Pesawat Smart Air Jatuh di Bandara Ilaga, Pilot Meninggal Dunia
Insiden kecelakaan pesawat kembali terjadi di Papua. Pesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN jatuh sebelum mendarat di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pesawat kargo dari maskapai Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN jatuh sebelum mendarat di Bandar Udara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (25/10/2021). Pilot pesawat, Kapten R Kuntardi, meninggal dunia dalam insiden ini.
Kepala Bandara Ilaga Herman Sujito saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, pesawat kargo tipe Cessna C-208 ini jatuh sekitar pukul 07.30 WIT. Pesawat yang dikendalikan pilot Kuntardi bersama kopilot Efgie Vistantyo ini membawa sejumlah barang pangan ke Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.
”Pilot meninggal dunia saat dievakuasi ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis, sementara kopilot pesawat luka-luka,” kata Herman.
Herman menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk memindahkan pesawat dari ujung landasan. ”Penyelidikan insiden ini akan diserahkan kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),” ujarnya.
Bandara Ilaga adalah infrastruktur transportasi udara vital di kawasan Pegunungan Bintang. Bandara dengan panjang landasan pacu sekitar 600 meter ini melayani sekitar 50 kali penerbangan setiap hari, dari pukul 06.00 hingga pukul 12.30 WIT. Namun, hingga kini, bandara itu belum lagi dilengkapi fasilitas menara pengawas.
Kondisi itu menjadi buntut konflik bersenjata kelompok kriminal bersenjata (KKB). Pada 3 Juni 2021, KKB membakar menara pengawas dan ruang tunggu Bandara Ilaga. Untuk sementara, navigasi dilakukan menggunakan radio ground to air untuk navigasi pesawat.
Diduga ”undershoot”
Infrastruktur yang minim menambah kerentanan penerbangan di kawasan pegunungan itu. Sebelumnya pernah terjadi insiden pesawat menabrak gunung saat menuju Puncak atau tergelincir di Ilaga.
Selama 2017-2019 terjadi empat kecelakaan pesawat di Puncak. Salah satunya melibatkan twin otter bernomor registrasi PK-CDC pada 21 September 2019. Pesawat menabrak gunung di Distrik Hoeya di ketinggian 13.453 kaki atau sekitar 3.900 meter di atas permukaan laut. Empat penumpang meninggal dalam kejadian itu.
Anggota Staf Komite KNKT Wilayah Papua, Norbertus Tunyanan, mengatakan, pilot diduga mendarat darurat sebelum landasan pacu Bandara Ilaga. Dalam dunia penerbangan, istilah ini disebut undershoot. ”Kami belum mengetahui terjadinya undershoot. KNKT pusat akan menyelidiki insiden ini,” kata Norbertus.