Selama pandemi, minat masyarakat untuk melakukan budidaya jamur dan tanaman hias meningkat. Aktivitas ini juga digeluti sebagai mata pencarian baru untuk menambah pemasukan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selama pandemi, minat sebagian masyarakat untuk melakukan budidaya jamur dan aneka tanaman hias di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meningkat. Selain menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang di rumah, aktivitas ini dimanfaatkan sebagai usaha atau mata pencarian baru.
Zaki, petani jamur asal Kecamatan Windusari, mengatakan, peningkatan minat tersebut terlihat dari penjualan baglog atau media tanam bibit jamur. Zaki juga sekaligus merupakan produsen baglog di Windusari.
Dia mengungkapkan, jika biasanya penjualan baglog hanya berkisar 9.000-10.000 buah per bulan, selama pandemi, penjualan naik signifikan mencapai hingga 14.000 buah per bulan. ”Dari 14.000 baglog tersebut, lebih dari separuhnya untuk memenuhi permintaan dari pelanggan-pelanggan baru, calon pelaku usaha baru,” ujarnya saat ditemui, Minggu (14/11/2021).
Selain dari Magelang, permintaan baglog juga berdatangan dari luar kota, seperti Tegal, Temanggung, Kendal, dan Wonosobo. Karena merupakan pelaku usaha baru, banyak pembeli tersebut masih sering berkonsultasi dan memanggil Zaki untuk membantu mereka mengatasi masalah terkait budidaya jamur.
”Para pelaku usaha jamur kerap kali kebingungan bagaimana mengatur kelembaban kumbung (tempat penyimpanan media tanam jamur) dan juga saat memanen karena tidak bisa membedakan mana jamur yang muda dan mana yang sudah tua,” ujarnya.
Para pelanggan dan pelaku usaha baru tersebut berasal dari kalangan ibu yang ingin menambah pemasukan dan mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja. Sebagian dari mereka mengaku ingin menekuni usaha budidaya jamur karena bingung harus mencari kerja apa.
Peningkatan permintaan baglog juga dirasakan oleh petani jamur lainnya. Muhtadin (27), petani asal Kecamatan Tempuran, sebelumnya hanya memproduksi 500 baglog per hari. Namun, selama pandemi ini, dia harus menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan 1.000 baglog per hari. ”Banyak pembeli, pelanggan baru baglog tersebut juga bertanya tentang tahapan, proses untuk melakukan budidaya jamur,” ujarnya.
Selain kepada para pembeli baglog, saat ini Muhtadin juga masih intensif mendampingi tujuh petani pelaku usaha jamur baru. Selain diajari mulai dari perawatan baglog hingga metode panen, mereka juga diajak Muhtadin bermitra untuk memenuhi permintaan jamur.
Nuryudi, Wakil Ketua Asosiasi Jamur Magelang Raya (JMR), mengatakan, selama setahun terakhir, banyak pihak mengajukan permintaan pendampingan dan pelatihan budidaya jamur kepada Asosiasi JMR. ”Saat ini kami masih mendampingi tiga kelompok tani dari Kecamatan Windusari dan juga masih menerima permintaan pelatihan yang sama dari Kecamatan Grabag dan Salam,” ujarnya.
Tanaman hias
Selain jamur, minat budidaya tanaman hias juga meningkat di Magelang. Iwan Widiatmoko, pelaku usaha bonsai dari Kecamatan Borobudur, mengatakan, sejak awal pandemi hingga sekarang, penjualan bonsai yang diproduksinya meningkat dari 10-15 bonsai per hari menjadi 20-25 bonsai per hari.
Ada sebagian yang membeli bibit atau bonsai setengah jadi kemudian mengembangkannya untuk dijual.
Tidak hanya sekadar hobi, sebagian pembeli akhirnya juga menggunakan tanaman tersebut sebagai bidang usaha baru. ”Ada sebagian yang membeli bibit atau bonsai setengah jadi kemudian mengembangkannya untuk dijual. Dalam aktivitas perdagangan tersebut, ada beberapa pembeli bahkan bertemu saya lagi karena bonsainya saya beli,” ujarnya.
Menyikapi kondisi pasar tersebut, Iwan berupaya memperbanyak produksi bibit. Bibit itu dijualnya dengan harga Rp 10.000 per pot. Harga bibit jauh lebih murah dibandingkan dengan harga jual bonsai jadi yang berkisar Rp 100.000 hingga Rp 5 juta per pot.
Putri, produsen tanaman hias asal Kecamatan Mungkid, mengatakan, permintaan tanaman hias saat ini masih mencapai 25 tanaman per minggu. Angka itu jauh di atas permintaan saat kondisi normal yang hanya 10 tanaman per minggu.
Dari jumlah itu, sekitar 80 persen merupakan permintaan dari pelanggan baru. Rata-rata pelanggan baru membeli satu hingga tiga pot tanaman. Sebagian di antaranya kembali membeli dan banyak bertanya perihal budidaya tanaman hias kepada Putri.