Empat Bangunan di Blitar Rusak akibat Gempa Malang 5,1 M
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Blitar hingga mencapai skala intensitas III-IV MMI. Adapun di Malang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Lumajang, Pacitan, Mojokerto, Jember, dan Trenggalek intensitasnya II-III MMI.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/HUMAS POLRES BLITAR
Petugas kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memeriksa kerusakan di sebuah rumah warga akibat gempa 5,1 M di selatan Malang, Jumat (22/10/2021).
MALANG, KOMPAS — Empat bangunan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, rusak akibat gempa 5,3 M (dimutakhirkan 5,1 M) yang bersumber di perairan selatan Kabupaten Malang, Jumat (22/10/2021) pukul 09.21. Dari jumlah tersebut, tiga bangunan merupakan fasilitas umum dan satu lainnya rumah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengatakan tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam peristiwa ini. Hanya ada empat bangunan rusak, itu pun skalanya ringan dan menyebar di beberapa kecamatan.
Keempat bangunan yang rusak itu berada di Desa Binangun di Kecamatan Binangun, Serang di Kecamatan Panggungrejo, Wonotirto di Kecamatan Wonotirto, dan Sidorejo di Kecamatan Doko.
Di Binangun, kerusakan terjadi pada teras konsol Mushala An Nur. Lis gipsum kantor Desa Serang juga lepas. Di Wonotirto, satu atap unit rumah warga rusak dan temboknya retak akibat gempa. Kerusakan ringan juga terjadi di Balai Kesenian di Sidorejo. Plafon balai hampir lepas dan tembok pun rusak.
Kerusakan plafon bagian depan Gedung DPRD Kabupaten Blitar terlihat jelas dari Jalan Kota Baru Nomor 6, Banjarjo, Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, akibat gempa 6,1 M yang berpusat di selatan Malang. Foto diambil 12 April 2021.
”Sementara data yang masuk itu. Tidak ada pengungsian karena kerusakan ringan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pendataan dampak gempa,” ujar Cholik saat dihubungi dari Malang.
Di Kabupaten Malang, hingga Jumat siang belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan. Meski begitu, BPBD terus mencermati perkembangan dampak gempa itu.
”Sampai saat ini tidak ada laporan kerusakan bangunan. Semoga tidak ada. Kami tetap memantau perkembangannya,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Malang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mamuri mengatakan gempa berpusat di 8,81 Lintang Selatan 112,49 Bujur Timur atau 75 kilometer selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang. Hiposenter gempa berada di kedalaman 98 km dan tidak berpotensi tsunami.
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Blitar hingga mencapai skala intensitas III-IV MMI. Sementara di Malang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Lumajang, Pacitan, Mojokerto, Jember, dan Trenggalek, intensitas guncangannya II-III MMI.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Suasana pembukaan Sekolah Lapang Gempa di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (8/6/2021).
Warga Blitar merasakan guncangan itu. ”Di sini terasa sekali goyangannya. Saya sedang berada di dalam rumah langsung berlari keluar karena beberapa barang, seperti gerabah, sempat jatuh. Tetangga juga ikut keluar,” ujar Dwi Hariadi (34), warga Desa Pagerwojo, Kesamben, Blitar.
Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya tidak berada di bidang kontak antarlempeng, tetapi berada di bawah zona megathrust.
Menurut Dwi, sebagian warga masih trauma lantaran Kesamben menjadi salah satu daerah terdampak gempa 5,9 M yang berpusat di selatan Blitar, Mei lalu. Saat itu, gempa membuat ratusan rumah warga di Blitar, Kabupaten Malang, dan beberapa daerah lainnya rusak ringan-berat.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam cuitannya di Twitter mengatakan, gempa di selatan Malang kali ini berjenis kedalaman menengah. Gempa terjadi akibat deformasi/patahan pada bagian slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur.
”Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya tidak berada di bidang kontak antarlempeng, tetapi berada di bawah zona megathrust, yaitu di bagian lempeng yang sudah mulai menukik, yang dikenal sebagai zona Benioff,” katanya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik akibat masih adanya gaya tekan pada lempeng tektonik.