Hampir Sepekan Banjir di Kabupaten Sintang Belum Surut
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih dilanda banjir akibat luapan Sungai Kapuas dan Melawi. Bantuan untuk warga terdampak terus didistribusikan secara perlahan, baik berupa makanan jadi maupun beras.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
SINTANG, KOMPAS — Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akibat meluapnya Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah sekitar sepekan belum surut. Di Kecamatan Sintang, misalnya, 6.000 keluarga terdampak. Distribusi bantuan terus dilakukan.
Banjir bisa dijumpai tidak jauh dari Kota Sintang, ibu kota Kabupaten Sintang. Misalnya di Kecamatan Sintang, sekitar 300 kilometer dari Pontianak, ibu kota Kalbar. Hingga Sabtu (30/10/2021), wilayah tersebut masih dilanda banjir setinggi 50 sentimeter hingga 2 meter.
Di Kecamatan Sintang terdapat 29 kelurahan/desa. Sebanyak 26 kelurahan/desa di antaranya diterjang banjir. Di Kecamatan Sintang, berdasarkan data dari Pemerintah Kecamatan, terdapat sekitar 6.000 keluarga terdampak banjir.
Berdasarkan pantauan Kompas, di Kampung Ladang, pada Sabtu pagi, rumah warga masih digenangi banjir. Warga yang ingin berbelanja kebutuhan pokok menggunakan perahu, terutama warga yang rumahnya direndam banjir setinggi 1 meter ke atas.
Paruji (55), salah satu warga Kecamatan Sintang, misalnya, mengarungi banjir menggunakan perahu, Sabtu pagi. ”Sudah empat kali banjir tahun ini. Perabotan rumah tangga kami pindahkan ke lantai atas,” kata Paruji dari atas perahunya.
Banjir kali ini lebih besar daripada banjir pada tahun 2010. Ketinggian banjir di rumahnya kali ini sekitar 1 meter. Karena sudah empat kali banjir setahun ini, sudah empat kali pula ia memindahkan barang ke dua rumahnya.
Senada dengan itu, warga lainnya, Juhen (34), mengungkapkan, banjir semakin sering terjadi. Banjir menghambat aktivitas warga. Akses warga menggunakan perahu. Apalagi ia bekerja sebagai buruh serabutan. Jika banjir terlalu sering, cukup menghambat aktivitasnya.
Belum seluruhnya terjangkau. Namun, secara perlahan bantuan terus didistribusikan.
Agar kebutuhan pokok terpenuhi, warga menstok kebutuhan makanan. Sari Isnaini (48), misalnya. Ia dan keluarga menstok mi instan dan telur. Selama banjir masih tinggi, ia akan tetap menstok makanan untuk persiapan.
Yusuf Rizal, Ketua RT 002 RW 001, Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang, menuturkan, warga ada yang berjaga 24 jam untuk memberikan peringatan dini jika ada kenaikan muka air karena intensitas hujan di perhuluan masih tinggi. Warga yang terendam banjir mengungsi ke rumah kerabat. Namun, tidak ada data yang pasti berapa jumlahnya.
Distribusi bantuan
Bantuan baik dari pemerintah maupun dari berbagai pihak untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Sintang terus didistribusikan. Camat Sintang Siti Musrikah mengatakan, pada hari Sabtu (30/10/2021), pihaknya telah membagikan nasi bungkus sebanyak 1.985 kepada warga. Makanan tersebut dimasak di dua dapur umum. Per hari, penyaluran nasi bungkus sekitar 1.800. Sukarelawan juga ada yang memberikan bantuan.
Makanan tersebut dibagikan ke 11 kelurahan/desa. Salah satunya Kelurahan Kapuas Kiri Hilir. Camat Sintang langsung memimpin di lapangan membagikan makanan menggunakan perahu bersama jajarannya.
”Belum seluruhnya terjangkau. Namun, secara perlahan bantuan terus didistribusikan,” kata Siti saat ditemui di lokasi banjir.
Selain makanan jadi, bantuan juga berupa beras. Beras yang didistribusikan pada hari Sabtu sekitar 24,16 ton untuk 26 kelurahan/desa bagi 4.832 keluarga. Kecamatan Sintang minimal memerlukan 23 ton beras karena penduduknya padat, yakni sekitar 78.000 orang.
Sahbul (54), salah satu warga penerima bantuan makanan, menuturkan, bantuan tersebut sangat bermanfaat baginya dan keluarga. Sebelum ada bantuan, ia dan keluarga berbelanja menggunakan perahu. Selain itu, ia harus berhemat. Ia dan keluarganya pindah ke lantai dua rumahnya sudah sekitar seminggu. Banjir di sekitar rumahnya setinggi 2 meter.
Senada dengan itu, Jainal Abidin (41), warga lainnya, menuturkan, dengan adanya bantuan makanan, bisa meringankan warga terdampak. Selama ini, ia berbelanja kebutuhan pokok ke warung terdekat menggunakan sampan sekitar 30 menit.