Kejar Target, Pemkot Pontianak Gelar Vaksinasi hingga Malam
Berbagai upaya dilakukan Satgs Covid-19 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, untuk mencapai target 70 persen vaksinasi dosis pertama di akhir Oktober. Vaksinasi dilakukan pagi hingga malam hingga vaksinasi di taman-taman.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kota Pontianak berpacu dengan waktu untuk mencapai target 70 persen cakupan vaksinsi dosis pertama di akhir Oktober tahun ini. Untuk berbagai upaya dilakukan, mulai dari vaksinsi pagi hingga malam dan dari rumah ke rumah.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Rabu (27/10/2021), mengatakan, target tersebut menjadi patokan melaksanakan ”gebyar vaksinsi” di Kota Pontianak. Berbagai upaya terus dilakukan.
”Vaksinasi dari pagi hingga malam hari. Selain itu, Satgas Covid-19 Kota Pontianak juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan agama menyosialisasikan vaksinasi,” ujar Edi saat ditemui, Rabu.
Kerja sama juga dibangun bersama TNI-Polri dan Pemerintah Provinsi Kalbar. Beberapa taman di Kota Pontianak dibuka untuk tempat pelaksanaan vaksinasi hingga malam hari agar masyarakat mudah menjangkau layanan.
Hingga Rabu (27/10) cakupan vaksinasi dosis pertama Kota Pontianak sebesar 64,35 persen, dari total target 473.070 orang. Sementara vaksinasi dosis kedua 47,6 persen. Menurut Edi, untuk mencapai target 70 persen hingga akhir Oktober diperkirakan masih ada sekitar 20.000 orang lagi yang harus divaksin selama lima hari ke depan.
”Vaksinsi dosis pertama setiap harinya kini hanya sekitar 1.000 orang. Idealnya setiap hari vaksinasi dosis pertama berkisar 3.000-4.000 orang,” ujarnya lagi.
Masyarakat tidak semuanya mau divaksin meskipun sudah didatangi dari rumah ke rumah. Berbagai jalan sudah ditempuh di antaranya vaksinasi dengan dibarengi dengan kegiatan sosial, misalnya bantuan beras dan sebagainya, namun warga masih banyak yang belum bersedia atau bisa divaksin.
Vaksinasi dari pagi hingga malam hari. Selain itu, Satgas Covid-19 Kota Pontianak juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan agama menyosialisasikan vaksinasi.
Rata-rata penyebab warga belum divaksin beragam. Ada warga yang secara kesehatan tidak memenuhi syarat. Selain itu, karena ada resistensi dan menganggap situasi normal sehingga tidak perlu divaksin. Ada juga kendala waktu, misalnya ada warga yang sulit meninggalkan pekerjaan.
”Meskipun waktu kian pendek, kami tetap berupaya mencapai target tersebut. Ya, setidaknya upaya yang dilakukan menghasilkan progres,” ungkap Edi.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga, menilai, semua strategi untuk mencapai target vaksinasi sudah dilakukan pemerintah khususnya di Pontianak. Sekarang tinggal bagaimana respons masyarakat.
Sebagian masyarakat kemungkinan belum terakses dengan informasi terkait adanya kegiatan vaksin. Dengan demikian, kegiatan promosi vaksinasi hendaknya lebih ditingkatkan dengan melibatkan semua lini.
Loren (48), salah satu warga Pontianak, menuturkan, di lingkungannya masih ada warga yang takut untuk vaksin. Hal itu disebabkan karena adanya hoaks terkait vaksin. ”Hal itu terkadang menjadi alasan sebagian warga tidak mau divaksin. Namun, itu kasuistik,” ungkap Loren.
Cerita-cerita hoaks terkait vaksin tersebar dan membuat sebagian warga ketakutan.