Penurunan Harga PCR Belum Serta-merta Tingkatkan Tes Mandiri di Surakarta
Pemkot Surakarta menilai, kebijakan menurunnya harga tes reaksi berantai polimerase (PCR) diharapkan mampu meningkatkan jumlah tes mandiri di daerah itu. Harga yang murah mempermudah warga mengakses layanan itu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Penurunan harga pemeriksaan reaksi berantai polimerase (PCR) Covid-19 belum serta-merta lantas meningkatkan capaian jumlah tes mandiri di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Alasannya, peningkatan jumlah tes harian juga dipengaruhi kondisi penularan Covid-19.
Kebijakan penurunan harga tes tertuang lewat Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK 02.02/1/3843/2021 tentang Batas Tarif Tinggi Pemeriksaan Reverse Transaction-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Surat itu ditandatangani Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, Selasa (27/10/2021).
Disebutkan, harga tertinggi tes RT-PCR di Jawa-Bali Rp 275.00 per orang. Sementara luar Jawa dan Bali, harga tertingginya Rp 300.000 per orang. Sebelumnya, harga tes PCR pernah mencapai Rp 900.000-Rp 1 juta per orang.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Cahyono Hadi di Surakarta, Jumat (29/10/2021), menyampaikan, aturan itu sudah mulai diterapkan. Saat ini, harga tes PCR senilai Rp 275.000 per tes dari sebelumnya Rp 475.000 sekali tes.
”Pelayanannya tetap sama meski harganya turun. Tidak ada bedanya. Waktu tunggu hasil juga masih satu hari,” kata Cahyono.
Akan tetapi, Cahyono mengatakan, penurunan harga tes belum serta-merta meningkatkan jumlah tes harian. Saat ini, jumlah tes harian di RSUD Dr Moewardi mencapai 30-40 orang per hari.
Dia menilai, peningkatan jumlah tes harian lebih dipengaruhi kondisi penularan Covid-19 dari suatu daerah. Sebab, angka penularan yang tinggi akan selalu diikuti jumlah tes yang tinggi pula. Saat pertengahan tahun 2021, jumlah tes tercatat jauh lebih tinggi.
Di RSUD Dr Moewardi, misalnya, kini tercatat merawat 19 pasien bergejala Covid-19. Sebanyak 11 pasien berstatus suspek. Sementara delapan orang lainnya terkonfirmasi positif.
Ruang perawatan Covid-19 yang dibuka pun hanya berjumlah 50 tempat tidur. Beberapa bulan lalu, rumah sakit tersebut membuka ruang perawatan Covid-19 hingga 650 tempat tidur.
Misalnya, ada warga yang menemukan harga tes PCR lebih mahal, laporkan saya. Saya rasa enggak ada yang berani. Warga sudah tahu harga barunya berapa.
Yakin naik
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yakin jumlah tes bakal meningkat seiring penurunan harga tes PCR. Oleh karena itu, dia meminta penyedia layanan tes mengikuti imbauan tersebut. Tujuannya, kata Gibran, agar masyarakat leluasa melakukan deteksi dini Covid-19.
Merujuk data Dinkes Kota Surakarta, Selasa hingga Kamis (28/10/2021), ada penambahan tes Covid-19 harian berjumlah lebih dari 1.400 orang per hari. Jumlah itu terdiri dari tes PCR dan antigen. Namun, tes PCR masih lebih sedikit dibandingkan dengan tes antigen.
Pada Selasa, jumlah tes PCR menjangkau 708 orang. Sementara tes antigen mencapai 766 orang. Lalu, pada Rabu, jumlah tes PCR hanya mencapai 489 orang dan antigen 1.040 orang. Adapun di hari Kamis, jumlah tes antigen dan PCR masing-masing 725 orang per hari.
Ke depan, Gibran akan mengawasi penerapan kebijakan harga batas atas tes PCR. Pengawasannya di bawah Dinkes Kota Surakarta. Meski diturunkan harganya, ia meminta agar tidak ada penurunan kualitas layanan.
”Aturannya sudah seperti itu. Nanti kita cek. Misalnya, ada warga yang menemukan harga tes PCR lebih mahal, laporkan saya. Saya rasa enggak ada yang berani. Warga sudah tahu harga barunya berapa,” kata Gibran.