Kebun Binatang Surabaya dan Taman, Alternatif Menjauh dari Sengatan Matahari
Pemerintah Kota Surabaya mulai membuka delapan taman kota sejak Jumat (22/10/2021) dengan menerapkan sistem kuota dan pengunjung wajib ”scan” aplikasi Peduli Lindungi. Adapun anak-anak wajib didampingi orangtua.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
”Panasnya tiada kepalang. Sepekan terakhir matahari serasa persis di atas ubun-ubun. Gerah sekali, jadi perlu cari tempat untuk menjauh dari sengatan matahari,” kata Elisabeth (35), warga Gunung Anyar yang sejak Minggu (24/10/2021) mengajak suami dan anaknya ke Taman Flora di Jalan Ngagel, Surabaya.
Suhu udara mencapai 36 derajat celsius dirasakan oleh arek Suroboyo, paling tidak sudah sepekan terakhir. Di tengah paparan suhu udara yang superpanas, juga belum ada tanda-tanda hujan segera menyirami kota yang dihijaukan oleh 450 taman ini.
Pekan ini pula Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya sejak Jumat (22/10/2021) resmi membuka delapan taman kota dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Sejak dibuka, taman kota yang paling banyak dikunjungi adalah Taman Flora sebanyak 600 orang dan Taman Prestasi 300 orang.
Delapan taman kota yang dibuka adalah Taman Flora, Taman Sejarah, Taman Cahaya, Taman Harmoni, Taman Pelangi, Taman Kebun Bibit, Taman Prestasi, dan Taman Ekspresi. Untuk bisa masuk ke area taman, pengunjung tak bisa asal masuk. Namun, pengunjung wajib melakukan pemindaian QR code barcode melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Kepala DKRTH Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, anak-anak diperbolehkan masuk ke dalam taman kota dengan syarat wajib didampingi orangtua masing-masing. Para pengunjung juga akan dipantau oleh tim yang bertugas mengawasi penerapan protokol kesehatan selama berada di area taman.
Pembukaan taman kota, menurut Anna, telah mendapat asesmen dari Tim Satgas Covid-19 Kota Surabaya. ”Kami memperbolehkan anak di bawah usia 12 tahun masuk ke taman bersama orangtua dengan menunjukkan QR code barcode aplikasi Peduli Lindungi, yang artinya orangtua tersebut sudah divaksin,” ujarnya.
Pembukaan delapan taman kota tersebut dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 06.00 sampai pukul 11.00 dan sesi kedua dibuka pukul 13.00 hingga pukul 17.00. Selain itu, para pengunjung masuk ke dalam taman secara bertahap.
Kami memperbolehkan anak di bawah usia 12 tahun masuk ke taman bersama orangtua dengan menunjukkan QR code barcode aplikasi Peduli Lindungi, yang artinya orangtua tersebut sudah divaksin. (Anna Fajriatin)
Artinya, kapasitas pengunjung berdasarkan luas setiap taman karena luasnya berbeda-beda. ”Selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu, pembukaan taman kota sekaligus sebagai uji coba untuk menghitung kapasitas, baik pada akhir pekan maupun hari kerja,” ujarnya.
Di sisi lain, Anna tak menutup kemungkinan taman kota menjadi alternatif tempat untuk melaksanakan vaksinasi. Apabila dibutuhkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Salah satu taman yang sudah menjadi tempat vaksinasi adalah Taman Cahaya. Harapannya, jika ada warga yang belum divaksin, bisa langsung menjalani vaksinasi sebelum masuk ke taman.
Oleh karena itu, mantan Camat Jambangan ini berharap, meskipun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Surabaya sudah berada di level 1, warga diminta tidak abai dalam penerapan protokol kesehatan. Karena itu, ia juga meminta warga tetap bisa menjaga jarak dengan pengunjung lain agar tidak menimbulkan kerumunan serta tetap sering mencuci tangan dan menggunakan masker.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau DKRTH Surabaya Mohamad Iman Rachmadi menjelaskan, setiap pengunjung yang hendak memasuki taman mendapat estimasi waktu mulai 30 menit hingga maksimal 1 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerumunan di dalam taman serta agar pengunjung bisa masuk secara bergiliran.
”Setelah melakukan pengecekan QR code barcode Peduli Lindungi sebelum memasuki taman, nanti akan terlihat kapasitas pengunjung setiap taman. Apabila sudah memenuhi kuota pengunjung, pengunjung lain harus menunggu. Estimasi setiap pengunjung yang masuk mulai 30 menit sampai 1 jam, tidak bisa lebih karena harus bergantian dengan pengunjung lainnya,” jelas Iman.
Iman juga mengatakan, pihaknya mendirikan posko pengawasan terhadap pembukaan taman di setiap taman kota yang buka. Nantinya para petugas pengawas berasal dari DKRTH yang dibantu petugas Linmas Kota Surabaya.
”Petugas yang berjaga tentu akan bergiliran sesuai dengan jadwal. Nanti juga akan dibantu pihak Linmas Kota Surabaya,” katanya.
Begitu taman dibuka, sejak Sabtu dan Minggu, delapan taman langsung diserbu warga Surabaya. Alasannya, pembukaan taman menjadi alternatif tempat wisata dan edukasi, terutama bagi anak-anak.
Tetap membatasi pengunjung juga diterapkan pengelola Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS). Seperti pada Minggu (24/10/2021), jumlah pengunjung dibatasi hanya 75 persen dari kapasitas KBS yang sebanyak 7.500 orang.
Selain itu, juga diterapkan sistem kuota. Menurut Supangkat dari Humas KBS, pengunjung yang bersepeda di areal KBS yang sudah ada sejak 1918 seluas 32.000 meter persegi itu hanya dibatasi 100 orang dan hanya berlaku pada Sabtu dan Minggu. Pengunjung yang bersepeda diberi waktu pukul 06.00-10.00, sedangkan yang reguler pukul 08.00-16.00.
Paling disegerakan oleh warga Surabaya menjauh dari paparan sinar matahari yang tengah berada di atas ubun-ubun dengan mencari ruang terbuka yang hijau dan rimbun.