Libatkan Siswa, Jabar Genjot Vaksinasi Warga Lansia
Meskipun telah dimulai pada Maret 2021, capaian vaksinasi Covid-19 kepada warga lansia di Jawa Barat masih rendah. Guna meningkatkan capaiannya, siswa dilibatkan mengajak keluarganya yang berusia lanjut untuk divaksin.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 terhadap warga lanjut usia di Jawa Barat baru mencapai 38,5 persen untuk dosis pertama dan 20,8 persen untuk dosis kedua. Guna meningkatkan capaian itu, siswa dilibatkan mengajak keluarganya yang berusia lanjut untuk divaksin.
Sasaran vaksinasi Covid-19 di Jabar sekitar 37,9 juta orang. Sejumlah 3,4 juta di antaranya warga lanjut usia (lansia). Meskipun telah dimulai pada Maret 2021, capaian vaksinasi warga lansia masih lebih rendah dibandingkan tenaga kesehatan, petugas layanan publik, dan masyarakat umum.
Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya terus berupaya mempercepat vaksinasi. Penyuntikan vaksin kepada pelajar dalam mendukung pembelajaran tatap muka juga dimaksimalkan untuk menyasar warga lansia.
Dalam pekan vaksinasi pelajar yang sedang berlangsung di Jabar, siswa diminta mengajak orangtua atau kakek/nenek untuk ikut divaksin. ”Satu siswa membawa satu warga lansia itu sangat bagus karena kami masih punya PR (pekerjaan rumah), yaitu (vaksinasi) lansia,” katanya saat meninjau vaksinasi pelajar di SMP Negeri 41 Kota Bandung, Senin (25/10/2021).
Kegiatan itu diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional II Jabar bersama Bank BJB. Selain di Bandung, vaksinasi juga berlangsung di Kota Cirebon, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Karawang.
Atalia menuturkan, salah satu kendala dalam vaksinasi warga lansia, terutama di desa, adalah sulitnya akses menuju tempat penyuntikan vaksin. Pihaknya pun telah mengerahkan bidan desa untuk mendatangi rumah warga lansia.
”Mereka (warga lansia) belum divaksin karena sulitnya akses transportasi. Mau ke sentra vaksinasi kejauhan. Kami punya program menggerakkan para bidan desa untuk jemput bola,” ujarnya.
Meskipun telah dimulai pada Maret 2021, capaian vaksinasi warga lansia masih lebih rendah dibandingkan tenaga kesehatan, petugas layanan publik, dan masyarakat umum.
Menurut Atalia, hoaks tentang vaksin juga menjadi faktor kendala lainnya. Oleh karenanya, ia mendorong peningkatan literasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19.
”Masih ada masyarakat yang termakan hoaks, ada mikrocipnyalah, bisa meninggallah, dan lainnya,” ucapnya.
Kasus aktif (dalam perawatan atau isolasi) Covid-19 di Jabar terus berkurang dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini kasus aktif berjumlah 1.284 orang. Jumlah itu menurun drastis dibandingkan Juli lalu yang mencapai 100.000 orang.
Meski demikian, pandemi belum berakhir sehingga penularan Covid-19 mesti diwaspadai dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi. ”Kasus masih naik-turun, artinya kita tidak boleh lengah. Oleh karena itu, saya apresiasi vaksinasi didukung semua pihak, termasuk OJK dan seluruh masyarakat,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui laman vaksin.kemkes.go.id, vaksinasi dosis pertama di Jabar telah menyasar 20,87 juta orang (55 persen) dan dosis kedua kepada 12,07 juta orang (31,8 persen). Vaksinasi ditargetkan rampung pada akhir 2021.
Kepala OJK Regional II Jabar Indarto Budiwitono mengatakan, pihaknya ditugaskan pemerintah pusat untuk memvaksin sekitar 468.000 warga Jabar. Bulan ini, kegiatan tersebut menyasar pelajar sekaligus membuka akses keuangan bernama Simpanan Pelajar atau Simpel.
”Ini juga bentuk sinergi OJK bersama BJB dalam meningkatkan vaksinasi dan literasi keuangan. Apalagi, Oktober ini adalah bulan inklusi keuangan,” ucapnya.