Hampir 20 Tahun Rusak Berat, Jalan Trans-Adonara Akhirnya Diperbaiki
Selama hampir 20 tahun, Jalan Trans-Adonara di NTT yang rusak berat akhirnya diperbaiki. Warga berharap kualitas perbaikan jalan lebih bagus dibandingkan sebelumnya yang terkesan asal-asalan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
ADONARA, KOMPAS — Jalan Trans-Adonara di Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, mulai diperbaiki setelah rusak berat hampir 20 tahun. Masyarakat menyambut gembira perbaikan jalan vital di pulau berpenduduk sekitar 125.000 jiwa itu.
Trans-Adonara merupakan jalur utama transportasi untuk angkutan penumpang dan barang. Jalur itu terhubung dengan penyeberangan ke Pulau Flores. Lewat jalur itu, sejumlah komoditas dari Adonara dipasarkan bahkan hingga Pulau Jawa, salah satunya kopi
Pada Jumat (29/10/2021), ekskavator masih membersihkan jalur di titik kerusakan terparah. Jalur sepanjang lebih kurang 7 kilometer itu dimulai dari Desa Baniona, Kecamatan Wotan Ulumado, hingga Desa Terong, Kecamatan Adonara Timur. Di sepanjang jalur itu, aspal terkelupas dan menyisakan banyak lubang.
Selain diperbaiki, lebar badan jalan juga dibuat semakin lebar, dari 5 meter menjadi 8 meter. Pembuatan parit juga dilakukan sisi jalan.
Informasi yang tertulis di papan proyek menyebutkan, perbaikannya jalan akan berlangsung 180 hari kerja. Total anggarannya Rp 9,5 miliar berasal dari pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur, perusahaan milik pemerintah pusat. Pembangunan jalan itu di bawah tanggung jawab Pemerintah Provinsi NTT.
Emanuel Masan (37), warga Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, mengatakan, masyarakat menyambut baik perbaikan jalan itu. ”Bertahun-tahun kami merindukan perbaikan jalan. Kalau pakai mobil, waktu tempuh di jalan rusak parah sejauh tujuh kilometer saja butuh 45 menit,” katanya.
Ketika musim hujan, lanjutnya, waktu tempuh bisa lebih lama. Jalan bahkan kerap terputus lantaran air sungai meluap menutupi badan jalan. Di sepanjang jalan itu, juga terdapat beberapa jembatan tua yang nyaris ambruk. Jembatan itu dibangun sekitar lebih dari 30 tahun silam.
Emanuel berharap, jalan dan jembatan dibangun dengan kualitas terbaik. Berkaca pada perbaikan jalan sekitar tahun 2002, daya tahannya tidak sampai enam bulan. Jalan rusak kembali ditandai aspal yang mengelupas.
”Jangan sampai kontraktor hanya mau cari untung saja. Kami berharap pemerintah melakukan pengawasan ketat,” kata Emanuel.
Albertus Suba Ama (36), warga Desa Baniona, menyakini, apabila kondisi jalan sudah baik, tidak hanya pinang, kopi, atau kemiri yang bisa disalurkan ke luar pulau. Petani di Adonara akan menjual sayur, ikan, dan hasil kebun ke Flores. ”Jalur transportasi Adonara ini pasti akan semakin ramai,” kata Suba Ama.
Prioritas NTT
Wakil Gubernur NTT Josef N Soi mengatakan, pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah NTT akan dikebut. Pendanaannya diambil dari APBD dan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur.
”Jadi pinjaman ini semata-mata untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di NTT. Kalau hanya menunggu APBD, rasanya sulit, mengingat jumlahnya terbatas dan waktunya akan lebih lama lagi,” kata Josef. Dia mengatakan, besaram pinjaman sekitar Rp 1,5 triliun.
Pemprov NTT menargetkan perbaikan jalan sepanjang 906 kilometer akan dikebut selama tahun ini. Adapun total jalan rusak di NTT sepanjang 2.650 kilometer. Di luar status jalan provinsi itu, terdapat jalan kabupaten sepanjang lebih kurang 8.000 kilometer yang sebagian besar masih rusak.