Target 70 Persen Vaksinasi pada Akhir Oktober Jadi Tantangan Kota Pontianak
Capaian target vaksinasi dosis pertama minimal 70 persen pada akhir Oktober masih menjadi tantangan Satgas Covid-19 Kota Pontianak. Vaksinasi kini dilakukan hingga ke tingkat RT dan mendatangi rumah-rumah warga.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Target capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama minimal 70 persen pada akhir Oktober menjadi tantangan Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagai strategi, perluasan jangkauan vaksinasi dilakukan dengan membuka sentra vaksin di tingkat RT/RW serta mendatangi rumah-rumah warga.
Hal itu dikemukakan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dalam upacara Hari Jadi Ke-250 Kota Pontianak, Sabtu (23/10/2021). Edi menuturkan, pemerintah terus berupaya menjalankan pembangunan di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Kini, Satgas Covid-19 Kota Pontianak dihadapkan pada tantangan mencapai target vaksinasi dosis pertama minimal 70 persen pada akhir Oktober.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar per 22 Oktober, cakupan vaksinasi dosis pertama Pontianak mencapai 63,35 persen dari total target 473.070 orang. Cakupan vaksinasi di Pontianak tertinggi se-Kalbar.
”Strategi untuk mencapai target 70 persen akhir Oktober, Satgas Covid-19 Pontianak berkoordinasi dengan komunitas, instansi terkait, dan door to door (rumah ke rumah) untuk menggelar vaksinasi. Kami menggerakkan instansi terus mengajak warga untuk divaksin,” papar Edi.
Soal ketersediaan vaksin, Edi mengungkapkan sudah mencukupi. Hanya saja, sebagian masyarakat kini beranggapan tidak perlu divaksin karena kasus sudah melandai. Selain itu, ada warga yang sulit meninggalkan pekerjaan sehingga vaksinasi diupayakan juga pada malam hari. ”Sosialisasi ke tokoh masyarakat dan bantuan bahan makanan pokok juga dilakukan agar masyarakat tergerak untuk vaksin,” ungkap Edi.
Pihaknya berupaya melibatkan masyarakat untuk menyukseskan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi menjadi hal krusial untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga diharapkan angka penularan Covid-19 tidak kembali melonjak.
Menurut Edi, aktivitas masyarakat belakangan sudah mendekati normal sehingga tatap perlu diwaspadai. Selain vaksinasi, protokol kesehatan menjadi kunci pengendalian Covid-19. Sejauh ini tidak ada warga yang diisolasi di rusunawa ataupun yang dirawat di rumah sakit.
”Namun, harus hati-hati karena mobilitas masyarakat menuju Pontianak cukup tinggi, baik di darat, laut, maupun udara,” ujar Edi.
Gubernur Kalbar Sutarmidji yang hadir dalam upacara tersebut juga menyoroti soal target minimal 70 persen vaksinasi Pontianak pada akhir Oktober. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam kunjungannya ke Pontianak, September lalu, mengatakan, target vaksinasi dosis pertama mesti mencapai minimal 70 persen jika warga Pontianak ingin aman.
Untuk menghalau masuknya kasus baru dari luar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar tetap memberlakukan ketentuan wajib negatif tes usap PCR baik untuk masuk maupun keluar Kalbar. Kebijakan tersebut telah dilakukan sejak tahun lalu.
Potret pembangunan
Selain menghadapi tantangan mencapai target cakupan vaksinasi, Pemerintah Kota Pontianak juga selama ini terus berupaya menjalankan pembangunan di tengah tekanan pandemi Covid-19. Menurut Edi, pihaknya berupaya menuntaskan penataan kawasan kumuh di Pontianak di tepian Sungai Kapuas. Dari 74 hektar (ha) kawasan kumuh di Pontianak pada 2013, kini tersisa sekitar 4 ha dengan kategori kumuh berat. Adapun kawasan kumuh ringan tersisa 12 ha.
Pemerintah memiliki program khusus menangani kawasan-kawasan tersebut malalui program ”Kotaku”. Sejumlah potensi di kawasan tersebut dikembangkan dengan kolaborasi antara Pemkot Pontianak dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Program penataan kawasan terus berlanjut. Saat ini, Pemkot Pontianak sedang menyelesaikan penataan tepian Kapuas dari Alun-alun Kapuas ke Pelabuhan Seng Hie sejauh 15 meter yang ditargetkan selesai pada 2022. Kawasan itu juga akan menjadi pusat kuliner yang diharapkan mendongkrak perekonomian masyarakat.
Salah satu kawasan kumuh yang telah ditata sebelumnya, yakni di daerah Parit Nanas, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, yang disebut Teras Parit Nanas. Kawasan tersebut telah diresmikan pada Rabu (15/9/2021). Kawasan itu terdapat parit dan berada di tepi Sungai Landak yang melintas di Pontianak.
Di kawasan itu dibangun taman, kemudian terdapat jembatan yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya. Selain itu, terdapat jalan di sepanjang parit di tepian Sungai Landak untuk berwisata. Kawasan Parit Nanas yang ditata sekitar 5 ha dan juga ada program bedah rumah sebagai program ikutannya untuk mengatasi kemiskinan.
Lokasi lain yang sudah lebih dulu ditata, misalnya di sekitar Alun-alun Kapuas, tepatnya di Kelurahan Benua Melayu Laut. Dampak ekonomi sudah mulai dirasakan masyarakat di lokasi tersebut. Menurut Edi, penghasilan total para pedagang di daerah itu berkisar Rp 50 juta-Rp 100 juta per hari.
Sutarmidji menambahkan, untuk selanjutnya, hal-hal bersifat tradisional bisa diangkat menjadi daya tarik wisata di Pontianak. Apalagi, terdapat waterfront di tepian Sungai Kapuas. Dia mendorong Pemkot Pontianak terus membuat terobosan di tengah pandemi, terutama terkait peningkatan perekonomian masyarakat.
Menurut Sutarmidji, salah satu sektor yang terdampak pandemi adalah jasa. Sektor ini salah satu andalan Pontianak selama ini. Jajaran pemkot hendaknya jeli memulihkan sektor jasa.