logo Kompas.id
NusantaraMenepis Kisah Kelam, Menata...
Iklan

Menepis Kisah Kelam, Menata Masa Depan

Bukannya untung, ibu dua anak itu justru dieksploitasi. Ia tidak menerima gaji selama sembilan bulan. Ia yang sebelumnya dijanjikan untuk menjadi PRT dan mengurus lansia dipekerjakan menjaga sembilan anjing.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/o83H-C1ByGtu3SZnkC6l6gN231g=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F20211028_131624_1635507801.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Indramayu Juwarih (tengah) mendatangi Kepolisian Resor Indramayu di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (28/10/2021). Juwarih melaporkan Rokaya, pekerja migran Indonesia, yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

Meskipun diiming-imingi gaji tinggi, bekerja di luar negeri sangat penuh risiko. Tidak jarang, pekerja rumah tangga (PRT) migran menjadi korban kekerasan, pelecehan, dan diperdagangkan. Pulang ke Tanah Air membawa kisah kelam, sebagian dari mereka melanjutkan pendidikan untuk menata masa depan.

Mutia Suparta (39), warga Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, baru berusia 15 tahun saat berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi PRT pada 1997. Kesulitan ekonomi keluarga memaksanya mengadu nasib ke negeri orang. Mimpinya melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi terhenti di kelas dua madrasah tsanawiyah.

Editor:
hamzirwan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000