Dongkrak Pariwisata, Surakarta dan Yogyakarta Sinergikan Kalender Acara

Pemerintah Kota Surakarta dan Yogyakarta berencana saling menyinergikan kalender acara yang dimiliki masing-masing. Upaya tersebut diyakini mampu mengembangkan potensi wisata kedua daerah.

KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Pengunjung bermain di wahana permainan air di Taman Balekambang, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (14/5/2021). Tingkat kunjungan wisata terhitung masih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Meski demikian, destinasi wisata tersebut menerapkan protokol kesehatan ketat.

SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta di Jawa Tengah dan Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta berencana saling menyinergikan kalender acara yang dimiliki masing-masing. Upaya tersebut diyakini mampu mengembangkan potensi wisata kedua daerah, khususnya potensi wisata yang berbasis event, festival, ataupun gelaran-gelaran lain.

Upaya membangun sinergi kalender acara tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama yang dilakukan oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Bale Tawangarum, Balai Kota Surakarta, Rabu (10/11/2021).

”Intinya, Pemkot Yogyakarta dan Pemkot Surakarta sepakat untuk bersama-sama mengembangkan kawasan aglomerasi ini. Ini menjadi suatu kawasan berbasis pariwisata, ekonomi, dan lain-lain. Keduanya juga sama-sama kota pariwisata,” tutur Haryadi seusai penandatanganan kesepakatan bersama itu.

Baca juga : Solo Great Sale Bukukan Transaksi Rp 1,1 Triliun dalam Satu Bulan

KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Mobil listrik pemberian Yayasan Tahir kepada Pemerintah Kota Surakarta berkeliling di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021). Menurut rencana, mobil listrik itu akan menjadi daya tarik wisata baru di kota tersebut.

Selanjutnya, Haryadi menyatakan, kerja sama kedua kota tidak hanya berhenti pada seremoni penandatanganan. Pihaknya menyebutkan, nanti akan digelar acara-acara yang saling melibatkan. Ajang belanja tahunan seperti Solo Great Sale, misalnya, bisa saja nantinya diadakan bersama di dua kota menjadi Jogja-Solo Great Sale.

Kami enggak pengin ada event yang saling overlaping ataupun event yang saling berkompetisi. Kami ingin saling mengisi.

Selain itu, lanjut Haryadi, ajang-ajang wisata olahraga juga kelak bisa diadakan bersama. Salah satunya seperti maraton yang biasanya menarik minat banyak orang. Bisa juga berupa gelaran e-sport yang belakangan banyak digandrungi publik.

”Kami nanti akan bikin program-program konkret. Ada beberapa hal seperti Jogja-Solo Great Sale, Maraton Jogja-Solo, kemudian e-sport nantinya juga bisa kita kembangkan bersama,” ucap Haryadi.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Ambulans yang berisi tenaga kesehatan dengan APD melintas di persimpangan Tugu, Yogyakarta, Rabu (14/7/2021). Barikade dipasang di persimpangan tersebut untuk mencegah kendaraan memasuki kawasan Malioboro. Penyekatan sejumlah ruas jalan serta pemeriksaan di perbatasan provinsi diperketat seiring semakin meningkatnya penyebaran Covid-19.

Haryadi mengatakan, penandatanganan kesepakatan bersama itu akan dilanjutkan dengan koordinasi dari organisasi pemerintah daerah (OPD). Diharapkan mulai Desember nanti sudah mulai tampak program-program nyata hasil kerja sama kedua belah pihak.

”Ini segera kita jalan semua. Kita follow up apa-apa saja kesepakatan bersama antara Pemkot Surakarta dan Yogyakarta,” kata Haryadi.

Adapun alasan dijalinnya kerja sama, lanjutnya, berkaitan dengan posisi Kota Surakarta sebagai pusat aglomerasi. Pengembangan potensi wisata pun dapat dilakukan bersama-sama dengan daerah yang lain. Bahkan, aksi saling mempromosikan juga dapat terjadi sehingga nanti bisa dipetik keuntungan bersama dari kegiatan pariwisata.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan membeli suvenir di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/8/2021).

Baca juga : Tour de Borobudur 2021 Picu Geliat Wisata Olahraga di Jateng

Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap menyambut proyek konkret hasil kerja sama tersebut. Pihaknya tak ingin ada gelaran-gelaran wisata yang saling menutupi sama lain. Menurut dia, lebih baik terjadi sinkronisasi agenda sehingga nanti wisatawan bisa menghadiri acara-acara yang ada di dua kota tersebut.

”Kami enggak pengin ada event yang saling overlaping ataupun event yang saling berkompetisi. Kami ingin saling mengisi,” kata Gibran.

Ia mengungkapkan, adanya gelaran-gelaran atraksi wisata yang bisa saling disinergikan juga berpotensi memicu kebangkitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Kondisi itu didukung dengan angka capaian vaksinasi yang tinggi dari kedua kota.

"Ini waktunya untuk ngegas lagi. Ini momennya tepat sekali dengan 10 November (Hari Pahlawan),” kata Gibran.