Komplotan perampok di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tidak hanya mencuri Rp 15,9 juta di kantor produk minuman itu, tetapi juga meninggalkan trauma bagi korban. Mereka sempat disekap oleh komplotan tersebut.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
Agus Setiawan, Wakil Pimpinan Direct Sales Yakult Cabang Cirebon, seharusnya pulang ke rumah sore itu, Selasa (9/11/2021). Namun, perampok menyekapnya bersama enam karyawan lain. Perampok tidak hanya mencuri belasan juta rupiah, tetapi juga meninggalkan trauma pada korban.
Tindakan kriminal itu terjadi sekitar pukul 15.20 di Kantor Direct Sales Yakult Cabang Cirebon di Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Lokasinya berada di pinggir jalan raya yang ramai dilintasi pengendara dari dan menuju Indramayu.
Kantor itu terletak sekitar 4 kilometer dari Markas Kepolisian Resor Cirebon Kota. Pagar besi kantor yang tingginya sekitar 1 meter terbuka lebar agar minibus pembawa Yakult bisa bongkar muat.
”Kami lagi ngumpul di dalam (kantor), tiba-tiba ada empat orang masuk. Tiga (orang) bawa senjata api, yang satu bawa samurai agak pendek,” kata Agus, Rabu (10/11/2021). Sore yang biasanya diisi obrolan ringan sontak menjadi suasana mencekam. Jangankan tertawa, berbicara pun mereka tak sanggup.
”Duduk, diam. Kami perampok,” ucap Agus menirukan seruan pelaku tersebut. Agus dan empat orang lainnya lalu digiring ke sebuah mushala, sedangkan karyawan lain kabur melalui pintu belakang. Di tempat shalat seluas 2 meter x 3 meter itu kelima orang tersebut meringkuk ketakutan.
”Di situ mereka nanya di mana kunci brankas. Kami bilang, enggak tahu. Ada pemukulan sekali ke bagian mata atasan saya dengan menggunakan gagang pistol. Enggak tahu itu pistol beneran atau tidak,” ujarnya.
Tidak mendapatkan brankas, para perampok lalu merampas uang sekitar Rp 15,9 juta di laci kasir. Sore hari memang waktu penyetoran uang hasil penjualan produk minuman itu. Di bagian depan kantor, dua penjaga gudang juga ditahan sementara. Kedua tangan mereka diikat dengan tali rafia.
Dalam ingatan Agus, beberapa perampok tidak mengenakan penutup wajah. Namun, ia tak mengenali muka mereka. Sekitar 15 menit disekap, kepala Agus lebih banyak tertunduk. Ia menatap sajadah di mushala, berharap Yang Mahakuasa menolongnya.
”Perampokan selesai setelah ada yang berteriak, ’polisi lewat’,” kata Agus. Komplotan perampok itu lalu kabur dengan mobil yang dijaga dua anggota mereka. Adapun Agus dan karyawan lainnya yang sempat ditahan masih syok.
”Waktu itu (saya) panik, antara benar atau tidak. (Kejadian) ini bohongan atau bener?” katanya. Agus yang baru sebulan pindah tugas ke Cirebon harus mengalami trauma. Bahkan, pemimpinnya hari ini absen untuk menenangkan diri sekaligus mengobati luka lecet di dekat matanya.
Kami masih mengumpulkan alat-alat bukti.
Agus mengatakan, operasional kantornya tetap berjalan. Namun, aksi kriminalitas tersebut dikhawatirkan menghambat kegiatan usaha di Cirebon. Apalagi, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Cirebon membentuk Satgas Percepatan Investasi dan Pelayanan Umum demi membangun iklim usaha yang kondusif. Salah satu tugasnya, menindak siapa pun yang menghambat investasi.
Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar mengatakan, penyelidikan kasus perampokan tersebut terus dilakukan. Saat ini, sekitar 10 saksi telah dimintai keterangan. ”Kami masih mengumpulkan alat-alat bukti,” ujarnya.
Pihaknya juga masih membuat profil terduga pelaku berdasarkan keterangan para saksi. Sayangnya, polisi tidak menemukan kamera pemantau di tempat kejadian perkara. Saat ditanya kemungkinan keterlibatan orang dalam pada kejadian itu, Fahri menegaskan masih menyelidiki kasus tersebut.
Kasus pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Polres Cirebon Kota bukan kali ini saja. Selama 2020, pencurian dengan kekerasan di Cirebon tercatat 36 kasus. Adapun Januari-Maret 2021, tercatat enam kasus.
Agus berharap pelaku perampokan segera diringkus. Dengan begitu, traumanya bisa terobati dan kejadian serupa tidak dialami oleh pelaku usaha lainnya.