang terus melakukan pelayanan kepada warga terdampak, khususnya di pos pengungsian. BNPB juga masih berada di lokasi untuk memonitor lapangan dan pendampingan posko penanganan banjir yang menerjang 12 kecamatan.
Sementara di Kabupaten Kapuas Hulu, data BPBD Kapuas Hulu menunjukkan banjir masih melanda 11 kecamatan dan 74 desa. Sebanyak 41.761 jiwa terdampak, 6.034 rumah dan 241 fasilitas umum terendam.
Demikian juga di Kabupaten Sekadau. Berdasarkan data BPBD Sekadau, banjir masih melanda empat kecamatan. Sebanyak 19.560 jiwa terdampak dan 3.383 jiwa mengungsi. BPBD telah mendirikan 33 posko, menyediakan 42 tenda dan 24 dapur umum.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, mulai Minggu (21/11/2021), ia akan berkantor di daerah yang dilanda banjir selama empat hingga lima hari. Dalam kurun waktu tersebut, Gubernur Kalbar sekaligus membawa bantuan untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi hingga ke Kabupaten Kapuas Hulu.
”Saya tidak mencampuri kewenangan kabupaten, tetapi saya ingin memastikan apa yang harus diperbuat pascabanjir nanti,” ungkap Sutarmidji.