Dampak Banjir Kota Batu, Puluhan Rumah di Kota Malang Tergenang Banjir Lumpur
Banjir bandang terjadi di Kota Batu pada Kamis (04/11/2021) juga berdampak di Kota Malang, Jawa Timur. Puluhan rumah tergenang air bah bercampur lumpur. Sebagian warga mengungsi hingga kondisi aman.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Banjir bandang yang terjadi di Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) juga berdampak di Kota Malang, Jawa Timur. Puluhan rumah tergenang air bah bercampur lumpur. Sebagian warga memilih mengungsi hingga kondisi aman.
Dampak banjir bandang Kota Batu terasa di Kota Malang mulai sekitar pukul 17.00. Lokasi terdampak adalah di permukiman sepanjang Sungai Brantas. Misalnya permukiman penduduk di Jalan Jaksa Agung Suprapto Gang I, RT 011 RW 002 Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang; Kampung Putih Rampal Celaket; Kampung Warna-warni Jodipan; dan kampung-kampung di daerah aliran sungai Brantas. Sapuan air berlumpur itu berlangsung setengah hingga satu jam hingga air surut.
Di Jalan Bougenvil RT 001 RW 009, Lowokwaru, Kota Malang, setidaknya 69 rumah warga tergenang banjir lumpur. Saat ini warga bekerja bakti untuk membersihkan rumah dari lumpur. Warga yang rumahnya tergenang lumpur saat ini mengungsi di posko sekitar lokasi.
”Tadi tidak ada tanda-tanda awalnya. Juga tidak hujan. Hanya saja menjelang maghrib, tiba-tiba ada suara gemuruh dan langsung banjir lumpur sangat tinggi. Saya ajak anak saya untuk segera naik menjauh dan tak lama kemudian air meluap masuk ke rumah, menjebol dinding dapur dan pintu rumah,” kata Lasmini (67), warga RT 011 RW 002 Kelurahan Samaan, Kamis malam.
Lasmini tinggal di rumahnya bersama anak-anaknya (total berjumlah tiga orang). Rumahnya persis berada di pinggir aliran Sungai Brantas dengan ketinggian 3-5 meter dari dasar sungai.
Menurut Lasmini, kejadian banjir besar juga pernah dialaminya pada tahun 2015. Meski saat ini ia harus membersihkan rumah dan memperbaiki beberapa bagian rumahnya yang rusak, Lasmini masih bersyukur karena keluarganya selamat.
”Mau bagaimana lagi, ini kehendak-Nya. Semoga tidak ada banjir susulan lagi. Untuk sementara, kami akan mengungsi di rumah kakak di RW 001 di atas,” kata Lasmini. Menurut Lasmini, saat ini warga sekitar membutuhkan air bersih karena sumurnya terendam lumpur.
Tadi tidak ada tanda-tanda awalnya. Juga tidak hujan. Hanya saja menjelang maghrib, tiba-tiba ada suara gemuruh dan langsung banjir lumpur sangat tinggi
Arief (38), warga RT 011 RW 002 lainnya, mengatakan, air bah berlumpur masuk rumahnya. Padahal, rumahnya berada di ketinggian 3 meter dan berjarak 10-15 meter dari bibir sungai. ”Saya bersyukur keluarga saya tidak apa-apa. Hanya saja ternak ayam petarung milik saya hilang hanyut terbawa banjir. Tersisa 3 ekor itu pun sudah mati,” katanya.
Arief dan sejumlah warga di sana beternak ayam aduan di sempadan sungai. Mereka mengatakan belum tahu pasti total kerugian akibat hilangnya ternak ayam tersebut, tetapi bisa lebih dari puluhan juta rupiah. ”Banyak ayam aduan di sini. Jumlahnya mungkin 100 ekor,” kata Arief.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan, banjir di Kota batu juga turut berdampak di Kota Malang. Berdasarkan data sementara, setidaknya lebih dari 30 rumah warga tergenang banjir lumpur. Ketinggian air saat itu bisa mencapai setengah meter.
”Permukiman penduduk pinggir Sungai Brantas rata-rata terdampak. Seperti RT 011 RW 02 Celaket, kampung putih, kampung warna-warni, dan seterusnya. Saat ini BPBD masih terus melakukan asesmen dan mendata dampaknya,” kata Alie.
Banjir melanda di Kota Malang selama lebih kurang 1 jam. Selanjutnya, air mulai surut dan menyisakan lumpur di permukiman warga terdampak. Sepanjang menanti air surut, petugas menyarankan warga yang saat itu berada di dalam rumah pinggir sungai untuk mengungsi sementara. Salah satu titik pengungsian berada di Taman Senaputra, tak jauh dari permukiman warga.