Capaian Vaksinasi Masih Menjadi Tantangan di Kalbar
Cakupan vaksinasi sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat belum mencapai 40 persen. Hal itu memengaruhi level pemberlakuan pembatasn kegiatan masyarakat. Perlu strategi berjenjang untuk mencapai target cakupan vaksinasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Capaian vaksinasi masih menjadi tantangan daerah. Hal itu terlihat dari cakupan vaksinasi pertama sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat yang masih di bawah 40 persen sehingga memengaruhi level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat, hingga 18 Oktober, dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, hanya Kota Pontianak dan Kota Singkawang yang cakupan vaksinasi dosis pertama sudah di atas 40 persen. Kota Pontianak sebesar 61,76 persen dari total sasaran 473.070 orang dan Kota Singkawang 43,03 persen dari total sasaran 164.965 orang. Sementara itu, 12 kabupaten masih di bawah 40 persen.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga, Rabu (20/10/2021), menilai, rendahnya cakupan vaksinasi di kabupaten karena belum tepat sasaran. Untuk di kabupaten diduga karena terkendala akses ke pelayanan kesehatan. ”Jadi, mesti jemput bola, misalnya dengan vaksinasi mobile,” ujar Agus.
Untuk itu, Satgas Covid-19 hendaknya memetakan terlebih dulu populasi target untuk vaksinasi. Setelah populasi diketahui, barulah bisa ditentukan strategi yang tepat dalam vaksinasi sehingga tepat sasaran. ”Penguatan promosi kesehatan dan edukasi ke masyarakat juga perlu,” kata Agus.
Cakupan vaksinasi dosis pertama di sejumlah daerah yang kurang dari 40 persen memengaruhi level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kepala Dinkes Provinsi Kalbar Harisson mengatakan, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomot 54 Tahun 2021 berlaku 19 Oktober-8 November, terdapat tiga kabupaten/kota yang berada pada PPKM level 2, yaitu Kabupaten Kayong Utara, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang.
Sementara itu, kabupaten yang berada pada PPKM level 3 adalah Kabupaten Sambas, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sanggau, dan Kabupaten Ketapang. Selain itu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Melawi.
Penentuan level PPKM di Kalbar sekarang dipengaruhi capaian vaksinasi Covid-19 di kabupaten/kota. Jika capaian vaksinsi dosis pertama masih di bawah 40 persen dari total sasaran, level PPKM kabupaten/kota akan dinaikan menjadi satu level.
”Misalnya Kabupaten Bengkayang karena capaian vaksinasi dosis pertama baru 34,85 persen. Maka, yang tadinya berada pada PPKM level 2 dinaikkan statusnya menjadi PPKM level 3,” ucap Harisson.
Sementara itu, di Kota Pontianak dan Kota Singkawang, capaian vaksinsi dosis pertama sudah di atas 40 persen. Oleh sebab itulah, level PPKM Kota Pontianak dan Kota Singkawang tidak dinaikan.
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, cakupan vaksinasi di kabupaten/kota sangat dipengaruhi seberapa jauh keseriusan kepala daerahnya dalam melakukan vaksinasi. ”Giliran vaksin tersedia, capaian vaksinasi tidak memadai. Namun, ketika vaksin kurang, mereka ribut,” kata Sutarmidji.
Pemerintah Provinsi Kalbar menargetkan Kota Pontianak, ibu kota Kalbar, bisa mencapai cakupan vaksinasi pertama 70 persen pada akhir Oktober. Kota Singkawang cakupan vaksinsinya pada akhir Oktober ditargetkan 50 persen.
Sementara itu, kabupaten lainnya minimal sudah mencapai 40 persen dari target pada akhir Oktober. Kemudian, pada akhir November tahun ini, vaksinasi dosis pertama di kabupaten mencapai 50 persen serta pada akhir Desember 60 persen.
Pantauan Kompas di Kota Pontianak, vaksinasi massal di sejumlah loksi gencar dilakukan untuk mendekatkan layanan vaksinasi dengan masyarakat. Bahkan, beberapa waktu lalu vaksinasi dilaksanakan pada malam hari.