Sebagian drainase di Kota Cirebon, Jawa Barat, dalam kondisi buruk. Akibatnya, saat hujan deras, banjir melanda beberapa wilayah di Cirebon.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kondisi drainase buruk memicu banjir di sejumlah wilayah di Kota Cirebon, Jawa Barat, saat hujan deras. Kondisi ini diperparah dengan perilaku warga yang membuang sampah sembarangan. Langkah antisipasi banjir pun disiapkan.
Drainase yang tak memadai, antara lain, tampak di Jalan Cipto Mangunkusumo, Rabu (3/11/2021). Saluran pembuangan itu hanya berupa beberapa lubang kecil berdiameter sekiar 10 sentimeter di pinggir trotoar. Bahkan, sejumlah lubang tertutup tanah dan sampah.
Akibatnya, ketika hujan deras, air tak tertampung dan menyebabkan banjir di daerah yang dipadati mal dan pusat perbelanjaan tersebut. Genangan bisa mencapai 40 sentimeter saat banjir. Sejumlah kendaraan yang memaksa melintas pun mogok.
”Persoalan banjir di Kota Cirebon itu karena drainase. Ini diperparah perilaku warga yang membuang sampah sembarangan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon Khaerul Bahtiar.
Buruknya drainase tergambar dalam data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cirebon yang diperbarui Mei tahun ini. Dari 51.601 meter drainase di kota seluas 37 kilometer persegi itu, sekitar 69 persen atau sepanjang 35.591 meter dalam keadaan buruk.
Artinya, drainase itu tidak lagi mampu menyerap air. Adapun drainase dalam kondisi sedang sepanjang 14.808 meter, sedangkan saluran pembuangan yang masih optimal menampung air hanya membentang 1.202 meter.
Data BPBD Kota Cirebon menunjukkan, selama 2017-2020 tercatat 71 kejadian banjir yang tersebar hampir sebagian wilayah kota. Kelurahan Kalijaga termasuk zona merah karena terjadi banjir lebih dari 8 kali selama periode tersebut.
Delapan kelurahan lainnya masuk dalam zona kuning dengan intensitas banjir 4 sampai 7 kali. Daerah itu adalah Jagasatru, Panjunan, Pulasaren, Kasepuhan, Pegambiran, Drajat, Kecapi, dan Harjamukti. Zona hijau dengan kasus banjir di bawah tiga kali tersebar di 13 kelurahan.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas PUPR dan dinas lingkungan hidup untuk mengantisipasi banjir. ”Kami sudah rapat teknis membahas drainase dan lainnya. Minggu depan kami akan kerja bakti massal. Salah satunya, membersihkan drainase,” kata Khaerul.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kota Cirebon Syahroni mengatakan, pemeliharaan drainase terus dilakukan memasuki musim hujan. Selain membersihkan sampah dan gorong-gorong, pihaknya juga menyedot lumpur di saluran pembuangan itu.
Cuaca buruk diperkirakan terjadi pada 31 Oktober-6 November nanti. (Ahmad Faa Izyin)
”Ini langkah antisipasi genangan air di badan jalan,” ucap Syahroni seperti dikutip dalam rilis Pemkot Cirebon beberapa waktu lalu. Ruas jalan yang kerap dilanda banjir saat hujan deras adalah Jalan Cipto Mangunkusumo dan Terusan Pemuda, dekat kantor Dinas PUPR.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kertajati Ahmad Faa Izyin mengingatkan pemda di wilayah pintura, termasuk Kota Cirebon, agar meningkatkan kewaspadaan akan bencana. ”Cuaca buruk diperkirakan terjadi pada 31 Oktober-6 November,” ujarnya.
Selain angin kencang dan kilat, curah hujan sedang di atas 150 milimeter per hari hingga hujan lebat dengan 500 milimeter per hari berpotensi terjadi tiga hari ke depan. Kondisi serupa juga diperkirakan berlangsung di hampir seluruh provinsi di Indonesia.